Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

7 Jenis Plastik, Risikonya terhadap Kesehatan

Reporter

Editor

Bram Setiawan

image-gnews
Ilustrasi Sampah Plastik di Laut. shutterstock.com
Ilustrasi Sampah Plastik di Laut. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sampah plastik sulit terurai. Bahkan beberapa jenis sampah plastik bisa terurai setelah ratusan tahun. Mengutip The Balance, plastik terbuat dari minyak Bumi. Adapun sekitar 1,6 juta minyak dibutuhkan untuk membuat botol plastik tiap tahun. Botol plastik akan terurai di alam sekitar 450 tahun.

Mengutip World Wide Fund for Nature (WWF) Australia, energi yang digunakan untuk memproduksi dan mengangkut botol plastik bisa mengisi bahan bakar 1,5 juta mobil selama satu tahun. Energi sebesar itu, 75 persen botol plastik hanya digunakan sekali pakai dan berakhir menjadi sampah yang mencemari lingkungan.

Jenis plastik

Merujuk keterangan dalam laman Waste 4 Change, perbedaan jenis plastik bisa dilihat dari simbol anak panah berbentuk segitiga. Di dalam simbol terdapat nomor kode plastik. Misalnya, simbol segitiga bernomor 1 atau 01 yang menandakan plastik bernama polythene terephthalate yang sebagian besar dipakai untuk kemasan makanan. 

  1. Polythene terephthalate (PET atau PETE) 

Mengutip Times of India, jenis plastik PET atau PETE yang paling umum digunakan dalam kemasan produk komersial. Plastik ini dipilih karena mampu mencegah oksigen dan menjaga karbon dioksida dalam kemasan. Walaupun bisa didaur ulang, tapi plastik ini mengandung antimon trioksida yang rentan menyebabkan kanker, masalah kulit, gangguan kehamilan. 

  1. High density polythene (HDPE) 

Beberapa barang yang menggunakan jenis plastik ini, antara lain botol deterjen, lapisan kotak sereal, ember. Beberapa penelitian menunjukkan, plastik dengan nomor kode 2 ini bisa melarutkan nonylphenol, senyawa yang mengganggu sistem endokrin. 

  1. Polivinil klorida (PVC) 

PVC dulunya jenis plastik peringkat kedua yang paling banyak digunakan di dunia, setelah polietilen. Penelitian telah menunjukkan, jenis plastik ini sebagai penyebab risiko kesehatan serius dan pencemaran lingkungan. Penggunaannya bisa melarutkan berbagai bahan kimia beracun, seperti bisphenol A (BPA), ftalat, timbal, dioksin, merkuri, dan kadmium. 

  1. Low Density Polyethylene (LDPE) 

Jenis plastik LDPE cenderung aman digunakan. Walaupun, jika plastik itu cukup lama terpapar sinar matahari bisa melarutkan senyawa nonylphenol. Beberapa produk yang menggunakan jenis plastik ini, cangkir, bungkus plastik, lapisan karton susu, dan kabel kawat. 

  1. Polypropylene (PP) 
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ini jenis plastik yang tahan lama. PP lebih kuat juga mampu menahan panas sehingga cocok untuk kemasan makanan yang bersifat panas. PP dianggap pilihan plastik yang  aman untuk penggunaan kemasan makanan dan minuman. Namun, dalam beberapa kasus terkait jenis melarutkan zat aditif plastik dan dikaitkan dengan penyebab penyakit asma. 

  1. Polystyrene (PS) 

Plastik kode 6 melarutkan stirena, bahan kimia yang juga terkandung dalam asap rokok atau karsinogenik yang berdampak sistem saraf dan otak seseorang. Beberapa penelitian terhadap hewan menunjukkan, plastik jenis ini membahayakan paru-paru, hati, gen, dan berdampak negatif terhadap sistem kekebalan tubuh seseorang.

  1. Jenis plastik lainnya 

Plastik kode 7 merupakan semua yang diidentifikasi selain enam jenis keseluruhan. Plastik ini biasanya terdapat lapisan jenis lain, seperti bioplastik. Contohnya, plastik polikarbonat yang biasa digunakan untuk botol atau galon. Polikarbonat kerap dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan termasuk kerusakan kromosom ovarium wanita, penurunan produksi sperma pria.

HARIS SETYAWAN

Baca: Berbagai Sampah Plastik Berbeda Lama Waktu Terurai

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

9 jam lalu

Pada Senin (5/2), Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja Charles III didiagnosis menderita kanker. Istana juga mengatakan bahwa sang Raja telah mulai menjalani perawatan. REUTERS/Toby Melville
Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.


Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

1 hari lalu

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

2 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

2 hari lalu

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita . (ANTARA/HO-Kementerian Perindustrian/rst)
Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

3 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

4 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

5 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

5 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

6 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

7 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.