Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Trias yang Menjadi Guru Penggerak di Papua

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (kanan) berbincang dengan Wali Kota Sorong Lambertus Jitmau (kiri) di SD Inpres 109 Kota Sorong, Papua Barat, Kamis, 11 Februari 2021. Masih dalam kunjungan kerjanya, Mendikbud melakukan tatap muka dengan 15 Calon Guru Penggerak (CGP) dan melakukan sosialisasi terkait program Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (P3K) bagi tenaga pendidik bukan PNS. ANTARA FOTO/Olha Mulalinda
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (kanan) berbincang dengan Wali Kota Sorong Lambertus Jitmau (kiri) di SD Inpres 109 Kota Sorong, Papua Barat, Kamis, 11 Februari 2021. Masih dalam kunjungan kerjanya, Mendikbud melakukan tatap muka dengan 15 Calon Guru Penggerak (CGP) dan melakukan sosialisasi terkait program Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (P3K) bagi tenaga pendidik bukan PNS. ANTARA FOTO/Olha Mulalinda
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Trias Agata Roni, salah satu guru penggerak di SMA Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Diaspora Kotaraja, Jayapura, Provinsi Papua, menceritakan pengalamannya ketika mengajar di kelas. Dia menyadari salah satu kendala dalam kegiatan pembelajaran di kelas Bahasa Inggris adalah kelas terasa membosankan atau sedikit monoton.

Sebelum menjadi guru penggerak, perempuan kelahiran 5 Mei 1990 itu melihat dirinya sebagai seorang guru yang galak. Ketika mengajar, dia merasa anak-anak tidak tertarik dan tidak antusias belajar, malah cenderung pasif.

Guru yang mengajar di kelas XI dan XII itu juga merasa suasana kelas tidak hidup dan membosankan sehingga anak tidak aktif bertanya dan berbagi saat pelajaran berlangsung serta cenderung malas belajar. Dalam proses refleksi diri, ia bangkit dan mulai berpikir tentang perubahan yang harus segera dilakukan untuk menghidupkan proses belajar mengajar.

"Belajar mengajar tidak bisa hanya berlangsung begitu saja seumpama hanya melewati waktu, namun harus berkesan mendalam dalam kegiatan pembelajaran siswa, membuat siswa aktif serta mewadahi pengembangan potensi dan mengembangkan kemampuan siswa," ujarnya.

Alasan Ikut Guru Penggerak

Pada suatu hari, ia membaca informasi dalam jaringan mengenai guru penggerak dan tertarik mengikutinya. Selama sembilan bulan, melalui program Guru Penggerak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ia bisa banyak belajar baik dari proyek mandiri, pelatihan dari para pengajar maupun dari rekan sejawat guru penggerak.

Trias mengikuti pelatihan dalam jaringan, lokakarya, konferensi, dan pendampingan. Selain mengembangkan kompetensi diri, ia juga memiliki pengalaman belajar mandiri dan kelompok terbimbing, terstruktur, dan menyenangkan, serta pengalaman belajar bersama dengan rekan guru lainnya.

Guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

"Harapannya setelah menjadi guru penggerak dapat tips, cara-cara membuat pembelajaran di kelas itu menarik," kata lulusan sarjana dari Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura itu.

Ketika mengikuti program Guru Penggerak, ia mendapatkan pelatihan yang memadai yang bisa mengakselerasi kemampuan mengajarnya dan memiliki komunitas untuk saling belajar, mengingatkan dan bertukar informasi tentang cara mengajar yang menciptakan antusiasme dan membangkitkan keaktifan siswa.

Guru honorer yang mengajar di SMA YPK Diaspora Kotaraja sejak 2015 itu berupaya menjadi guru yang bisa memberikan keleluasan bagi siswa berkarya dan mengembangkan potensi diri lewat aktivitas dan materi pembelajaran yang menarik.

Siswa Jadi Lebih Antusias Belajar

Salah satu materi dalam program Guru Penggerak yang berkesan bagi Trias adalah terkait pembelajaran sosial emosional. Trias menyukai materi tersebut karena bisa mengetahui bagaimana guru dapat membantu anak kembali tertarik dan aktif dalam proses pembelajaran.

