TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya melakukan studi perilaku adiksi internet di era pandemi Covid-19. Hasilnya, mereka menemukan prevalensi 14,4 persen populasi dewasa Indonesia mengalami adiksi atau kecanduan internet.
Studi juga mengungkap durasi online meningkat sebesar 52 persen dibandingkan sebelum pandemi. Selain itu, didapat fakta adiksi itu berhubungan dengan penurunan waktu dan kualitas tidur. Satu anggota tim penelitinya dari Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya, Kristiana Siste, menerangkan bahwa mereka yang mengalami adiksi internet biasanya juga mengalami kesulitan untuk memulai tidur.
"Buruknya kualitas tidur berpotensi menyebabkan gangguan psikologis dan penurunan sistem imun," ujar dokter spesialis kedokteran jiwa itu, dalam keterangan tertulis, Selasa, 15 September 2020.
Hasil studi itu sudah dipublikasikan dalam jurnal internasional Frontiers in Psychiatry pada 3 September 2020. Laporannya diberi judul 'The Impact of Physical Distancing and Associated Factors Towards Internet Addiction Among Adults in Indonesia During COVID-19 Pandemic: A Nationwide Web-Based Study'.
Selain Siste, peneliti yang terlibat di penelitian ini diantaranya Enjeline Hanafi, Lee Thung Sen, Hans Christian, Adrian, Levina Putri Siswidiani, Albert Prabowo Limawan, Belinda Julivia Murtani, dan Christiany Suwartono. Mereka melakukan studi berbasis web yang melibatkan 4.734 responden dari seluruh provinsi di Indonesia.
Mereka melakukan studi berdasarkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) oleh pemerintah sebagai bentuk perwujudan physical distancing di era pandemi. Berbagai kegiatan mulai dari sekolah, kerja, ibadah, hingga sosialisasi berubah dilakukan secara daring dari rumah. Situasi ini menjadikan internet sebagai bagian penting dalam aktivitas masyarakat, bahkan cenderung menimbulkan perilaku adiksi.