Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dokter Ini Beberkan Bukti Ampuh Terapi Plasma Konvalesen pada Pasien Covid-19

image-gnews
Petugas melayani penyintas Covid-19 yang mendonorkan plasma konvalesen di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, Selasa, 24 Agustus 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Petugas melayani penyintas Covid-19 yang mendonorkan plasma konvalesen di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, Selasa, 24 Agustus 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Rumah Sakit Pendidikan Unggul Karsa Medika Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung, Theresia Monica Rahardjo, membeberkan manfaat terapi plasma konvalesen pada pasien Covid-19 di beberapa rumah sakit swasta di Indonesia. Menurutnya, pemberian terapi tersebut mampu mengurangi angka kematian dan membuat pasien bisa lebih cepat dirawat di rumah sakit.

Di Rumah Sakit Primaya yang berkolaborasi dengan Universitas Kristen Maranatha, Monica melaporkan bahwa dari 54 pasien yang sembuh, 96 persen diberikan plasma konvalesen. Pasien yang mengalami komplikasi ringan hanya satu untuk periode April-Desember 2020. Untuk periode kedua Januari-April 2021, ada 69 pasien sembuh.

“Kami heran kenapa bisa 96 persen angka kesembuhannya, padahal ada yang bilang bahwa terapi ini tidak berefek, bahkan memperburuk,” ujar dia dalam acara webinar nasional evaluasi gerakan nasional pendonor plasma konvalesen, Selasa, 21 September 2021.

Berdasarkan kasus-kasus di rumah sakit Primaya itu, Monica menduga keberhasilan itu karena pemberian terapi plasma konvalesen dilakukan dalam 14 hari pertama, dan pada pasien sebelum atau saat awal mula sesak napas. “Sebelum badai sitokin terjadi,” katanya lagi.

Kemudian, di Rumah Sakit Mayapada Bandung, terapi plasma konvalesen diberikan kepada pasien mulai dari gejala ringan, sedang, bahkan kritis—awalnya fokus pada pasien kritis. Studi pada 33 pasien yang dibagi menjadi dua grup, yang diberi terapi memiliki kematian lebih rendah, hanya 7 pasien, daripada yang tidak diberikan terapi, sebanyak 13 pasien.

Sampai saat ini, kata Monica, koleganya di Rumah Sakit Mayapada sudah menangani lebih dari 100 pasien, dan angka keberhasilannya 67,5 persen. Hal ini sesuai dengan salah satu artikel di jurnal terindeks Scopus yang menyebutkan bahwa pemberian terapi plasma konvalesen dengan kadar antibodi tinggi secara dini bisa menghambat progresivitas penyakit. “Khususnya pada orang yang lanjut usia,” tutur dokter spesialis anestesi itu.

Dia juga melaporkan data dari Rumah Sakit Panti Wilasa, Semarang, di mana ada perbedaan angka kematian di bangsal dan di ICU. Angka kematian pada pasien yang diberikan terapi plasma konvalesen di bangsal jauh lebih rendah dibandingkan seluruh populasi dengan pasien ICU. “Hal ini mendukung validitas bahwa pemberian plasma yang dini akan meningkatkan efektivitas plasma tersebut,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta, wanita kelahiran Purwokerto, Jawa Tengah, itu melihat dari 74 pasien yang diberikan terapi plasma konvalesen dengan kategori sedang dan kritis, sembuh sekitar 50 pasien atau 68 persen. Sementara yang meninggal 24 pasien atau 32 persen.

Di RSUD Bali Mandara, plasma konvalesen diberikan terutama pada pasien kritis. Dari seluruh pasien 32, yang sembuh sebanyak 20 pasien dan 12 meninggal. Di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar, Malang, dilaporkan bahwa pada pasien Covid-19 sedang dapat memberikan perbaikan dan kesembuhan di atas 95 persen.

Monica yang merupakan peraih Piagam Penghargaan MURI sebagai Pelopor Tatalaksana Terapi Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19 pada 2020 itu, mengatakan bahwa banyak rumah sakit swasta yang melakukan terapi ini. Jadi, kata dia, ada baiknya agar pemerintah tidak hanya melihat rumah sakit milik pemerintah saja, tapi juga yang swasta.

“Datanya bisa dikumpulkan, karena berdasarkan data, dari PMI sudah menyebarkan 99 ribu kantong plasma konvalesen ke seluruh Indonesia,” ujar Monica.

Baca:
Uji Klinis Terapi Covid-19 Plasma Konvalesen Ditargetkan Selesai Akhir 2021

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

2 hari lalu

Ilustrasi ruang tunggu di Rumah Sakit/ Bethsaida Hospital
3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri


Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Ilustrasi - Ventilator rumah sakit. (ANTARA/Shutterstock/am)
Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.


Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Juru bicara KPK, Ali Fikri, menghadirkan anggota DPRD Labuhan Batu, Yusrial Suprianto Pasaribu dan pihak swasta Wahyu Ramdhani Siregar, resmi memakai rompi tahanan seusai menjalani pemeriksaan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 26 Januari 2024. KPK resmi meningkatkan status perkara ke tahap penyidikan dengan menetapkan dan melakukan penahnan secara paksa selama 20 hari pertama terhadap dua orang tersangka baru Yusrial Suprianto Pasaribu dan Wahyu Ramdhani Siregar terkait Operasi Tangkap Tangan KPK terhadap empat tersangka Bupati Labuhan Batu, Erik A. Ritonga, anggota DPRD Labuhan Batu, Rudi Syahputra Ritonga, dua orang pihak swasta Efendy Sahputra dan Fazar Syahputra, dalam dugaan tindak pidana korupsi berupa pemberian hadiah atau janji terkait proyek pengadaan barang dan jasa dari APBD Tahun 2013 dan Tahun 2014 sebesar Rp.1,4 triliun di lingkungan Pemerintah Kabupatan Labuhan Batu. TEMPO/Imam Sukamto
Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.


1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

5 hari lalu

Ilustrasi ruang perawatan di rumah sakit.
1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.


PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

5 hari lalu

Anak-anak Palestina bermain di tengah reruntuhan taman yang hancur akibat serangan militer Israel, saat Idul Fitri, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Gaza 11 April 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

11 hari lalu

Raden Ajeng Kartini bersama dua saudarinya Kardinah dan Roekmini. Wikipedia/Tropenmuseum
Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa