TEMPO.CO, London - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya merilis pedoman terbarunya tentang penggunaan remdesivir sebagai obat Covid-19 untuk pasien di rumah sakit. Dalam pedomannya itu, WHO menegaskan tidak merekomendasikannya lagi karena ternyata tidak ada bukti bahwa obat produksi Gilead, Amerika Serikat, itu mampu memperpendek masa perawatan atau mengurangi kebutuhan penggunaan ventilator.
"Panel menemukan kurangnya bukti bahwa remdesivir meningkatkan hasil yang penting bagi para pasien, seperti penurunan angka kematian, kebutuhan menggunakan ventilator, waktu untuk perbaikan klinis, dan lain-lain," menurut pedoman yang dirilis WHO pada Jumat 20 November 2020.
Anjuran itu adalah kemunduran untuk remdesivir yang pada musim panas lalu menarik perhatian dunia sebagai pengobatan potensial untuk Covid-19 setelah beberapa uji coba sebelumnya tampak menjanjikan. Sejak itu remdesivir diizinkan atau disetujui untuk digunakan sebagai obat Covid-19 di lebih dari 50 negara.
Termasuk digunakan dalam pengobatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengaku terinfeksi positif Covid-19 di tengah masa kampanye Pemilu Amerika yang lalu. Satu obat lainnya yang diakui luas bisa untuk mengobati infeksi virus corona baru adalah jenis steroid dexamethasone.
Belakangan uji coba obat skala besar yang disponsori WHO, Solidarity Trial, berujung pada kesimpulan yang berbeda. Hasil uji pada Oktober lalu menunjukkan bahwa antivirus itu hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak berpengaruh pada tingkat kematian atau lamanya masa rawat inap 28 hari pasien Covid-19 di rumah sakit.
Botol obat remdesivir untuk virus corona di fasilitas Gilead Sciences di La Verne, California, AS 18 Maret 2020. [Gilead Sciences Inc / Handout via REUTERS.]
Panel Kelompok Pengembangan Pedoman WHO mengatakan rekomendasinya didasarkan pada tinjauan bukti, yang mencakup data dari empat uji coba acak internasional dengan melibatkan lebih dari 7.000 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Baca juga:
WHO Sebut Remdesivir Kemungkinan Efektif Melawan Virus Corona
Setelah meninjau bukti, panel menyimpulkan bahwa remdesivir tidak memiliki efek yang berarti pada tingkat kematian atau hasil penting lainnya bagi pasien. Terlebih obat ini harus diberikan secara intravena (injeksi) dan oleh karena itu mahal.