TEMPO.CO, Jakarta - Facebook akan memperbarui standar komunitasnya untuk menangani konten satir. Dalam unggahan di situs resminya, Facebook akan menambahkan informasi ke Standar Komunitas yang memperjelas di mana pihaknya menganggap satir sebagai bagian dari penilaian atas keputusan khusus konteks.
“Perubahan ini memungkinkan tim untuk mempertimbangkan satir ketika menilai potensi pelanggaran Ujaran Kebencian,” tulis Facebook pada 17 Juni 2021.
Pembaruan itu datang setelah Dewan Pengawas memutuskan bahwa Facebook salah menghapus komentar pengguna dengan referensi ke pemerintah Turki berdasarkan meme. Meme ini menampilkan kartun layar terpisah yang sama dari meme aslinya, tapi dengan wajah karakter kartun yang diganti dengan bendera Turki.
Karakter kartun memiliki tangan kanan di atas kepala dan tampak berkeringat. Di atas karakter kartun, di bagian lain layar terbagi, ada dua tombol merah dengan label yang sesuai, dalam bahasa Inggris.
“Genosida Armenia adalah kebohongan dan orang-orang Armenia adalah teroris yang pantas mendapatkannya,” tertulis dalam meme itu yang diikuti dengan emoji wajah berpikir.
Baca juga:
Facebook menghapus unggahan tersebut, dan mengutip “Standar Komunitas yang Kejam dan Tidak Sensitif” yang mengatakan akan menghapus unggahan menargetkan korban kerusakan fisik atau emosional yang serius, mencakup penggunaan meme dan gif. Facebook kemudian mengklasifikasi ulang penghapusan tersebut sehingga berada di bawah Standar Komunitas Ujaran Kebencian.
Dewan Pengawas menunjukkan rekomendasinya, sementara Facebook mengatakan akan membuat pengecualian untuk sindiran, karena itu tidak menentukan bagaimana atau apa yang memenuhi syarat sebagai sindiran dalam pedomannya.
“Selain membuat pedomannya seputar sindiran lebih jelas, itu akan memulai peninjauan konten identik dengan konteks paralel, dan dapat mengambil tindakan lebih lanjut,” kata media sosial besutan Mark Zuckerberg itu.
Ini menandai contoh terbaru dari Facebook yang mengikuti panduan dari Dewan Pengawas yang masih baru. Awal bulan ini, Facebook mengatakan akan mengakhiri apa yang disebut kebijakan kelayakan berita, yang memungkinkan politisi mengabaikan banyak aturan kontennya.
“Ke depan, perusahaan tidak akan memperlakukan konten yang di-posting oleh politisi secara berbeda dari konten yang di-posting oleh orang lain," kata Nick Clegg dari Facebook dalam sebuah posting blog.
THE VERGE | GADGETS NDTV
Baca:
Facebook Akan Rilis Podcast pada 22 Juni dengan Fitur Menarik