Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Inilah Pemicu Letusan Freatik Gunung Merapi

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Gunung Merapi setelah bereupsi usai terjadi letusan freatik yang terlihat dari desa Donoharjo, dekat Yogyakarta, 11 Mei 2018. Letusan yang terjadi di Gunung Merapi adalah freatik, yaitu letusan gas atau embusan asap dan material yang dipicu oleh tekanan gas yang berada di bawah permukaan. REUTERS/Dwi Oblo
Gunung Merapi setelah bereupsi usai terjadi letusan freatik yang terlihat dari desa Donoharjo, dekat Yogyakarta, 11 Mei 2018. Letusan yang terjadi di Gunung Merapi adalah freatik, yaitu letusan gas atau embusan asap dan material yang dipicu oleh tekanan gas yang berada di bawah permukaan. REUTERS/Dwi Oblo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan letusan freatik yang terjadi di Gunung Merapi, Jumat pagi, 11 Mei 2018, dipicu oleh tekanan dari akumulasi gas dan uap air yang mendorong material vulkanik sisa erupsi 2010.

Baca: Pintu Pendakian Gunung Merapi Ditutup Sementara

"Uap air dan gas terakumulasi kemudian mendobrak sisa material yang ada di dalam Gunung Merapi," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida di kantornya, Jumat.

Menurut Hanik, letusan freatik yang memicu kepulan asap tebal setinggi 5,5 kilometer dari Gunung Merapi itu hanya terjadi selama 5 menit dengan suhu udara di puncak gunung mencapai 80-90 derajat celsius sejak terpantau muncul pada pukul 07.40 WIB.

"Asapnya warnanya putih karena yang diembuskan berupa uap air dan abu. Abu itu karena adanya material-material lama yang terdorong adanya gas dari dalam tadi," kata dia.

Berbeda dengan letusan magmatik pada 2010 yang dipicu aktivitas magma dari perut Merapi, menurut dia, letusan freatik hampir tidak bisa diprediksikan sebelumnya dengan berbagai peralatan kegunungapian yang dimiliki BPPTKG saat ini.

Hal itu, menurut dia, karena sangat singkatnya gejala awal (prekursor) dengan letusan yang ada sehingga tidak bisa terdeteksi. Bahkan, kata Hanik, data rekaman seismik Gunung Merapi tidak menunjukkan kenaikan secara signifikan. Selain itu, rekaman CCTV yang terpasang di bibir kawah Gunung Merapi juga tidak menunjukkan perubahan morfologi pada puncak salah satu gunung teraktif di Indonesia tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Mudah-mudahan dengan teknologi ke depan kita bisa membangun teori-teori yang membuat kami bisa memprediksi (letusan freatik)," kata dia.

Menurut dia, hingga saat ini letusan freatik sudah terhitung tujuh kali sejak erupsi besar pada 2010. Letusan freatik tersebut juga tidak memiliki pengaruh atau memicu erupsi magmatik.

Setelah letusan freatik pada Jumat pagi, Hanik memperkirakan tidak akan ada letusan atau erupsi susulan. Menurut dia, suhu udara di Puncak Gunung Merapi telah kembali normal pada posisi 40-50 derajat celsius. "Setelah ini tidak ada tahapan apa-apa, sudah tenang dan tidak ada erupsi susulan," kata dia.

Meski saat ini kondisi Gunung Merapi sudah berstatus aktif normal, dia mengimbau masyarakat tetap waspada, meski tidak perlu panik. BPPTKG juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di radius 2 kilometer dari puncak Gunung Merapi. "Karena selama ini saat status normal pun kami meminta tidak ada aktivitas dengan jarak 2 kilometer dari puncak," kata Hanik.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

9 hari lalu

Mobil wisatawan terjebak di sungai Lereng Merapi Saat nekat susuri jalur jip lava tour Minggu (21/4). Dok. Istimewa
Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.


Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

9 hari lalu

Petani dan forum adat di Cangkringan Sleman lereng Gunung Merapi melakukan penanaman komoditas sorgum untuk pertama kalinya pada Senin (22/4). Tempo/Pribadi Wicaksono
Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

Iringan kesenian lokal itu sebagai harapan sorgum yang baru pertama kali dibudidayakan di lereng Merapi itu bisa memberikan manfaat.


Cerita dari Kampung Arab Kini

10 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

17 hari lalu

Atraksi jathilan di Sleman, DI Yogyakarta. Dok. Istimewa
Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.


Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

32 hari lalu

Suasana Pasar Takjil Kaliurang di lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta yang berlangsung 29-31 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.


Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

33 hari lalu

Kawasan wisata Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.


Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

42 hari lalu

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.


Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

58 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 24 Januari 2024. Data BPPTKG pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di daerah potensi bahaya dan menghimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar serta awanpanas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi yang saat ini berada di tingkat aktivitas Siaga (level III). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.


Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

58 hari lalu

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Jumat petang, 28 Juli 2023. Dok. BPPTKG.
Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.


Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

2 Maret 2024

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu, 24 Januari 2024. Menurut data BPPTKG telah terjadi Awan panas Guguran durasi 186.28 detik pada tanggal 24 Januari 2024 pukul 15:56 WIB dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya (kali Bebeng). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.