Hari Badak Nasional, WWF: Badak Indonesia Kritis  

Reporter

Jumat, 22 September 2017 19:33 WIB

Populasi Badak Jawa di Ujung Kulon Makin Berkurang. Tempo/Darma Wijaya

TEMPO.CO, Jakarta - Bertepatan dengan Hari Badak Nasional pada 22 September, ada fakta yang membuat miris. Menurut World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, dua spesies badak Nusantara, badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dan badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) saat ini tengah menghadapi situasi darurat.

Situasi kritis ini terjadi karena beberapa faktor, seperti tekanan habitat yang cukup masif di Sumatera, bencana alam letusan Gunung Anak Krakatau, penyakit yang ditularkan ternak, dan invasif tanaman langkap. "Pemerintah Indonesia perlu bereaksi cepat agar badak tidak bernasib sama seperti harimau Jawa yang sudah punah," ujar Arnold Sitompul, Direktur Konservasi WWF Indonesia, dalam keterangan yang diterima Tempo, Jumat, 22 September 2017.

Menurut dia, habitat badak Sumatera semakin habis. Dari delapan kantong habitat badak, saat ini hanya tersisa di tiga kawasan konservasi dan lindung. Ironisnya, status kawasan tidak menjamin kehidupan badak bebas dari ancaman. Jumlah badak diperkirakan kurang dari 100 dalam lima tahun terakhir.

"Kita berlomba dengan waktu untuk menyelamatkan badak Indonesia agar nasibnya tidak sama dengan harimau Jawa," kata Arnold.

Menurut dia, perlindungan terhadap habitat dan perkembangbiakan secara alami tidak cukup untuk menyelamatkan kelangsungan hidup badak. Arnold mengatakan badak perlu segera dipindahkan ke tempat yang aman, pembiakan semi alami yang lebih aktif, dan manajemen kawasan yang lebih baik.

Kondisi serupa juga terjadi pada populasi badak Jawa. Meski jumlahnya terbilang lebih baik ketimbang badak Sumatera, tapi habitatnya terancam. Kawasan semenanjung Ujung Kulon merupakan zona rawan tsunami karena letusan Gunung Anak Krakatau dan pergeseran lempeng benua.

Selain habitat, penyakit juga mempengaruhi populasi badak. Sensus yang dilakukan terhadap ternak masyarakat menunjukkan 90 persen kerbau milik masyarakat positif mengidap bakteri tripanosoma. Aktivitas ternak yang dibiarkan bebas di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon dikhawatirkan bisa menyebarkan bakteri tersebut kepada badak Jawa.

"Bukan tidak mungkin bisa menyebabkan kematian," ujar Arnold.

Untuk menghindari punahnya populasi karena bencana alam, perlu dilakukan pemecahan populasi badak Jawa di tempat baru dan dibutuhkan konservasi jangka panjang. Tantangan lain dalam konservasi badak Jawa di Ujung Kulon, menurut Arnold, adalah hadirnya pohon langkap, tanaman invasif yang memberikan gangguan terhadap pertumbuhan pakan badak.

Arnold mengatakan badak merupakan kebanggaan bangsa Indonesia. "Indonesia gagal menyelamatkan badak Sumatera dan badak Jawa dari kepunahan. Dunia akan kehilangan dua spesies ini," ucapnya.

ZUL’AINI FI’ID N.

Berita terkait

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

15 hari lalu

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

15 hari lalu

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.

Baca Selengkapnya

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

18 hari lalu

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

20 Februari 2024

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.

Baca Selengkapnya

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

11 September 2023

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

Katak langka ini berwarna oranye kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi bintik putih seperti mutiara dan berkilau saat disorot cahaya senter.

Baca Selengkapnya

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

23 Mei 2023

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

Laporan-laporan tentang pertemuan dengan orca yang agresif di lepas pantai Iberian mulai muncul pada Mei 2020, dan belakangan menjadi lebih sering.

Baca Selengkapnya

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

16 Desember 2022

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

Ini adalah bukti resmi pertama organ genital ular betina.

Baca Selengkapnya

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

21 September 2022

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

Ig Nobel diberikan kepada penelitian-penelitian yang dianggap paling aneh, konyol dan unik yang membuat 'tertawa namun kemudian berpikir'.

Baca Selengkapnya

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

23 Juli 2022

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

Jefferson peraih medali perunggu di olimpiade Biologi internasional di Armenia sudah merantau sejak SD. Memiliki segudang prestasi.

Baca Selengkapnya

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

16 Juni 2022

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

Di urutan ke-2 dan ke-3 ada Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia sebagai kampus terbaik di bidang Biologi. Kampus mana yang pertama?

Baca Selengkapnya