TEMPO.CO, Bandung - Sebanyak 1.400 orang diketahui lolos ke Institut Teknologi Bandung (ITB) usai pengumuman SBMPTN atau Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri, Jumat 14 Agustus 2020. Kepada mereka ITB menetapkan besaran biaya pendidikan per semester mulai dari Rp 0 hingga 20 juta tiap semester.
“Angka Uang Kuliah Tunggal (UKT) sama seperti tahun lalu,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Jaka Sembiring, Sabtu 15 Agustus 2020.
ITB membagi lima golongan UKT untuk para calon mahasiswa baru dari jalur SBMPTN 2020 tersebut. Kelompok pertama sebesar Rp 0, kelompok 2 Rp 1 juta, dan kelompok 3 sebesar Rp 5 juta per semester. Adapun kelompok 4 besaran UKT yang harus dibayar tiap semester Rp 8.750.000, dan Rp 12,5 bagi UKT kelompok 5.
Khusus untuk Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB, patokan biayanya berbeda. Kelompok pertama Rp 0, UKT kelompok kedua Rp 1 juta, dan kelompok 3 sebesar Rp 8 juta. Pada kelompok 4 UKT per semesternya Rp 14 juta, dan Rp 20 juta di kelompok 5.
ITB lewat laman https://usm.itb.ac.id/ menyatakan seluruh calon mahasiswa ITB dari jalur SBMPTN 2020 secara otomatis akan dikenakan besaran UKT kelompok 5. Itu artinya Rp 12,5 juta dan 20 juta per semester.
Namun bagi calon mahasiswa yang keberatan biayanya dapat mengajukan permohonan beasiswa UKT saat mendaftar secara daring di laman https://akademik.itb.ac.id. Syaratnya, melampirkan unggahan dokumen data kemampuan ekonomi sebagai bukti pengajuan permohoan Beasiswa UKT.
ITB akan menentukan besaran UKT yang harus dilunasi mahasiswa berdasarkan verifikasi dokumen itu. Selain itu, mulai tahun ini, ITB membuka cara lain berupa angsuran UKT. Biayanya bisa dibayar dua atau tiga kali dalam kurun satu semester.
Sebelumnya, berdasarkan pengumuman SBMPTN pada Jumat, ITB menampung 1.400 peserta seleksi itu sebagai calon mahasiswa baru. Jumlah itu lebih sedikit daripada Universitas Padjadjaran yang menerima 2.634 atau Universitas Indonesia yang sebanyak 1.678 orang.
Secara keseluruhan seluruhnya 167.653 peserta UTBK-SBMPTN 2020 lolos ke 85 perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia. Jumlah yang lolos itu setara 25 persen dari total peserta ujian sekaligus seleksi tersebut.