"Berkat kerja sama mereka, pada tahun ini, ITS akan mempunyai mobil autonomus yang akan dioperasikan sebagai mobil komuter yang melayani perjalanan di dalam area kampus ITS," kata Endroyono.
iCAR didesain dengan konsep tanpa pengemudi, yang dijalankan dengan kombinasi teknologi berbasis artificial intelligence dan internet of things, yang memungkinkan mobil pintar membantu pengemudi mengenali potensi bahaya, mencegah tabrakan, dan mengurangi risiko kecelakaan, serta mengoptimalkan tenaga dan penggerak motor listrik. Dari sisi fitur operasional, mobil ini dirancang berhenti di halte hingga dipanggil atau diperintah untuk menuju halte tertentu.
Calon penumpang, kata Endroyono, bisa menggunakan iCAR melalui aplikasi user interface, baik yang bersifat web-based maupun yang beroperasi melalui gadget android (smart-phone). Berdasar perintah itu, iCAR akan datang dan berjalan ke Halte yang diinginkan.
"Di masa depan, pemanggilan dan tujuan bisa dilakukan tidak hanya dari halte ke halte, tapi bisa dari seluruh area yang dapat dijangkau oleh mobil pintar iCAR," ujar dia.
Baca juga:
BMKG Bantah Awan Mirip Tsunami di Meulaboh Tanda Gempa
iCAR dilengkapi dengan berbagai sensor mulai dari pemanfaatan GPS (Global Positioning System), sensor LiDAR (Light RADAR) yang digabungkan dengan Kamera beresolusi tinggi, untuk big data analyisis, yang kemudian diproses komputer berspesifikasi tinggi yang tertanam di dalam mobil. Sehingga iCAR mempunyai kemampuan akselerasi, navigasi dan mendeteksi kondisi lingkungan, termasuk menghindari halangan dan melakukan pengereman, secara otonom.
Setelah soft-launching ini, Endroyono berujar, iCAR akan terus dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan navigasi, aspek keamanan dan kenyamanan, serta pengembangan ke arah Smart and Safe Mobility melalui konsep komunikasi antar kendaraan (V2V). "Juga pengembangan komunikasi kendaraan dengan lingkungan digital lain, serta berbagai pendekatan lain, termasuk optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan," kata dia.