Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

PANDI: Ratusan Aksara Nusantara Akan Digitalkan

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Ilustrasi laman web dengan konten yang ditulis dalam huruf atau aksara Jawa. (ANTARA/HO)
Ilustrasi laman web dengan konten yang ditulis dalam huruf atau aksara Jawa. (ANTARA/HO)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) Yudho Giri Sucahyo menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dalam pelestarian budaya Nusantara. Yudho mengatakan korelasi teknologi digital dengan kehidupan saat ini sudah sangat berkaitan erat.

Sejalan dengan hal tersebut, PANDI sudah melakukan hal konkret dalam hal pelestarian budaya dengan mendaftarkan domain beraksara daerah yang dikonversi agar bisa terdigitalisasi dan dapat diakses di laman internet.

“Saat ini PANDI telah mendaftarkan Internationalize Domain Name Aksara Jawa ke ICANN, sedang diproses dan menunggu respon dalam waktu 8 minggu ke depan,” ujar Yudho dalam seminar daring (webinar) yang digelar pada Kamis, 23 Juli 2020.

Seminar itu digelar PANDI berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Kasultanan Ngayogyakarto dengan tema “Menyambut Era New Normal, Momen Membangun Karakter Manusia Berbasis Budaya.

Tidak hanya Aksara Jawa, PANDI pun berencana akan mendaftarkan aksara daerah lainnya ke ICANN sebagai wujud nyata program Merajut Nusantara melalui digitalisasi aksara daerah.  

“Ke depan, kita akan punya keanekaragaman seperti ini, ratusan aksara yang ada di nusantara ini akan terdigitalkan, sehingga lalu kemudian anak cucu kita semuanya akan masih bisa mengingatnya, masih bisa mempelajarinya dan masih bisa bangga dengan berbagai budaya kita,” kata Yudho.

Hadir sebagai keynote speaker Menko PMK, Muhadjir Effendi, dalam kesempatan itu mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini banyak memberikan dampak buruk hampir diseluruh lini kehidupan, yang dikhawatirkan akan berpengaruh pula pada terhambatnya pembinaan generasi muda dalam pembangunan karakter bangsa.

"Membangun karakter bangsa melalui budaya membutuhkan waktu yang sangat lama dan panjang. Dengan ditutupnya Pusat Kebudayaan seperti museum, sanggar, dan lokasi seni pertunjukan dikhawatirkan akan menghambat pelestarian budaya," ungkapnya.

Berangkat dari kondisi tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor: 02/KB/2020, KB/1/UM/04.00/M-K/2020 tentang Panduan Teknis Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Bidang Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif dalam Masa Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Panduan ini diharapkan mampu menjadi pedoman para penggiat kebudayaan untuk dapat tetap beraktivitas dengan aman dan nyaman," jelas Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode lalu tersebut.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan generasi muda, masyarakat umum dan pegiat kebudayaan khususnya semakin terpacu untuk melestarikan kebudayaan melalui digitalisasi dan memanfaatkan teknologi karena masih ada ruang yang sangat luas untuk melestarikan kebudayaan nusantara.

"Jangan sampai kebudayaan kita diakusisisi dulu oleh negara lain baru kita terpacu, tapi mulailah sejak dini dan dari diri kita sendiri, manfaatkan perkembangan teknologi informasi yang sudah sangat canggih ini untuk melestarikan kebudayaan nusantara," tutup Muhadjir dalam webinar kali ini.

Menanggapi hal tersebut, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi sependapat dengan apa yang dipaparkan oleh Menko PMK. Dalam kaitannya dengan sejarah, Keraton sebagai pelestari budaya terus melakukan penyesuaian agar sejarah budaya bisa selalu diingat oleh generasi muda saat ini.

GKR Mangkubumi menilai bahwa sejarah panjang harus selalu diingat. “Bahwa memang sejarah panjang ini memang harus selalu kita ingat, karena dengan mengingat sejarah itu, tentunya kita tau dimana posisi kita berpijak,” ujar GKR Mangkubumi.

Selain itu GKR Mangkubumi merasa bahwa salah satu unsur budaya yang terlupa adalah bahasa daerah, yang sudah mulai terkikis oleh perkembangan jaman. Kemudian sejarah tentang kerajaan ataupun perjuangan-perjuangan para pahlawan di Indonesia pun banyak dilupakan oleh masyarakat.

“Banyak sekali PR atau pekerjaan kita semuanya, seperti apa kita akan menjaga nusantara ini, apabila kita sendiri tercerabut akan budaya kita sendiri. Jangan menjadi bangga mengikuti budaya orang lain tapi kita sendiri juga melupakan apa yang menjadi budaya kita sendiri,” ungkapnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KBRI Seoul Menyelenggarakan Festival Indonesia 2024

12 hari lalu

Acara Festival Indonesia 2024 yang diselenggarakan KBRI Seoul pada 23 Juni 2024. Sumber: dokumen KBRI Seoul
KBRI Seoul Menyelenggarakan Festival Indonesia 2024

Melalui Festival Indonesia KBRI Seoul berharap masyarakat Korea Selatan akan semakin mengenal Indonesia, dan terjalin persahabatan.


