TEMPO.CO, Bandung - Universitas Padjadjaran memangkas jumlah kursi peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk memenuhi protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Tahun ini, jumlah komputer yang disiapkan hanya sekitar 500-an unit untuk 21.400 peserta.
Sebelumnya, pada 2019, Unpad mengerahkan 700-an komputer di kampusnya, ditambah 800 unit komputer di kampus lain dan sekolah menengah atas untuk menggelar UTBK. Selain mengurangi kepadatan jumlah kursi peserta, UTBK tahun ini juga dibatasi hanya di kampus Unpad Jatinangor.
"Komputer itu akan dipakai bergantian oleh peserta. Setiap hari UTBK akan digelar sebanyak empat kali dengan peserta yang berbeda," kata Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Arief S. Kartasasmita, saat dihubungi Rabu 10 Juni 2020.
Tahun ini Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) rencananya akan menggelar UTBK untuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada 5-12 Juli 2020. Lokasi tesnya tersebar di seluruh perguruan tinggi negeri di Indonesia dengan pendaftaran 2-20 Juni ini.
LTMPT membuat beberapa kebaruan UTBK seperti ujian hanya satu dari biasanya dua jenis yaitu Tes Potensi Skolastik. Materinya berupa penalaran umum, pengetahuan kuantitatif, pengetahuan dan pemahaman umum, serta kemampuan memahami bacaan dan menulis.
Pendaftaran UTBK pun sekaligus memilih jurusan di perguruan tinggi negeri tertentu. Sebelumnya pada 2019 peserta bisa mendaftar ke perguruan tinggi negeri setelah didapat nilai UTBK.
Dengan hanya satu tes, kata Arief, pelaksanaan ujian kurang dari dua jam di setiap sesi. Di sela antar sesi, panitia ujian di Unpad akan membersihkan ruangan dan perangkat yang dipakai untuk mencegah potensi penularan virus corona Covid-19.
“Sesuai protokol panitia pusat, setiap peserta harus dicek suhu sebelum masuk ruangan,” katanya menambahkan. Setiap peserta UTBK pun diwajibkan memakai masker. Adapun peserta bersuhu badan tinggi 38 derajat Celsius bakal ditolak ikut ujian.