Mengajar dengan metode ceramah sejak awal membuka kegiatan pembelajaran tidaklah ampuh membangkitkan antusiasme belajar. Menurut Trias, tantangannya sekarang adalah bagaimana mendapat minat anak dulu untuk lebih jauh terlibat dalam proses pembelajaran, sebelum memberikan materi pelajaran.

Dalam praktiknya, ketika masuk kelas untuk mengajar, ia terlebih dulu menanyakan perasaan anak, dan tidak langsung "berceramah" menyampaikan materi pelajaran.Dirinya juga rutin mempersiapkan dan melakukan permainan menarik untuk membangkitkan antusiasme dan semangat anak didik sebelum kelas dimulai.

"Bagaimana perasaan kamu sekarang?" merupakan salah satu kalimat pembuka kelas yang menarik perhatian siswa yang disampaikan Trias.

Kemudian, para siswa diajak bermain seperti berbicara dalam Bahasa Inggris yang dikemas sederhana namun menyenangkan. Dalam permainan itu, siswa diminta untuk membuat kepanjangan dari awalan huruf dari tiap huruf di nama panggilan mereka. Kepanjangan nama tersebut harus menggambarkan karakter yang dimiliki siswa.

Misalnya, seorang siswa bernama Fera, maka kepanjangan yang bisa dibuat adalah fun, energetic, responsible dan active. Tanpa disadari, sekalipun mereka bermain, sesungguhnya siswa sudah masuk ke dalam proses pembelajaran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di tengah kesibukannya, Trias terus berupaya menemukan dan menciptakan hal-hal baru untuk membangun suasana di kelas belajar. Ia rajin mencari teknik, metode, bentuk kegiatan, dan permainan untuk memperkaya metode dan tekniknya membangkitkan antusiasme siswa di kelas.

Selain mencari informasi lewat dunia maya dan berkarya mandiri, praktik baik mengajar dan ide permainan dapat diperoleh dari komunitas guru penggerak seangkatan.

"Saya minta masukan di komunitas angkatan pertama tentang bagaimana kalau anak rasa bosan. Bagaimana "ice breaker" yang bagus-bagus. Kami saling memberikan masukan seandainya kita nggak bisa dapatkan hal baru dan menarik," tuturnya.

Pembelajaran Berdiferensiasi

Untuk mengakomodasi pengembangan diri siswa berdasarkan kesiapan belajar, minat dan potensinya, Trias melakukan pembelajaran berdiferensiasi, yakni pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa.

Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran, tapi juga fokus pada proses dan konten/materi. Salah satu diferensiasi yang dilakukannya adalah produk dari tugas akhir siswa. Tugas akhir siswa tidak harus seragam, tapi bisa berbeda-beda satu sama lain sesuai dengan karakter dan potensi siswa. Beragam tugas itu justru membuat anak aktif dan bergairah belajar.

Siswa yang suka bernyanyi dapat membuat tugas akhir dengan menulis lirik lagu berbahasa Inggris dan langsung menyanyikannya di depan teman-teman sekelasnya. Siswa lain bisa mengemas tugas akhir dalam bentuk tulisan, tarian, kerajinan tangan atau video, bahkan bisa menggunakan platform media sosial.

Dengan memperhatikan gaya belajar dan karakter serta potensi siswa, Trias mengaku anak menjadi lebih berani berbicara sekalipun belum sepenuhnya benar saat menggunakan Bahasa Inggris. Menurut dia, yang penting adalah anak aktif dan percaya diri dulu baru nanti kesalahan yang ditemui dapat diperbaiki.

Kegiatan Belajar Jadi Lebih Menyenangkan

Seorang siswi kelas X3 SMA YPK Diaspora Amelia Demena mengaku merasa senang dan aktif saat belajar di sekolah. Permainan yang dibawakan sebelum kelas belajar dimulai, dirasa mampu menghidupkan suasana belajar.

Ia juga senang belajar dengan menggunakan internet sehingga banyak sumber belajar bisa diakses dengan cepat. "Sebelum masuk 'mood' kita dibuat 'happy' (senang). Guru ajarkan kita berdoa, memberi salam pakai Bahasa Inggris. Sebelum belajar ada permainan," ujarnya.

Kegiatan belajar Bahasa Inggris juga beragam dan memanfaatkan berbagai media pembelajaran seperti menonton film, presentasi, dan bercerita. "Lebih percaya diri, lebih paham, guru tidak terlalu menekan. Guru mengerti, kita mengerti," katanya.

