Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gletser Tebal Ditemukan di Qinghai-Xizang Cina, Mengenali Lapisan Es Besar Ini

image-gnews
Gletser Perito Moreno. Wikipedia/Martin St-Amant
Gletser Perito Moreno. Wikipedia/Martin St-Amant
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan mengungkap rahasia baru dari dataran tinggi Qinghai-Xizang, yang dikenal sebagai 'menara air Asia'. Tim peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina (CAS)  mengidentifikasi gletser paling tebal di kawasan tersebut.

Gletser Purog Kangri, terletak di wilayah Tsonyi, Daerah Otonom Xizang, Cina barat daya, menyimpan kejutan di balik lapisan esnya yang tebal. Dengan menggunakan peralatan radar, para ilmuwan mengukur ketebalan es hingga mencapai hampir 400 meter.

Dikutip dari Antara, penemuan ini menjadikan Gletser Purog Kangri sebagai gletser paling tebal di Dataran Tinggi Qinghai-Xizang, menggeser posisi sebelumnya yang dipegang oleh Tudung Es Guliya.

Apa Itu Gletser?

Dikutip dari National Geographic, gletser adalah massa es yang sangat besar dan bergerak lambat di permukaan Bumi. Gletser terbentuk dari akumulasi salju yang terkompresi selama ratusan bahkan ribuan tahun. Karena beratnya yang sangat besar, gletser bergerak perlahan menuruni lereng atau lembah.

Sebagian besar gletser dunia terletak di daerah kutub seperti Greenland dan Antarktika. Namun, gletser juga dapat ditemukan di pegunungan tinggi di berbagai belahan dunia, termasuk di Andes, Himalaya, dan Qinghai-Xizang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meskipun hanya sekitar 2 persen dari seluruh air di Bumi yang membeku, gletser menyimpan air tawar dan mempengaruhi iklim global. Gletser tidak hanya sekadar bongkahan es yang indah. Tetapi, juga merupakan semacam mesin waktu yang menyimpan catatan sejarah iklim Bumi. Dengan menganalisis lapisan-lapisan es yang terbentuk selama ribuan tahun, para ilmuwan merekonstruksi perubahan iklim pada masa lalu.

Dalam penelitian sebelumnya, para ilmuwan telah mengebor inti es dari Tudung Es Guliya yang mencapai kedalaman 308,6 meter. Inti es ini memberikan informasi berharga tentang iklim Bumi selama lebih dari 700 ribu tahun. Kini, para ilmuwan melakukan hal yang sama dengan Gletser Purog Kangri untuk menemukan catatan iklim yang bahkan lebih tua.

Gletser di seluruh dunia saat ini tengah menghadapi ancaman serius akibat pemanasan global. Suhu Bumi yang terus meningkat menyebabkan gletser mencair makin cepat. Pencairan gletser tidak hanya akan menyebabkan kenaikan permukaan air laut, tetapi juga mengancam ketersediaan air bersih bagi jutaan orang.

"Saat ini, gletser di seluruh dunia sedang mengalami pencairan. Ketika (gletser) mencair, catatan sejarah yang terkandung di dalamnya juga akan hilang," kata Lonnie Thompson, seorang akademisi dari Akademi Ilmu Pengetahuan Amerika yang terlibat dalam penelitian ini.

Pilihan Editor: Tinggi Gunung Mont Blanc Susut Lebih dari Dua Meter dalam Dua Tahun

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Astronom Temukan Calon Bumi 8 Miliar Tahun Mendatang

1 hari lalu

Ilustrasi Bumi dan bulan yang mengorbit bintang kerdil putih. (Kredit: Giuseppe Parisi/Livescience)
Astronom Temukan Calon Bumi 8 Miliar Tahun Mendatang

Sistem planet yang jauh ini pertama kali diamati oleh para astronom pada tahun 2020.


BRGM Rangkul Generasi Muda Hadapi Triple Planetary Crisis

1 hari lalu

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya didampingi Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Hartono, berfoto bersama peserta Youth Conservation Fest 2024 di Taman Nasional Kepulauan Seribu, pada 24 September 2024. Dok. BRGM
BRGM Rangkul Generasi Muda Hadapi Triple Planetary Crisis

Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menggelar Youth Conservation Fest 2024 atau #YCFest2024 bertema Let's Fight Triple Planetary Crisis sebagai salah satu bentuk inisiatif untuk menghimpun semangat generasi muda dalam memerangi isu lingkungan serta upaya pelestariannya.


