TEMPO.CO, Jakarta - Kasus Covid-19 di Indonesia yang kian parah, menarik perhatian salah seorang dokter asal University of Maryland, Amerika Serikat, Faheem Younus. Pemilik akun Twitter @FaheemYounus yang sehari-hari menggunakan Bahasa Inggris ini bahkan sampai menggunakan Bahasa Indonesia demi menarik perhatian warganet Indonesia. Dalam cuitannya tersebut, Younus bahkan juga tidak menganjurkan penggunaan Ivermectin.
Sebelumnya, Younus mengungkapkan keprihatinannya terhadap kasus Covid-19 di Indonesia lantaran menurutnya, hanya dalam dua minggu, situasi Indonesia mulai menyerupai India. “Within two weeks, Indonesia’s situation is beginning to resemble India. Watch the same horror unfolding,” cuit Younus.
Kemudian dalam cuitannya yang beberapa kali menggunakan Bahasa Indonesia, Younos membagikan sejumlah kiat untuk warganet Indonesia dalam mengahadapi Covid-19.
“For My Indonesian Friends,” begitu cuitan Younus yang diunggah pada Jumat, 2 Juli 2021.
Dalam cuitannya tersebut, Younus memberikan saran kepada warganet Indonesia yang sedang melakukan isolasi mandiri atau isoman di rumah apabila merasa demam sebaiknya menggunakan tablet parasetamol, budesonide inhaler dua kali sehari, dan jika hidung tersumbat disarankan untuk menggunakan semprotan hidung Oxymetazolone.
Selain itu, Younus juga tidak menyarankan warganet Indonesia yang sedang melakukan isoman untuk menggunakan antibiotik, Ivermectin, seng, atau steroid. Namun dokter asal University of Maryland ini tidak menjelaskan alasannya mengapa menyarankan untuk tidak menggunakan Ivermectin, meski obat tersebut diakui ampuh membantu mempercepat proses penyembuhan pasien positif Covid-19.
Dalam cuitan berbahasa Indonesia berikutnya, Faheem Younus membahas tentang bagaimana menangani anggota keluarga yang terkena Covid-19 dan tengah melakukan isolasi mandiri. Younus menyarankan untuk memisahkan kamar tidur dan kamar mandi pasien, amati isolasi ketat, dan akhiri isolasi setelah 10 hari sejak gejala Covid-19 menyerang.
Younus juga menganjurkan warganet Indonesia untuk tidak mengulangi tes Covid-19, “Jangan ulangi tes Covid karena dapat bertahan plus selama berminggu-minggu tetapi pasien tidak menular lebih dari 10 hari,” tulisnya.
Dokter yang aktif mencuit soal Covid-19 di Twitter ini juga mengingatkan warganet Indonesia untuk tidak mengejar obat mahal seperti Remdesivir, Tocilizumab atau Plasma. Sebab, menurutnya obat mahal belum tentu menyelamatkan nyawa.
Disamping tidak merekomendasikan Ivermectin sebagai obat Covid-19, Faheem Younus lebih merekomendasikan pasien untuk menggunakan Deksametason dan antikoagulan karena dinilai bekerja paling baik. Selain itu jangan mengobati sendiri dan hanya untuk pasien rawat inap yang membutuhkan bantuan oksigen.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga: Ivermectin Dibagi Gratis di Sragen, Satu Pasien Covid-19 Konsumsi 5 Tablet