TEMPO.CO, Washington DC - Penyelidik Amerika tengah memeriksa papan sirkuit drone yang tersisa, setelah serangan terhadap fasilitas minyak Saudi, untuk menentukan lintasan serangan dan apakah drone itu berasal dari Iran.
Hal itu dilakukan saat pemerintahan Donald Trump memperdebatkan bagaimana dan apakah akan melakukan pembalasan, sebagaiman dilaporkan The New York Times, 17 September 2019.
Analis meneliti citra satelit dari situs yang rusak, dan menilai jejak radar, setidaknya beberapa rudal jelajah terbang rendah yang digunakan. Penyadapan komunikasi dari sebelum dan sesudah serangan sedang ditinjau untuk melihat apakah melibatkan pejabat Iran.
Mungkin yang paling penting, analisis forensik sedang berlangsung terhadap bagian rudal dan drone. Saudi telah memulihkan papan sirkuit asli dari salah satu rudal jelajah yang jatuh, yang memberikan spesialis forensik kemungkinan melacak titik asal rudal, menurut seorang pejabat senior Amerika.
Satu teori yang mendapatkan daya tarik di antara para pejabat Amerika adalah bahwa rudal jelajah diluncurkan dari Iran dan diprogram untuk terbang di sekitar Teluk Persia utara melalui ruang udara Irak, dan bukan melintasi teluk di mana Amerika Serikat memiliki pengawasan yang jauh lebih baik, kata seorang pejabat senior.
Beberapa jam sebelum serangan, intelijen Amerika mendeteksi aktivitas yang tidak biasa di pangkalan militer di Iran barat daya yang konsisten dengan persiapan untuk berbagai serangan, kata pejabat senior Amerika lainnya.
Serangan itu dipandang sebagai serangan paling merusak ke Arab Saudi sejak serangan terbuka di Yaman lebih dari empat tahun lalu. Serangan di fasilitas pemrosesan Abqaiq dan ladang minyak Khurais pada awalnya memotong lebih dari 50 persen minyak yang diproduksi oleh kerajaan, yang memasok sekitar sepersepuluh dari total pasokan dunia.
Pada hari Selasa, Saudi Aramco, perusahaan minyak nasional Arab Saudi, mengatakan akan sepenuhnya memulihkan produksi minyak pada akhir September di fasilitas yang diserang melalui udara pada hari Sabtu.
Pemberontak Houthi yang berpihak pada Iran di Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, sebagaimana dilaporkan Digital Trends, 16 September 2019. Menurut juru bicara militer Houthi Yahya Saree, drone yang digunakan pada hari Sabtu dimodifikasi dengan mesin jet.
NEW YORK TIMES | DIGITAL TRENDS