TEMPO.CO, Jakarta - Microsoft telah mengumumkan kalau Windows 11 akan mendukung CPU Intel 8th Gen Coffee Lake atau Zen 2 dan lebih tinggi. Itu artinya akan meninggalkan jutaan PC yang terjual selama peluncuran Windows 10.
Dikutip The Verge, Selasa, 29 Juni 2021, kabar itu menjadi kejutan yang tidak biasa jika pengguna membeli PC baru untuk Windows 10, atau mungkin memiliki mesin yang seharusnya mampu atau lebih tua. Selain CPU, Windows 11 akan membutuhkan dukungan TPM 2.0 (Trusted Platform Module), RAM 4 GB, dan penyimpanan 64 GB.
Microsoft biasanya tidak menerapkan persyaratan prosesor khusus seperti itu untuk menjalakan Windows. Saat rilis Windows 8 dan Windows 10, misalnya, hanya membutuhkan prosesor 1GHz, RAM 1 GB (2 GB untuk 64-bit), dan penyimpanan 16 GB (20 GB untuk 64-bit).
Itu sebabnya pengguna kuat Windows, dan admin TI, telah membangun harapan untuk dapat meningkatkan ke sistem terbaru itu, terlepas dari perangkat keras apa yang mereka jalankan.
Setelah banyak kebingungan minggu lalu, Microsoft mencoba menjelaskan persyaratan perangkat kerasnya lagi dan sepertinya pendorong utama di balik perubahan ini adalah keamanan. Ditambahkannya persyaratan perangkat keras Microsoft adalah dorongan untuk mengaktifkan BIOS (UEFI) yang lebih modern yang mendukung fitur-fitur seperti Secure Boot dan TPM 2.0.
Saat pengguna menggabungkan TPM dengan beberapa teknologi virtualisasi yang digunakan Microsoft di Windows, ada manfaat keamanan yang dapat dipahami dibahas secara rinci sebelumnya. Microsoft mengklaim, kombinasi Windows Hello, Enkripsi Perangkat, keamanan berbasis virtualisasi, integritas kode yang dilindungi hypervisor (HVCI), dan Secure Boot mengurangi malware hingga 60 persen.
Pengguna jelas membutuhkan perangkat keras modern untuk mengaktifkan semua perlindungan ini, dan Microsoft telah membangun momen ini selama bertahun-tahun. Dukungan TPM telah menjadi persyaratan bagi Original Equipment Manufacturer (OEM) untuk mendapatkan sertifikasi Windows sejak sekitar rilis Windows 10, tapi Microsoft tidak memaksa bisnis atau konsumen untuk mengaktifkannya.
Keputusan Microsoft untuk memaksa pengguna Windows 11 ke TPM, Secure Boot, dan lainnya datang pada saat yang sangat penting untuk Windows. Ini adalah sistem operasi Microsoft yang selalu terjebak dalam serangan ransomware dan malware, dan segalanya hanya akan menjadi lebih buruk jika keamanan perangkat keras Windows tidak meningkat.
Keseimbangan keamanan yang halus dan keterbukaan khas Windows adalah sesuatu yang akan dihadapi Microsoft selama dekade berikutnya, karena bergulat dengan modernisasi Windows. Sementara Microsoft mengabaikan persyaratan perangkat keras barunya selama fase pratinjau Windows 11, dan masih belum tahu persis perangkat apa yang akan didukung saat diluncurkan akhir tahun ini.
Microsoft mencoba menawarkan kejelasan lebih lanjut. Menurut mereka, pihaknya merilis Windows Insiders dan bermitra dengan OEM. “Kami akan menguji untuk mengidentifikasi perangkat yang berjalan pada Intel generasi ke-7 dan AMD Zen 1 yang mungkin memenuhi prinsip Microsoft,” katanya dalam postingan blog.
Itu bisa menjadi kabar baik untuk Surface Studio 2, perangkat seharga US$ 3.499 (Rp 50,7 juta) yang masih dijual Microsoft dengan chip Generasi ke-7 yang tidak ada dalam daftar Windows 11.
Dalam unggahan sebelumnya, perusahaan asal Amerika Serikat itu juga tahu bahwa perangkat yang berjalan pada Intel generasi ke-6 dan AMD pra-Zen tidak akan memenuhi persyaratan sistem minimum Microsoft. Tidak jelas mengapa chip Intel Generasi ke-6 benar-benar keluar dari daftar, tapi bagian dari keputusan ini mungkin terkait dengan Spectre dan Meltdown—dua bug keamanan prosesor komputer utama yang mempengaruhi hampir setiap perangkat yang dibuat selama 20 tahun.
Menurut analis utama di Moor Insights and Strategy, Patrick Moorhead, pilihan CPU Microsoft untuk Windows 11 tampaknya sama sekali tidak berkaitan dengan kinerja, tapi terlihat seperti mitigasi keamanan untuk serangan saluran. “Ini juga membantu pembuat chip memfokuskan pekerjaan pada masa depan, bukan masa lalu,” ujar dia.
THE VERGE | MICROSOFT
Baca juga:
Di Yogya, Rekor 1.600 Kasus Harian Covid-19 Dilaporkan 800?