Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Balai Taman Nasional Taka Bonerate Inventarisasi 15 Jenis Burung Laut

Reporter

image-gnews
Burung Dara Laut Kumis (chlidonias hybridus). ANTARA/Adiwinata Solihin
Burung Dara Laut Kumis (chlidonias hybridus). ANTARA/Adiwinata Solihin
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Balai Taman Nasional Taka Bonerate melakukan pencatatan dan pendataan sebanyak 15 jenis burung laut, hasil identifikasi dari inventarisasi tersebut di antaranya burung laut jenis Cerek Melayu, Cerek Pasir Besat, Gajahan Pengala dan Gajahan Kecil. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 6 sampai 12 April 2021.

Dilansir dari laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, inventarisasi tersebut di lakukan di wilayah kerja Seksi Pengelolaan Taman Nasional atau SPTN Wilayah I Parupa. Lokasi pengamatan berada di Latondu Kecil, Latondu Besar, Bunging Tinabo, Tinabo Kecil, Tinabo Besar, Tinanja, Tarupa Kecil dan Pulau Belang-Belang. Selain sejumlah burung yang telah disebutkan, beberapa burung lain yakni Trinil Pantai dan Trinil Pembalik Batu. Kemudian, Kuntul Karang, Dara Laut Jambul, Dara Laut Bengala, Dara Laut Kecil, Kokokan Laut, Kirik-Kirik Australia, Alap-Alap Sapi, Alap-Alap Kawah, dan Elang Tiram juga ditemukan di lokasi pengamatan tersebut.

Ketua Tim Rezki Mutmainah mengatakan inventarisasi di Wilayah I Parupa tersebut bertujuan untuk mengumpulkan data terkait jumlah jenis burung pantai atau burung laut di TN Taka Bonerate. “Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyediakan data potensi jenis burung pantai/burung laut di TN Taka Bonerate,” kata Ketua Tim Rezki Mutmainnah. Selanjutnya, Tim dari Balai TN Taka Bonerate tersebut masih akan melakukan indentifikasi lebih banyak jenis burung yang berada di Kawasan TN Taka Bonerate.

TN Taka Bonerate sendiri merupakan kawasan atol terbesar ketiga di dunia setelah Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa, dengan luas total 220 ribu Ha dan sebaran terumbu karang mencapai 500 km persegi. Kawasan dengan terumbu karang yang luas tersebut menjadikan wilayah ini memiliki panorama alam bawah laut yang menyimpan potensi keindahan bawah laut serta biodieversitas yang tinggi. Pengelolaan TN Taka Bonerate menggunakan sistem zonasi, untuk mendukung kepentingan konservasi sumber daya.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 100/Kpts-II/1988, Satuan Kawasan Taman Nasional ditetapkan sebagai cagar alam laut pada 1988. Kemudian pada 26 Februari 1992, kawasan tersebut diubah menjadi Taman Nasional setelah Menteri Kehutanan menerbitkan SK nomor 280/KPTS-II/1992.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keputusan tersebut diperkuat dengan SK Menteri Kehutanan nomor 92/KPTS-II/2001 pada 15 Maret 2001 dengan luas wilayah Taman Nasional 530.765 Ha. Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, kebudayaan, rekreasi serta wisata

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Baca: Pelepasan 100 Tukik di Pulau Taka Bonerate

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

18 hari lalu

Lahan bukaan baru perkebunan sawit PT Sinar Kencana Inti Perkasa (SKIP) Senakin Estate di Desa Sembilang, Kecamatan Kelumpang Tengah, Kabupaten Kotabaru pada 13 November 2023. BanjarHits/Diananta P. Sumedi
Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.


Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

19 hari lalu

Tangkapan layar kelahiran dua anak Badak Jawa. Dok: KLHK
Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

Direskrimum Polda Banten mengungkap tindak pidana perburuan badak bercula satu atau badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Apa ancaman hukumannya?


Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

19 hari lalu

Anak badak jawa yang lahir di Taman Nasional Ujung Kulon dan tertangkap kamera jebak sejak Maret 2021. (ANTARA/HO-KLHK)
Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

Sebanyak enam badak Jawa atau badak bercula satu mati ditangan pemburu liar di Ujung Kulon. Berikut profil dan konservasi badak Jawa.


Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

22 hari lalu

Sejumlah paus pilot yang terdampar di Pantai Cheynes, Australia 25 Juli 2023. Courtesy of Allan Marsh/Cheynes Beach Caravan Park/via REUTERS
Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?


DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

26 hari lalu

Aktivis dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) melakukan aksi teatrikal terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutana (KemenLHK) Jakarta, Jumat, 20 Oktober 2023. Mereka mendesak pemerintah menindak perusahaan yang terindikasi terlibat dalam karhutla. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengungkapkan bahwa sejak Januari hingga September 2023 sebanyak 184.223 titik api di Indonesia dengan luasan terbakar seluas 642.099,73 hektar. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang telah berusia 34 tahun menjadi alasan dilakukan revisi.


Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

30 hari lalu

Wisatawan berjalan di kawasan Balai Konservasi Mangrove dan Bekantan di Tarakan, Kalimantan Utara, Senin, 21 Agustus 2023. Pemprov Kalimantan Utara mempromosikan sektor wisata unggulan yang salah satunya wisata hutan konservasi mangrove dan bekantan di Tarakan dalam Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia (BBI) Bangga Berwisata Indonesia (BBWI). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

Sejumlah aspek dalam RUU KSDAHE dianggap masih memerlukan penguatan dan penyelarasan.


Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

31 hari lalu

Geopark Maros Pangkep di Sulawesi Selatan resmi masuk dalam jajaran UNESCO Global Geopark. Status itu ditetapkan berdasarkan keputusan Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-216 di Paris, Prancis pada 24 Mei 2023. Shutterstock
Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.


Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

47 hari lalu

Massa buruh membawa poster saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 14 Maret 2023. Para buruh juga menuntut pemerintah untuk menghentikan obral tanah dan hutan untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). TEMPO/M Taufan Rengganis
Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

Dengan konsep kota hutan, ada peluang untuk mengembalikan kejayaan biodiversitas di kawasan IKN.


KKP Perkuat OECM untuk Perluasan Kawasan Konservasi

48 hari lalu

KKP Perkuat OECM untuk Perluasan Kawasan Konservasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) terus mendorong tercapainya target 30 persen perluasan kawasan konservasi di tahun 2045.


Menteri KKP Minta Pengembangan Pariwisata Tidak Merusak Ekosistem Laut

7 Maret 2024

Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi Penyu Aroen Meubanja di Panga, Kabupaten Aceh Jaya.
Menteri KKP Minta Pengembangan Pariwisata Tidak Merusak Ekosistem Laut

Menteri KKP menyoroti laut di Teluk Cenderawasih, habitat penyu hijau yang populasinya kini mengalami penurunan drastis.