TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan melaporkan delapan kasus virus corona COVID-19 pada hari Minggu, 19 April 2020. Angka itu menandai pertama kalinya infeksi turun menjadi satu digit sejak wabah negara itu memburuk pada pertengahan Februari.
Presiden Moon Jae-in mengatakan kemajuan Korea Selatan memberi harapan bahwa wabah virus corona dapat diatasi di bagian lain dunia. Awal tahun ini, Korea Selatan memiliki jumlah infeksi terbesar di Asia di luar Cina, namun sejak itu posisinya telah diambil alih oleh negara lain.
"Pemerintah akan mempersiapkan kehidupan sehari-hari baru dan tatanan dunia baru pasca-COVID dengan kekuatan terpadu warga," kata Moon. COVID-19 adalah nama resmi yang diberikan untuk penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) pada hari Minggu mengatakan bahwa dari kasus-kasus baru itu, lima diimpor dari luar negeri.
Ini adalah pertama kalinya sejak 18 Februari Korea Selatan melaporkan kenaikan harian satu digit. Angka tersebut membuat total infeksi menjadi 10.661. Korban tewas naik menjadi 234.
Korea Selatan melaporkan kasus pertamanya pada 20 Januari, tetapi jumlah kasus baru setiap hari tetap dalam satu digit hingga pertengahan Februari.
Segera setelah itu, jumlah infeksi meroket ketika virus itu menyebar dengan cepat melalui sebuah gereja di kota tenggara Daegu. Jumlah infeksi memuncak pada 29 Februari dengan 909 kasus.
Tetapi Seoul sebagian besar telah berhasil mengendalikan wabah melalui langkah-langkah social distancing (jarak sosial), dan program pengujian massal dan penelusuran kontak yang cermat.
Kantor berita Yonhap mengatakan pada hari Sabtu bahwa para pejabat pemerintah sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang pedoman social distancing sampai 5 Mei.
ALJAZEERA | YONHAP