Jumlah Korban Banjir Capai 218 Jiwa dan Penundaan Bantuan Picu Kemarahan Publik Nepal

2 hari lalu

Warga menyelamatkan barang-barangnya di sepanjang jalan saat air banjir surut setelah hujan lebat di Kathmandu, Nepal, 29 September 2024. REUTERS/Navesh Chitrakar
Jumlah Korban Banjir Capai 218 Jiwa dan Penundaan Bantuan Picu Kemarahan Publik Nepal

Korban selamat dari banjir monsun yang melanda Nepal mengkritik pemerintah karena upaya bantuan yang tidak memadai


Hadapi Perubahan Iklim Global, BMKG Targetkan Cetak 500 Doktor Muda Hingga 2030

5 hari lalu

Pegawai BMKG menunjukkan bagan prediksi cuaca di Kantor BMKG Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. (ANTARA/Katriana)
Hadapi Perubahan Iklim Global, BMKG Targetkan Cetak 500 Doktor Muda Hingga 2030

BMKG akan mencetak 500 doktor muda Indonesia sebelum 2030 dalam rangka menghadapi tantangan perubahan iklim global.


Asteroid 2024 PT5 Diidentifikasi Akan Mengorbit Bersama Bumi dalam Dua Bulan

7 hari lalu

Rotasi bumi
Asteroid 2024 PT5 Diidentifikasi Akan Mengorbit Bersama Bumi dalam Dua Bulan

Kalangan astronom tengah mengamati asteroid 2024 PT5 berukuran 11 meter yang akan terkena tarikan gravitasi bumi.


Mengenal Hidrogeologi, Bidang Ilmu yang Akan Digeluti Basuki Hadimuljono Usai Pensiun Jadi Menteri

10 hari lalu

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono usai Rapat Kerja Evaluasi APBN Pelaksanaan Anggaran Tahun 2024 sampai Mei 2024 di ruang Komisi V DPR, Senayan pada Kamis, 6 Juni 2024. Tempo/Bagus Pribadi
Mengenal Hidrogeologi, Bidang Ilmu yang Akan Digeluti Basuki Hadimuljono Usai Pensiun Jadi Menteri

Setelah pensiun Basuki Hadimuljono akan menggeluti hidrogeologi


Climate Innovation Week, Ajak Anak Muda Ikut Lestarikan Lingkungan

10 hari lalu

Ilustrasi pengusaha pemula. Foto: Freepik.com/tirachardz
Climate Innovation Week, Ajak Anak Muda Ikut Lestarikan Lingkungan

Anak muda diminta melihat peluang untuk memunculkan inovasi dan solusi permasalahan iklim di tengah masyarakat


7 Peneliti Undip Masuk Daftar 2 Persen Ilmuwan Teratas di Seluruh Dunia yang Dirilis Stanford-Elsevier

13 hari lalu

Tujuh ilmuwan dari UNDIP berhasil masuk dalam daftar 2% Ilmuwan Teratas di Seluruh Dunia untuk tahun 2024 yang disusun oleh Universitas Stanford. Dok. UNDIP
7 Peneliti Undip Masuk Daftar 2 Persen Ilmuwan Teratas di Seluruh Dunia yang Dirilis Stanford-Elsevier

Tujuh ilmuwan Undip masuk dalam daftar 2 persen ilmuwan teratas di seluruh dunia 2024 yang dirilis Universitas Stanford dan Elsevier.


Di Tengah Perubahan Iklim, Bulog Sebut Metode Pertanian dan Distribusi Tradisional Tak Lagi Memadai

13 hari lalu

Petani menanam padi di area persawahan kering yang dialiri air memakai mesin pompa di kawasan Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 5 September 2023. BMKG memprediksi sejumlah wilayah Indonesia bakal berstatus waspada kekeringan sampai dengan November karena dipengaruhi oleh fenomene El Nino. TEMPO/Tony Hartawan
Di Tengah Perubahan Iklim, Bulog Sebut Metode Pertanian dan Distribusi Tradisional Tak Lagi Memadai

Direktur Bulog mengatakan ada kebutuhan mendesak untuk menyikapi produksi beras di tengah perubahan iklim.


Benarkah BMKG Mampu Modifikasi Cuaca, Bagaimana Caranya?

14 hari lalu

BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda bekerja sama dengan BNPB dan Smart Aviation melakukan operasi modifikasi cuaca untuk mencegah hujan intensitas tinggi ganggu pembukaan PON XXI Aceh-Sumut, di Banda Aceh, Senin 9 September 2024. Foto: BMKG
Benarkah BMKG Mampu Modifikasi Cuaca, Bagaimana Caranya?

BMKG yang memperoleh tambahan anggaran Rp 25 miliar untuk mendanai kegiatan modifikasi cuaca tahun depan. Bagaimana caranya?