Setelah berita investigasi tentang menghilangnya Ai yang dibuat sebuah media asal Australia mengudara, sebuah unggahan di akun Weibo--mirip Twitter--milik Ai sempat membagikan sebuah gambar dengan kepsyen 'Sebuah sungai. Sebuah jembatan. Sebuah jalan. Sebuah jam berlonceng.' Tapi, tetap, tak ada petunjuk tentang keberadaan Ai.
Kelompok jurnalis independen yang berbasis di Paris, Reporters Without Borders (RSF), pada saat itu pula menyerukan kepada Pemerintah Cina untuk memberi klarifikasi terhadap status keberadaan Ai Fen. Mereka juga menerima kiriman video dari Ai Fen yang isinya menyebutkan kalau dia baik-baik saja dan tengah sibuk bekerja. Namun RSF meragukan kebenaran isi video itu maupun orang di balik akun weibo Ai Fen tersebut.
Baca juga:
7 Babak Pandemi Covid-19, dari Li Wenliang hingga Pengembangan Vaksin
Pasalnya, sejumlah sumber yang dekat dengan Ai Fen termasuk staf di Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit Pusat Wuhan di mana Ai Fen bekerja sebagai kepalanya memberi pernyataan senada: meminta menghubungi orang lain saja tentang Ai Fen. Sedang upaya RSF untuk mendapatkan keterangan dari Komisi Kesehatan Masyarakat Wuhan tak kunjung berbalas.
Kabar terkini, di awal 2021 ini, nama Ai Fen muncul dalam pemberitaan mengenai krisis kepercayaan terhadap layanan jaringan rumah sakit swasta Aier Eye Hospital Group Co di Cina. Ai menambah kesaksian terhadap layanan rumah sakit itu yang dituduhnya menyebabkan satu matanya menjadi buta.
Kronologisnya berawal saat Ai mengeluhkan pandangan matanya yang menjadi kabur pada Mei lalu namun diharuskan menunggu dua bulan di rumah sakit tempatnya bekerja untuk mendapatkan perawatan. Alasannya saat itu, departemen ophtamologi tutup terkait lockdown pandemi Covid-19.
Seperti dikutip dari straitstimes dan rfa.org, Ai akhirnya ke Aier di Hubei yang kemudian memberinya diagnosis katarak dan mengganti lensa matanya yang lama dengan yang lebih baru. Usai operasi itu, Ai Fen mengaku masalah pada matanya tak pergi namun diabaikan.
Pada Oktober lalu, akhirnya Ai Fen mengalami retina lepas pada mata kanannya itu. Dia menyalahkan tim di Aier dengan menuduhnya sudah mengetahui sejak awal tapi memberi diagnosis palsu.
"Tahun lalu, saya...tidak bicara lantang...tapi kali ini saya tak ingin memikirkan kepentingan pribadi karena kalau saya sebagai profesional tidak mengungkapnya, bagaimana orang biasa bisa melakukannya?" kata Ai Fen atas tuduhan malpraktik itu.
Baca juga:
Dugaan Temuan Bangkai Pesawat Antariksa Cina di Kalimantan Tengah
Tuduhan itu dijawab Aier lewat jurubicaranya Li Jinzhou kalau insiden ablasi retina itu tak ada kaitannya dengan operasi katarak yang berjarak lima bulan.