TEMPO.CO, Jakarta - Facebook menerbitkan standar komunitas baru untuk memantau konten yang masuk dalam platformnya. Selama dua tahun terakhir, Facebook telah berinvestasi dalam teknologi dan sumber daya manusia agar konten negative dapat dihapus dari platform dengan lebih efektif.
Baca juga: Kisah Pertemanan Ciktuti dengan Pelaku Pembunuhan via Facebook
"Kami mengalami kemajuan dalam mengidentifikasi konten yang melanggar secara proaktif. Sebelum ada yang melaporkan konten tersebut, khususnya untuk ujaran kebencian dan gambar kekerasan," ujar Vice President Product Management Facebook Guy Rosen, dalam keterangan tertulis, Kamis, 22 November 2018.
Berikut standar komunitas baru dan hal yang dilakukan oleh media sosial besutan Mark Zuckerberg itu:
Baca juga:
1. Menemukan Konten yang Melanggar
Facebook mengalami kemajuan dalam mengidentifikasi konten yang melanggar secara proaktif, sebelum ada yang melaporkan konten tersebut, khususnya untuk ujaran kebencian dan gambaran kekerasan. Namun, masih ada bidang di mana kami masih harus berusaha lebih keras.
"Sejak laporan terakhir, jumlah ujaran kebencian yang terdeteksi secara proaktif, sebelum ada yang melaporkannya, meningkat dari 24 persen menjadi 52 persen. Sebagian besar postingan yang kami hapus karena ujaran kebencian," kata Rosen.
Hal tersebut menjadi pekerjaan penting bagi Facebook untuk terus berinvestasi besar dalam hal meningkatkan kinerja. Dan tingkat deteksi proaktif untuk gambaran kekerasan meningkat persentasenya sebesar 25 poin, dari 72 persen menjadi 97 persen.
2. Menghapus Konten dan Akun yang Melanggar
Facebook tidak hanya membuat kemajuan dalam menemukan konten buruk, tapi juga menghapusnya. Pada kuartal tiga 2018, Facebook menindak 15,4 juta konten yang memuat gambaran kekerasan, lebih dari 10 kali lipat jumlah konten yang ditindak pada kuartal empat 2017.
"Peningkatan ini disebabkan oleh terus berkembangnya teknologi kami yang memungkinkan penerapan tindakan yang sama secara otomatis untuk konten identik," tambah Rosen. "Selain itu, minggu lalu, ada peningkatan signifikan jumlah konten terorisme yang dihapus pada kuartal dua 2018."
Media sosial tersebut memperluas penggunaan sistem pencocokan media, teknologi yang secara proaktif mendeteksi foto serupa dengan konten yang melanggar di database, untuk menghapus gambar lama propaganda teroris. Sebagian peningkatan itu juga karena Facebook telah memperbaiki bug yang membuat platform tidak bisa menghapus beberapa konten yang melanggar kebijakan.
Sebanyak 800,4 juta akun palsu telah dihapus pada kuartal kedua 2018 dan 753,7 juta kuartal ketiga 2018. Sebagian besar akun palsu merupakan akibat dari serangan spam dengan motivasi komersial yang berusaha membuat akun palsu secara massal.
3. Menambah Kategori Baru Pelanggaran
Data dari dua kategori baru yang Facebook tambahkan ke laporan tersebut adalah perundungan serta ketelanjangan anak dan eksploitasi seksual anak. Akan berfungsi sebagai awal yang digunakan untuk mengukur kemajuan dalam hal ini dengan seiringnya waktu.
Perundungan dan pelecehan cenderung bersifat personal dan spesifik konteksnya. Jadi, dalam banyak kasus, orang harus melaporkan perilaku ini kepada Facebook sebelum dapat mengidentifikasi atau menghapusnya.
"Ini mengakibatkan tingkat deteksi proaktif yang lebih rendah dari pada jenis pelanggaran lainnya. Pada kuartal terakhir, kami menindak 2,1 juta konten yang melanggar kebijakan kami tentang perundungan dan pelecehan, menghapus 15 persen di antaranya sebelum dilaporkan," lanjut Rosen.
Standar komunitas Facebook melarang eksploitasi anak. Namun untuk menghindari potensi penyalahgunaan, Facebook juga menghapus konten nonseksual, misalnya foto anak sedang mandi yang bersifat polos, yang dalam konteks lain mudah untuk disalahgunakan.
Dalam kuartal terakhir saja, Facebook telah menghapus 8,7 juga konten yang melanggar kebijakan tentang ketelanjangan anak atau eksploitasi seksual anak. Dan 99 persen di antaranya dihapus sebelum ada yang melaporkannya.
Baca juga: Dikritik Tim Cook, Bos Facebook Minta Karyawan Tidak Pakai iPhone
Simak kabar terbaru seputar Facebook hanya di kanal Tekno Tempo.co.