Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Temukan Partikel Hantu Neutrino di Antartika

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
IceCube Lab di bawah bintang pada tahun 2013. Kredit: Felipe Pedreros, IceCube/NSF
IceCube Lab di bawah bintang pada tahun 2013. Kredit: Felipe Pedreros, IceCube/NSF
Iklan

TEMPO.CO, Washington - Untuk pertama kalinya, para ilmuwan telah mampu melacak asal-usul partikel subatom hantu yang menempuh 3,7 miliar tahun cahaya untuk ke Bumi, sebagaimana dilaporkan laman CNN akhir pekan ini.

Baca: Ilmuwan: Robot Seks Tidak Punya Manfaat Medis
Baca: Ilmuwan Bikin AI untuk Komposer Musik, Bisa Kenali Emosi

Partikel kosmik berenergi tinggi yang berukuran kecil ini disebut neutrino, dan itu ditemukan oleh sensor yang berada jauh di dalam es Antartika dalam detektor IceCube.

Laman Washington Post menyebutkan 5.160 sensor yang terkubur lebih dari satu mil di bawah es mendeteksi satu neutrino hantu ketika berinteraksi dengan atom. Para ilmuwan kemudian menelusuri kembali partikel itu ke galaksi yang membuatnya.

Para ilmuwan dan observatorium di seluruh dunia mampu melacak neutrino ke sebuah galaksi dengan lubang hitam supermasif dan berputar cepat di pusatnya, yang dikenal sebagai blazar. Galaksi ini berada di sebelah kiri bahu Orion di rasinya dan berjarak sekitar 4 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Para ilmuwan mengatakan penemuan itu menandai era baru penelitian ruang angkasa, yang memungkinkan penggunaan partikel-partikel ini untuk mempelajari dan mengamati alam semesta dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Temuan itu menunjukkan bahwa para ilmuwan akan dapat melacak asal-usul sinar kosmik misterius untuk pertama kalinya.

"Identifikasi ini meluncurkan bidang baru astronomi neutrino berenergi tinggi, yang kami harapkan akan menghasilkan terobosan menarik dalam pemahaman kita tentang alam semesta dan fisika fundamental, termasuk bagaimana dan di mana partikel-partikel berenergi ultra tinggi ini diproduksi," Doug Cowen, seorang anggota pendiri kolaborasi IceCube dan profesor fisika dan astronomi dan astrofisika Penn State University, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Selama 20 tahun, salah satu impian kami sebagai sebuah kolaborasi adalah mengidentifikasi sumber-sumber neutrino kosmik berenergi tinggi, dan sepertinya akhirnya kami berhasil!"

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Temuan itu dipublikasikan dalam dua studi di jurnal Science, pada Kamis lalu. Satu penelitian termasuk deteksi neutrino, dan studi lanjutan menetapkan bahwa blazar ini telah menghasilkan neutrino dalam berbagai semburan sebelumnya pada tahun 2014 dan 2015.

Kombinasi pengamatan dan data di seluruh spektrum elektromagnetik, yang disediakan oleh observatorium di Bumi dan di ruang angkasa, membuat ini sebagai contoh utama tentang bagaimana astronomi "multimessenger" membantu membuat penemuan menjadi mungkin.

Astronomi multimessenger juga berkontribusi pada penemuan tabrakan bintang neutron yang menciptakan cahaya, gelombang gravitasi dan emas pada bulan Oktober.

"Era astrofisika multimessenger ada di sini," kata Direktur Ilmiah Sains Nasional AS, France Córdova dalam sebuah pernyataan. "Setiap utusan - dari radiasi elektromagnetik, gelombang gravitasi dan sekarang neutrino - memberi kita pemahaman yang lebih lengkap tentang alam semesta, dan wawasan baru yang penting ke obyek dan peristiwa yang paling kuat di langit.”

“Terobosan seperti itu hanya mungkin melalui komitmen jangka panjang untuk penelitian fundamental dan investasi dalam fasilitas penelitian yang luar biasa."

Simak artikel lainnya tentang temuan partikel hantu neutrino oleh ilmuwan hanya di kanal Tekno Tempo.co.

CNN | WASHINTON POST

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis, Berikut Proses Terciptanya

4 hari lalu

Aurora australis yang dipotret Nana Mirdad di Selandia Baru, Sabtu, 11 Mei 2024 (Instagram/@nanamirdad_)
Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis, Berikut Proses Terciptanya

Aurora adalah tampilan cahaya alami yang berkilauan di langit. Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis.


Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

6 hari lalu

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini. Foto: Canva
Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 11 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.


Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

11 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.


BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

20 hari lalu

Penutupan akses jalan di depan kantor BRIN di Jalan Raya Serpong-Parung gagal dilakukan, Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024


Ilmuwan Muda Indonesia Ikut Ekspedisi Jelajahi Antartika

11 Maret 2024

Bongkahan es raksasa yang terbentuk dari sisi barat Ronne Ice Shelf di Antartika. Kredit: ESA/Earth Observation
Ilmuwan Muda Indonesia Ikut Ekspedisi Jelajahi Antartika

Gerry Utama dari Indonesia ikut ekspedisi ke kutub selatan untuk menjelajahi Antartika.


Peneliti Cina Meriset Antarktika, Mengebor Danau Subglasial Kedalaman 3.600 Meter

3 Maret 2024

Cina membangun pusat penelitian Brasil di Antarktika senilai US$ 100 juta. [SOUTH CHINA MORNING POST]
Peneliti Cina Meriset Antarktika, Mengebor Danau Subglasial Kedalaman 3.600 Meter

Kelompok peneliti dari Cina akan mengebor danau subglasial besar di bawah kedalaman es Antarktika


Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Petugas menyiapkan alat Radioterapi Linear Accelerator, (LINAC) Elekta Versa HD di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Jumat 6 Januari 2023. Pada HUT Ke-51 RSPP, rumah sakit tersebut meresmikan fasilitas Radioterapi Linac untuk penanganan penyakit kanker dengan komplikasi yang lebih sedikit sehingga memungkinkan pasien pulih lebih cepat. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.


Impian Berlayar ke Antartika Buyar, Kapal Pesiar Diam-diam Ubah Rute Perjalanan

14 Februari 2024

Ilustrasi kapal pesiar. Freepik.com/Chandlervid85
Impian Berlayar ke Antartika Buyar, Kapal Pesiar Diam-diam Ubah Rute Perjalanan

Penumpang kapal pesiar ini sudah membayar mahal, sampai Rp203 juta per orang untuk ikut ke Antartika.


Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

10 Februari 2024

Sejumlah civitas akademika dan guru besar dari berbagai fakultas UGM membacakan Petisi Bulaksumur menyesalkan berbagai penyimpangan pemerintahan Jokowi, di Balairung UGM, Yogyakarta, Rab, 31 Januari 2024. EIBEN HEIZER/TEMPO
Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?


Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Ilustrasi asteroid. youtube.com
Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.