5 Negara dengan Budaya Unik di Dunia, Ada Perayaan Bunga Mekar

31 hari lalu

Pengunjung berfoto di bawah bunga sakura pada puncak mekarnya di Tidal Basin, di Washington, DC, AS, 18 Maret 2024. Puncak mekarnya, yang didefinisikan ketika tujuh puluh persen bunga sakura mekar, terjadi pada minggu ini. Puncak mekarnya bunga tahun ini, yang dimulai pada tanggal 17 Maret, merupakan yang kedua paling awal dalam sejarah dan dipandang sebagai cerminan dari pemanasan suhu. EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
5 Negara dengan Budaya Unik di Dunia, Ada Perayaan Bunga Mekar

Ada beberapa negara dengan budaya unik yang dapat menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Ini daftarnya untuk Anda.


KCBN Muarajambi Diharapkan Bisa Jadi Daya Tarik Budaya di Jambi

33 hari lalu

Kiri ke kanan: Anggota DPR RI asal Jambi dari Partai Amanat Nasional, Bakrie; Gubernur Jambi, Al Haris; Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Hilmar Farid; Arsitek, Yori Antar pada acara Prosesi Tegak Tiang Tuo 5 Juni 2024 di KCBN Muarajambi/Tempo-Mitra Tarigan
KCBN Muarajambi Diharapkan Bisa Jadi Daya Tarik Budaya di Jambi

Gubernur Jambi mengajak masyarakat sekitar untuk mengerti sejarah candi-candi di KCBN Muarajambi.


Rempah Nusantara Menghubungkan Budaya Antarbangsa di Asia Tenggara

38 hari lalu

Rempah Nusantara Menghubungkan Budaya Antarbangsa di Asia Tenggara

Kemendikbudristek bekerja sama dengan Sekretariat ASEAN mengadakan acara "ASEAN Spice: The Connecting Culture of Southeast Asians" guna mendalami lebih lanjut tentang kekayaan rempah Nusantara.


4 Fakta Tradisi Ekstrem Perang Obor di Jepara dan Misteri Air Lodoh yang Bisa Sembuhkan Luka Bakar

45 hari lalu

Peserta saling serang menggunakan obor saat tradisi perang obor di Desa Tegal Sambi, Tahunan, Jepara, Jawa Tengah, Senin 5 Juni 2023. Acara yang digelar setahun sekali sebagai wujud syukur masyarakat setempat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki melimpah, kesehatan serta keselamatan itu diikuti 40 peserta dengan sebanyak 350 obor dijadikan alat perang. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
4 Fakta Tradisi Ekstrem Perang Obor di Jepara dan Misteri Air Lodoh yang Bisa Sembuhkan Luka Bakar

Perang obor memiliki keunikan tersendiri bagi masyarakat Jepara karena hanya dilakukan di malam Selasa Pon bulan Dzulhijjah dan di satu tempat saja yakni Desa Tegal Sambi, Jepara.


Mengenal Folklor, Bidang Ilmu yang Mempelajari Gosip dan Tradisi Lisan

46 hari lalu

Penari berpose sebelum tampil pada  pagelaran Bojonegoro Thengul International Folklore 2019 di Bojonegoro, Jawa Timur, Ahad, 14 Juli 2019.. Pagelaran ini memecahkan rekor MURI Tari Thengul kolosal dengan peserta 2.019 penari. ANTARA/Zabur Karuru
Mengenal Folklor, Bidang Ilmu yang Mempelajari Gosip dan Tradisi Lisan

Folklor dikenal sebagai kajian yang menjelaskan tradisi lisan di masyarakat, untuk mengungkapkan makna di baliknya. Berikut penjelasannya.


Pandi Gelar Acara Indonesia Berdaulat Digital, Luncurkan IDCHAIN dan Aplikasi E.id

53 hari lalu

Pandi menggelar acara Indonesia Berdaulat Digital di Hotel The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan, pada Kamis, 16 Mei 2024. (PANDI)
Pandi Gelar Acara Indonesia Berdaulat Digital, Luncurkan IDCHAIN dan Aplikasi E.id

Bersama dengan PERURI, PANDI juga memacu kolaborasi ke arah pemanfaatan teknologi Blockchain sebagai Identitas Digital.


Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

59 hari lalu

Kampus Universitas Brawijaya di Malang, Jawa Timur, Senin, 24 November 2014. [TEMPO/STR/Aris Novia Hidayat; ANH2014112508]
Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

Universitas Brawijaya akan membuka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin, China untuk mendorong pengenalan bahasa


Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

7 Mei 2024

Ilustrasi busana kebaya. TEMPO/Fahmi Ali
Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

Pakar mengatakan kebaya bisa menjadi identitas budaya Indonesia berbasis kelokalan dengan sejarah panjang busana di Nusantara.


Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

7 Mei 2024

Ilustrasi kekerasan. shutterstock.com
Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

Seorang mahasiswa STIP Jakarta meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Lalu, mengapa budaya kekerasan itu terus terulang?