TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan baru ada satu kasus infeksi Covid-19 varian Delta Plus di Indonesia. Hal itu mengkoreksi pengumuman sebelumnya yang menyebutkan terdapat tiga pasien terinfeksi varian itu, yakni satu di Mamuju, Sulawesi Barat, dan dua di Jambi.
Menurut Amin, setelah ditelaah lebih lanjut, ternyata dua kasus yang di Jambi itu bukanlah varian Delta Plus, melainkan varian lokal atau B.1.466.2. “Delta Plus sudah ada, tapi ada koreksi, kasusnya baru ada satu yang di Mamuju,” ujar dia melalui sambungan telepon, Minggu, 1 Agustus 2021.
Varian Delta Plus yang dikenal sebagai B.1.617.2.1 atau AY 1 ini menjadi subvarian baru yang menarik perhatian komunitas medis. Varian ini memiliki mutasi yang memungkinkan virus menyerang sel paru-paru dengan lebih baik dan berpotensi lolos dari vaksin.
Amin yang juga Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu mengatakan Delta Plus pada dasarnya adalah tetap varian Delta. Namun, perbedaannya Delta Plus memiliki mutasi tambahan pada protein spike, K417N. “Karakter dasarnya masih Delta ya, jadi memang lebih cepat daripada varian lain penularannya,” tutur Amin.
Sementara, kata Amin, kaitan antara varian Delta Plus dan tingkat keparahan infeksinya masih belum diketahui. “Di Indonesia masih belum ada buktinya.”
Untuk dua kasus varian lokal di Jambi, Amin menambahkan, varian itu belum dianggap mengkhawatirkan, dan tidak dicatat sebagai variant of concern maupun variant of interest oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun, dia berujar, pihaknya tetap harus memperhatikan gerak-gerik virus itu, termasuk mutasinya dan juga penyebarannya.
Sebagai informasi, secara keseluruhan, varian Delta Plus telah dilaporkan di 11 negara, tapi jumlah kasus per negara hanya mencerminkan sampel yang telah diurutkan, dan lebih banyak data diperlukan untuk menentukan tingkat penyebaran yang sebenarnya. Di India, tempat pertama kali varian ini diidentifikasi pada Februari lalu, telah melabeli varian itu sebagai variant of concern.
Baca:
Kepala Eijkman Bicara Kebijakan PPKM Lanjutan: Tak Perlu, tapi...