TEMPO.CO, Jakarta - Finalis Kalbe Junior Scientist Award menanyakan soal Rohingya saat bertemu Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi di Gedung Pancasila, Jakarta Pusat, Jumat, 13 Oktober 2017. Seorang siswa bernama Calvin dari Jepara, misalnya.Dia menanyakan tentang bagaimana peran Indonesia dalam membantu korban Rohingnya di Myanmar. Sedangkan siswi bernama Abigail dari Medan juga menanyakan mengenai tantangan bagi seorang Menteri Luar Negeri.
Tak hanya itu, Justin siswa yang berasal dari perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di Sanggau, Kalimantan Barat juga menanyakan bagaimana peran pemerintah Indonesia dalam merangkul masyarakat perbatasan agar tidak bergantung pada negara tetangga. Sontak, Menlu Retno kaget dengan pertanyaan kritis yang keluar dari siswa tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) tersebut.
"Indonesia tidak bisa tinggal diam. Kita tidak bisa hanya melihat suatu kejadian krisis kemanusiaan, maka itu Indonesia wajib membantu krisis ini," Menlu Retno menjawab.
Menlu Retno juga Indonesia telah melakukan banyak sekali hal tentang krisis Rohingya. Kejadian terakhir ini muncul pada tanggal 25 Agustus, saat itu juga kata Menlu Retno, Presiden Jokowi segera memerintahkan Menteri Luar Negeri untuk pergi ke Myanmar dan Bangladesh guna membantu menangani masalah yang ada. "Saat itu, Indonesia mengirimkan bantuan ke Bangladesh yang dibawa dengan 8 pesawat militer Indonesia," jelas perempuan asal Semarang tersebut.
Baca: Kalbe Junior Scientist Award, Dorong Inovasi Sains Anak
Menlu Retno juga menjelaskan, banyak tantangan yang dihadapinya ketika menjadi menteri. "Memperjuangkan kepentingan nasional, berkontribusi terhadap perdamaian dan lainnya adalah tantangan utama saya," kata Menlu Retno.
Untuk masalah perbatasan Indonesia, Menlu Retno menjelaskan bahwa ini merupakan salah satu prioritas Presiden Joko Widodo. "Bapak Presiden pernah bilang, kita bangun dari desa ke kota, kita bangun dari timur ke barat," ujar Retno.
Dia menjelaskan bahwa Presiden Jokowi memberikan perhatian khusus di wilayah-wilayah perbatasan agar warga perbatasan tidak merasa jauh dan diakui oleh negara kita. Perbatasan telah diperbaiki dan pertumbuhan ekonomi juga telah terpenuhi di daerah perbatasan.
"Ini saya memiliki foto perbatasan kita (menunjukan foto ke para finalis), bagus bukan?" kata Retno kepada finalis Kalbe Junior Scientist Award 2017.
Baca: Peluncuran Kalbe Junior Scientist Award 2017 di Jakarta
Kalbe Junior Scientist Award 2017 adalah program penghargaan kepada karya sains terbaik di Indonesia untuk siswa-siswi tingkat sekolah dasar dan menengah pertama. Program ini diselenggarakan PT Kalbe Farma Tbk sejak 2011. Tahun ini, PT Kalbe Farma menggandeng Tempo untuk mensukseskan program lomba sains nasional itu.
Untuk menambah wawasan, memberi keteladanan dalam mencintai pengetahuan, meraih cita-cita dan memiliki prestasi, para finalis KJSA yang terpilih mendapat kesempatan untuk dipertemukan dengan para tokoh inspiratif. Menteri Luar Negeri kemudian menjadi pilihan para panitia penyelenggara KJSA 2017 untuk memotivasi para finalis tahun ini.
Simak artikel menarik lainnya tentang Kalbe Junior Scientist Award hanya di kanal Tekno Tempo.co.
ZUL’AINI FI’ID N. | AMB