TEMPO.CO, Bangkok - Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand akhir pekan lalu mengatakan akan meluncurkan strategi untuk mengurangi masa karantina wajib dari 14 hari menjadi hanya sepuluh hari.
Menteri Kesehatan Masyarakat Anutin Charnvirakul, yang memimpin pertemuan Komite Penyakit Menular Nasional (NCDC) kementerian itu, mengatakan bahwa keputusan mengurangi masa karantina wajib akan diserahkan ke Pusat Administrasi Situasi Covid-19 (CCSA) untuk dipertimbangkan.
"Thailand memiliki kapasitas, termasuk obat-obatan, laboratorium, tenaga medis, dan sumber daya lainnya, untuk mengendalikan penyebaran Covid-19," kata Anutin, "selain itu, saat ini belum ada satu pun kasus parah di semua rumah sakit Thailand."
Anutin mengatakan bahwa Thailand sekarang memiliki tingkat kematian akibat Covid-19 kurang dari 2 persen, dengan sebagian besar kasus baru merupakan kasus impor.
Komite itu menyetujui pengurangan 4 hari dalam masa karantina dan menekankan pada keselamatan di fasilitas karantina dan penelusuran orang-orang yang dikarantina.
Sang menteri mengatakan, menurut studi tentang infeksi Covid-19, jika seseorang dikarantina selama 14 hari, ada kemungkinan 1 persen orang yang terinfeksi tidak akan menunjukkan gejala apa pun.
Dan jika dikarantina selama sepuluh hari, kemungkinan tidak menunjukkan gejala adalah 5 persen, dan 20 persen selama tujuh hari.
Anutin mengatakan jika Thailand tetap tertutup bagi turis asing selama kesulitan ekonomi akibat pandemi itu, maka negara tersebut akan tenggelam dalam keadaan ekonomi yang parah dalam jangka panjang.
ANTARA | XINHUA