Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lapisan Es Mencair, Dasar Laut Beku Arktik Banyak Amblesan

image-gnews
Gambar Arktik oleh MODIS. Kredit: NASA
Gambar Arktik oleh MODIS. Kredit: NASA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan telah menemukan sejumlah amblesan hingga menyerupai lubang runtuhan raksasa muncul di Laut Arktik. Diperkirakan, amblesan terbentuk saat lapisan es mencair di dasar laut itu. Terukur yang terbesar memiliki panjang 220 meter, lebar 74 meter dan kedalaman 24 meter, atau cukup untuk menelan blok bangunan terdiri dari enam lantai.

Meskipun perubahan iklim yang dipicu oleh manusia telah terbukti meningkatkan suhu udara rata-rata di Kutub Utara, tapi belum tentu faktor yang sama menjadi penyebab dasar laut beku itu mencair. Dugaan sementara adalah karena sistem air tanah yang menjadi panas dan bergerak perlahan.

Permafrost (tanah beku abadi) Arktik di dasar Laut Beaufort Kanada telah tenggelam selama sekitar 12 ribu tahun, diperkirakan sejak pengujung zaman es yang terakhir. Kemudian air lelehan dari gletser menyelimuti wilayah tersebut.

Selama ini, dasar laut yang beku tersebut tersembunyi, atau terlindungi, di pedalaman Arktik. Wilayah itu baru belakangan dapat diakses oleh para ilmuwan di atas kapal, 'terima kasih' kepada perubahan iklim yang menyebabkan es laut menipis.

Para peneliti mengandalkan sonar berbasis kapal dan kendaraan bawah air otonom (AUV) untuk survei batimetri resolusi tinggi di Laut Beaufort Kanada. "Kami tahu bahwa perubahan besar sedang terjadi di seluruh lanskap Arktik, tetapi ini adalah pertama kalinya kami dapat menerapkan teknologi untuk melihat bahwa perubahan juga terjadi di lepas pantai," kata Charlie Paull, geolog dari Monterey Bay Aquarium Research Institute (MBARI).

Paull memimpin penelitian itu bersama Scott Dallimore dari Survei Geologi Kanada dan Sumber Daya Alam Kanada. Dia menyebut lubang reruntuhan di dasar laut yang ditemukan adalah hasil dari siklus iklim glasial-interglasial jangka panjang. "Kami tahu Arktik memanas lebih cepat daripada wilayah manapun di Bumi," kata Paull menambahkan. 

Ketika para peneliti pertama kali mulai melakukan survei dasar laut di wilayah tersebut pada 2010, mereka berfokus pada tepi tebing dan lereng di Laut Beaufort Kanada. Sekitar 110 mil (180 kilometer) dari pantai, mereka melihat jalur sepanjang 59 mil (95 kilometer) dari medan yang luar biasa kasar di sepanjang dasar laut.

Bentangan dasar laut itu pernah menandai tepi permafrost Pleistosen selama zaman es terakhir. Tim bertanya-tanya apa yang menyebabkan sifat dasar laut yang kasar.

Untuk memahami bagaimana kekasaran ini berkembang dari waktu ke waktu dan apa yang mungkin menyebabkannya, tim melakukan tiga survei lagi, menggunakan AUV pada 2013 dan 2017 dan kemudian menembakkan sonar pada 2019. Foto-foto yang didapat dari waktu ke waktu menunjukkan munculnya lereng curam dan depresi yang berbentuk tidak teratur di bawah sana. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Amblesan terus berlangsung

Begini cara para peneliti mengusulkan perkiraan lapisan es mencair membentuk lubang amblesan di dasar laut tersebut: awalnya saat pemanasan bertahap di bawah lapisan Arktik lalu area yang dulunya berisi padat (tanah beku) menjadi cair. Bahan permukaan kemudian runtuh ke dalam rongga berisi cairan itu. Runtuhnya dasar laut ini terjadi tak sekaligus melainkan dari waktu ke waktu.

Di beberapa daerah, di mana debit air tanah yang hangat ini lebih terbatas, air laut di dasar tetap cukup dingin. Akibatnya, setiap air tanah yang meresap akan membeku kembali setelah mencapai sedimen dekat permukaan. Sedimen beku itu mengembang, naik ke atas membentuk gundukan kerucut kecil yang disebut pingo.

Gundukan beku yang terganggu oleh lubang runtuhan ini bertanggung jawab atas kekasaran yang tidak biasa yang pertama kali ditemukan. Survei juga menunjukkan bahwa lubang amblesan terus meluas dari waktu ke waktu.

"Pembesaran terus-menerus dari beberapa depresi yang diamati selama beberapa survei menunjukkan bahwa ini adalah bagian dari proses yang sedang berlangsung," tulis para peneliti dalam laporan yang diterbitkan online di jurnal online Proceedings of the National Academy of Sciences, 14 Maret 2022.

SPACE

Baca juga:
Aplikasi Ini Libatkan Pengguna Ponsel Android untuk Pertajam Prakiraan Cuaca

 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perbedaan Aurora Borealis dan Australis, Mana yang Lebih Indah?

4 hari lalu

Aurora borealis, juga dikenal sebagai
Perbedaan Aurora Borealis dan Australis, Mana yang Lebih Indah?

Sama-sama aurora, kedua cahaya yang muncul di kutub Bumi yang berseberangan itu memiliki nama berbeda.


Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

10 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.


Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

11 hari lalu

Sisifus. Ilustrasi TEMPO/Imam Yunianto
Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.


Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

14 hari lalu

Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat thermometer pengukur suhu udara di Taman Alat Cuaca BMKG Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023. BMKG memprediksi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan berlangsung hingga akhir Oktober dan awal musim hujan terjadi pada awal November 2023. Tempo/Tony Hartawan
Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG


Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

16 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.


Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

17 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang dilihat dari desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.


Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

18 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.


Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

18 hari lalu

UNDP, WHO dan Kemenkes kolaborasi proyek yang didanai oleh Green Climate Fund (GCF) untuk waspadai dampak Perubahan Iklim di bidang Kesehatan/Tempo- Mitra Tarigan
Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

26 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

29 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.