TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah mendorong peningkatan jumlah pengusaha di Indonesia yang saat ini masih belum banya. Saat ini jumlah pengusaha berkisar 3,4 persen. Salah satu target yang dibidik untuk menjadi pengusaha adalah kelompok milenial.
“Kami dorong ruang untuk teman-teman mahasiswa masuk menjadi pengusaha. Saat ini (jumlah pengusaha) baru 3,4 persen. Kalau Indonesia mau jadi negara maju, jumlah pengusahanya harus double digit,” kata Bahlil Lahadalia saat memberikan Kuliah Umum “Peran Milenial dalam Peningkatan Investasi Indonesia” di Universitas Padjadjaran (Unpad) secara virtual seperti dikutip dari laman resmi Unpad pada Kamis, 17 Februari 2022.
Kuliah umum yang digelar Departemen Hukum Bisnis Transnasional Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran ini merupakan kuliah pembuka semester genap tahun akademik 2021/2022. Turut hadir Rektor Unpad Rina Indiastuti dan Dekan Fakultas Hukum Unpad Idris. Kendati demikian, ada banyak tantangan yang harus dibereskan saat mendorong milenial menjadi pengusaha. Di tahap awal pun, pengusaha telah dihadapkan pada tantangan perizinan.
Bahlil yang berkecimpung di dunia usaha ini menjelaskan, setidaknya ada empat aspek yang diinginkan pengusaha dalam hal perizinan. Empat aspek tersebut meliputi kepastian mendapatkan izin, kecepatan mendapatkan izin, kemudahan dan efisiensi dalam mendapatkan izin, serta transparansi perizinan.
Diakui Bahlil, selama ini proses perizinan di Indonesia cukup berbelit. Kondisi ini dinilai menjadi bumerang, khususnya bagi milenial, saat akan terjun menjadi pengusaha. Ujung-ujungnya, milenial kembali banting setir menjadi pekerja. “Bagaimana milenial bisa menjadi pengusaha kalau negara tidak hadir memberikan ruang bagi mereka,” ujarnya.
Karena itu, kata dia, pemerintah berupaya menghilangkan stigma susahnya mengurus izin usaha. Bahlil Lahadalia menjelaska, melalui Undang-undang Cipta Kerja, pemerintah telah menyusun konstruksi perizinan terintegrasi berdasarkan sistem elektronik (OSS).
Melalui sistem tersebut, perizinan usaha tidak lagi harus menghadap pejabat di kota/kabupaten, tetapi cukup dengan aplikasi. Selain itu, mahasiswa juga bisa langsung mendapatkan akses pembiayaan di perbankan melalui aplikasi tersebut.
“Semua kita berikan kemudahan, sehingga mahasiswa (dengan aplikasi tersebut) sudah bisa punya perusahaan,” kata Bahlil.
Bahlil Lahadalia juga menuturkan, menjadi pengusaha tidak hanya yang berlatar belakang pendidikan ekonomi saja. Seluruh bidang ilmu bisa menjadi pengusaha asalkan punya keberanian, intuisi, gagasan yang mampu meyakinkan orang lain, daya juang tinggi, serta karakter yang bagus.
“Itu modal yang paling besar untuk menjadi pengusaha,” tuturnya.
Baca juga:
SNMPTN 2022, Begini Siasat Memilih Program Studi Agar Tak Sia-sia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu