TEMPO.CO, Jakarta - Kaleidoskop 2018 bidang sains dan teknologi mengangkat seputar prestasi ilmuwan dan pakar teknologi Indonesia. Tanpa ilmuwan dan ahli teknologi tampaknya kehidupan tak akan bisa menjadi lebih mudah seperti sekarang ini. Banyak ilmuwan yang melahirkan inovasi dan terobosan terbaru sepanjang 2018 di berbagai bidang mereka.
Baca juga: Kaleidoskop 2018: 6 Artis yang Terjerat Narkoba Sepanjang 2018
Baca Juga:
Tokoh tersebut memiliki berbagai latar belakang yang bebeda mulai dari ilmuwan, CEO startup dan mahasiswa riset. Mereka melakukan dan menemukan berbagai hal baru yang dapat mendukung kehidupan sehari-hari dan penelitian baru.
Berikut 10 ilmuwan dan pakar teknologi Indonesia yang bersinar sepanjang 2018 versi Tempo yang terangkum dalam Kaleidoskop 2018:
Baca juga: Cerita Ilmuwan Indonesia Ikut Merancang Robot Gundam Raksasa
1. Pitoyo Hartono (perancang robot Gundam)
Pitoyo Hartono, profesor bidang jaringan saraf buatan dari Chukyo University, Jepang, yang tergabung dalam tim ilmuwan Gundam Global Challange. Proyek ini akan membangun robot Gundam setinggi 18 meter. Istimewa
Salah satu ilmuwan Indonesia ikut terlibat dalam pembuatan robot Gundam raksasa di Jepang. Dia adalah Pitoyo Hartono, profesor bidang jaringan saraf buatan di Department of Mechanics and Information, Chukyo University, Jepang. Pitoyo bercerita, technical leader dari proyek ini, Shuji Hashimoto--profesor fisika teknik di Waseda Univesity--merupakan mentornya. Konsentrasi penelitian Hashimoto adalah human information processing.
"Riset di lab beliau terdiri dari 4 grup, yakni robotik, image processing, sound and musical processing, dan neural network and artificial intelligence," ujar Pitoyo kepada Tempo melalui pesan singkat, pada November 2018. "Dialah yang mengajak saya untuk ikut dalam proyek ini."
Shuji Hashimoto merupakan pimpinan Gundam Global Challenge, yang menginisiasi untuk membuat Robot Gundam berukuran 18 meter dan bisa bergerak. Selain Hashimoto sebagai pimpinan dan Pitoyo Hartono, ada anime director Yoshiyuki Tomino, produser film Katsuyuki Motohiro dan Creative Technical Director Seiichi Saito.
"Saya salah satu murid pertama Hashimoto. Saya mulai belajar di lab beliau sejak semester akhir S1 sampai menyelesaikan S3," tutur Pitoyo. "Setelah itu saya menjadi research associate di lab beliau selama sekitar 4 tahun, sebelum saya memulai lab saya sendiri di universitas lain."
Pembuatan Gundam berawal dari Gundam Global Challenge, sebuah pencarian bakat di seluruh dunia, untuk merancang robot Gundam skala penuh setinggi 18 meter dan memungkinkannya untuk bergerak. Ada banyak ilmu, teknik, dan unsur seni di dalam proyek ini.
Pitoyo sebenarnya fokus pada bidang neural network, minat terbesarnya adalah mengungkap bagaimana kecerdasan bisa muncul pada manusia dan alam. Untuk itu, Pitoyo berpendapat bahwa, untuk memunculkan "kecerdasan" perlu ada media fisik (misalnya badan) untuk berinteraksi secara fisik dengan lingkungan sekitar.
2. Eniya Listiani Dewi (peneliti fuel cell)
Eniya Listiani Dewi. tabloidbintang.com
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memberikan Eniya Listiani Dewi penghargaan teknologi BJ Habibie Technology Award 2018. Perempuan peneliti berumur 44 tahun di BPPT itu telah mengembangkan teknologi energi fuel cell. "Saya telah mengembangkan teknologi fuel cell dengan metode electron transfer dengan menggunakan bahan baku lokal dan dipasang pada motor yang juga back up power untuk berbagai peralatan," ujar Eniya dalam sambutannya di Auditorium BPPT, di Jakarta pada Juli 2018.
BJ Habibie Technology Award 2018 merupakan gelaran ke-11 yang menjadi salah satu upaya BPPT untuk memberikan dorongan timbulnya hasrat inovasi dan penciptaan teknologi kepada para pelaku teknologi. BJ Habibie Technology Award digelar sejak 2008 dan sudah diberikan kepada 10 orang dari berbagai bidang yang tidak terbatas.
Eniya telah memenuhi beberapa kriteria penilaian untuk dapat menerima BJHTA yakni, invention for technology advancement, recognition of international journals, recognition of papers international symposiums, recognition of the leadership of scientific association dan recognition of the patent.
"Proses produksi gas hidrogen ini telah dikembangkan dari limbah biomassa dengan bahan baku limbah industri kelapa sawit," kata Eniya. "Gas biohidrogen dari limbah biomassa merupakan energi terbarukan, dapat digunakan untuk menaikkan efisiensi pembakaran dengan metode green hydrogen."
Baca juga: Ilmuwan Penerima BJ Habibie Award: Ramah Lingkungan itu Sehat
Selanjutnya: Ahmad Hudoyo...