Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Separuh Milenial Kehilangan Pekerjaan Karena Gangguan Mental

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Ilustrasi Generasi Milenial. phillipsandco.com
Ilustrasi Generasi Milenial. phillipsandco.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setengah dari generasi milenial (usia 23 hingga 38) dan 75 persen Gen-Z (usia 18 hingga 22) mengatakan mereka berhenti bekerja karena kondisi seperti kecemasan dan depresi, menurut sebuah survei yang dikutip Daily Mail, 9 Oktober 2019.

Ini sangat kontras dibandingkan 10 persen baby boomer (usia 55 hingga 73) yang mengatakan mereka melakukan hal yang sama, menurut survei dari Mind Share Partners, SAP, dan Qualtrics.

Para penulis laporan mengatakan ini adalah tanda ketika kesehatan mental sedang rusak dan perlu diprioritaskan. Pengusaha, mereka menambahkan, perlu menyediakan layanan dukungan kesehatan mental.

Survei ini meneliti 1.500 orang berusia setidaknya 16 tahun dan bekerja di sebuah perusahaan dengan setidaknya 11 karyawan.

Pertanyaan termasuk seberapa sering responden mengalami gejala yang mungkin mengindikasikan kesehatan mental mereka terpukul, seperti berkeringat dan detak jantung yang cepat.

Survei juga bertanya bagaimana kecemasan mereka mempengaruhi pekerjaan mereka dan apakah mereka merasa memiliki dukungan kesehatan mental yang baik di tempat kerja mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasilnya, yang dipublikasikan di Harvard Business Review, menunjukkan 60 persen mengatakan mereka pernah mengalami gejala kondisi kesehatan mental dalam satu tahun terakhir. Namun, hanya 20 persen dari keseluruhan responden mengatakan mereka meninggalkan pekerjaan karena hal itu.

Generasi milenial tiga kali lebih mungkin mengalami kecemasan dan Gen-Z empat kali lebih mungkin mengalaminya dibandingkan dengan baby boomer.

Hasilnya menemukan bahwa generasi milenial juga paling mungkin (63 persen) untuk mengetahui cara meminta layanan dukungan kesehatan mental di perusahaan mereka dibandingkan dengan baby boomer.

Kelly Greenwood, CEO dan pendiri Mind Share Partners, mengatakan kepada Daily Mail bahwa temuan tersebut mewakili perubahan budaya antara generasi tua dan muda.

"Yang pertama adalah kesadaran diri akan kondisi kesehatan mental, dan bagian dari itu juga, adalah generasi milenial dan Gen-Z menyadari bahwa mereka memiliki pilihan dan mereka tidak perlu tinggal di suatu tempat yang akan merusak kesehatan mereka," katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

19 jam lalu

Ilustrasi wanita sedih. Shutterstock
Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.


Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

3 hari lalu

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.


Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

4 hari lalu

Ilustrasi menyusui. factretriever.com
Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.


Kalimat yang Pantang Diucapkan pada Bos meski Berteman

4 hari lalu

Ilustrasi bos sedang berkomunikasi dengan anggota timnya di tempat kerja. Foto: Unsplash.com/Amy Hirschi
Kalimat yang Pantang Diucapkan pada Bos meski Berteman

Agar tak ada masalah dalam pekerjaan, cobalah hindari mengucapkan kalimat-kalimat berikut meski bos adalah teman sendiri.


Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

5 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.


Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

8 hari lalu

Ilustrasi wanita dengan lemari yang berantakan. shutterstock.com
Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.


10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

9 hari lalu

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah? Foto: Canva
10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

10 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

12 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

12 hari lalu

Ilustrasi anak pemalu. thrivingnow.com
Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial