TEMPO.CO, Kopenhagen -Greenpeace tengah jadi sorotan menyusul aksi belasan aktivisnya mencegat kapal tanker milik Pertamina di perairan Denmark yang mengangkut minyak mentah dari Rusia.
Greenpeace merupakan jaringan global independen yang fokus masalah lingkungan hidup, seperti mengkampanyekan perubahan iklim, penggundulan hutan, penangkapan ikan berlebihan, perburuan paus komersial, rekayasa genetika, dan isu-isu anti-nuklir.
Greenpeace terdiri dari 26 organisasi nasional yang tersebar di lebih dari 55 negara, termasuk seluruh Eropa, Asia, Amerika, Afrika, dan Fasifik, dengan pusat internasional di Amsterdam, Belanda.
Untuk mencapai berbagai tujuannya, aktivis Greenpeace kerap melakukan aksi langsung (demonstrasi), lobi, penelitian, dan ekotage. Organisasi ini tidak menerima dana dari perusahaan, pemerintah, atau partai politik, melainkan mengandalkan hibah dana dari yayasan dan tiga juta pendukung individual.
Sejarah Greenpeace
Misi penyelamatan Greenpeace sudah ada sejak 1971, saat sekelompok kecil aktivis berlayar menggunakan kapal nelayan tua dari Vancouver, Kanada menuju Alaska Barat.
Mengutip History and Successes di laman greenpeace.org, perjalanan tersebut untuk memprotes pengujian nuklir bawah tanah yang dilakukan militer AS di Amchitka, sebuah pulau vulkanik kecil di lepas Alaska barat.
Meski berujung dihentikan, aksi tersebut menjadi titik awal aktivis membentuk organisasi bernama Greenpeace. Dengan keyakinan aksi individu tanpa kekerasan mampu menciptakan perubahan positif.
Bill Darnell, pencipta nama Greenpeace menyebut organisasi ini sebagai tanda 'perdamaian hijau'.
Sepanjang tahun 1970-an, Greenpeace telah menyebar ke beberapa negara dan mulai mengkampanyekan berbagai isu lingkungan, termasuk perburuan paus komersial dan limbah beracun. Pada tahun 1979, Greenpeace Internasional dibentuk dan berbasis di Amsterdam, Belanda.
Greenpeace saat ini adalah organisasi internasional yang memprioritaskan kampanye lingkungan global. Berbasis di Amsterdam, Belanda, Greenpeace memiliki hampir 3 juta pendukung di seluruh dunia, dan kantor nasional serta regional di 40 negara.
Greenpeace di Asia Tenggara
Kembali mengutip laman resmi greenpeace.org, Greenpeace telah hadir di Asia Tenggara sejak tahun 2000. Dengan tujuan melindungi kawasan dari kerusakan ekologi lebih lanjut, menjadi mercusuar kesadaran, bertindak untuk kepentingan perlindungan lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan.
Greenpeace telah sukses memimpin kampanye di Filipina, Thailand, Indonesia dan Malaysia. Dengan tonggak penting: mencegah masuknya impor limbah berbahaya dan pengiriman radioaktif, kampanye melawan penebangan yang merusak, menghentikan teknologi polusi seperti insinerator limbah dan pembangkit listrik tenaga batu bara.
Juga mempromosikan pertanian berkelanjutan, energi terbarukan, dan solusi yang diperlukan untuk masalah lingkungan utama. Lalu bagaimana aksi terbaru Greenpeace di Denmark?
DELFI ANA HARAHAP
Baca juga: Insiden Greenpeace Cegat Kapal Tanker Pertamina: Mengenal Apa Itu Kapal Tanker