Demikian pula dengan siswa kelas X1 di SMA YPK Diaspora Frits Yosefus Dorinya, yang mengaku senang dengan pembelajaran berbasis proyek seperti belajar dengan mengamati lingkungan sekitar, membuat pupuk enzim dari buah-buahan, dan membuat makanan papeda.

Model belajar tersebut bersifat aplikatif dan berguna bagi kehidupan. "Pembelajaran itu lebih paham, lebih kreatif," ujar Frits.

Pendidikan guru penggerak dan pembelajaran berdiferensiasi diharapkan dapat membawa perubahan nyata dalam kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dan meningkatkan kemampuan para siswa sesuai dengan potensi dan kebutuhan belajar mereka. 

Baca juga: Tips Agar Bisa Jadi Nakes di UK dari Alumni Kedokteran UNAIR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


TPNPB-OPM Tuding Serangan Udara Bakar 3 Rumah Warga Sipil di Kampung Pogapa, Ini Kata TNI

2 jam lalu

Asap api tampak membubung dari bangunan Sekolah Dasar Negeri Inpres Pogapa di Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah, yang dibakar TPNPB-OPM, Rabu, 1 Mei 2024. Dok. Istimewa
TPNPB-OPM Tuding Serangan Udara Bakar 3 Rumah Warga Sipil di Kampung Pogapa, Ini Kata TNI

TPNPB-OPM meminta pemerintah Indonesia bertanggung jawab atas pembakaran tiga rumah warga sipil di Kampung Pogapa itu.


Aktivis Papua Apresiasi Pangdam Cenderawasih dan Kapolda Berhasil Pertahankan Situasi Kondusif

5 jam lalu

Suasana aparat gabungan TNI-Polri dari Brimob dan Kopassus diturunkan ke Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah, untuk memburu kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) setelah pembakaran sekolah di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah, Jumat, 3 Mei 2024. Dok. Humas Polda Papua
Aktivis Papua Apresiasi Pangdam Cenderawasih dan Kapolda Berhasil Pertahankan Situasi Kondusif

Aktivis itu berharap kerja sama masyarakat dan aparat keamanan terus ditingkatkan guna menciptakan lingkungan aman dan damai bagi semua warga Papua.


TNI Klaim Tembak Anggota TPNPB-OPM, Amankan Kampung Pogapa Papua Tengah

6 jam lalu

Pasukan TNI-Polri mengevakuasi jenazah Alexsander Parapak pada Sabtu, 4 Mei 2024, di Kampung Pogapa, Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah. Dia dibunuh kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan markas Polsek Homeyo. Dokumen: Humas Polda Papua
TNI Klaim Tembak Anggota TPNPB-OPM, Amankan Kampung Pogapa Papua Tengah

TNI menyatakan berhasil mereduksi kekuatan OPM kelompok Afrianus Bagubau dan Keny Tipagau.


TPNPB-OPM Sebut Serangan Militer di Sugapa Intan Jaya Hari Ini, Ada Helikopter dan Rentetan Tembakan

7 jam lalu

Asap api tampak membubung dari bangunan Sekolah Dasar Negeri Inpres Pogapa di Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah, Rabu, 1 Mei 2024. Bangunan itu dibakar TPNPB-OPM setelah penyerangan markas Kepolisian Sektor Homeyo pada 30 April lalu. Dok. Istimewa
TPNPB-OPM Sebut Serangan Militer di Sugapa Intan Jaya Hari Ini, Ada Helikopter dan Rentetan Tembakan

Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengklaim helikopter dalam video itu menghujani Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua Tengah, dengan peluru.


Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

11 jam lalu

Pasukan TPNPB OPM di Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah. Dokumentasi TPNPB.
Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

Menurut jubir TPNPB-OPM, banyak sekolah di pedalaman Papua dijadikan sebagai pos militer TNI-Polri.


TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

17 jam lalu

Pasukan TNI-Polri mengevakuasi jenazah Alexsander Parapak pada Sabtu, 4 Mei 2024, di Kampung Pogapa, Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah. Dia dibunuh kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan markas Polsek Homeyo. Dokumen: Humas Polda Papua
TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

TPNPB-OPM menyampaikan alasan membakar gedung sekolah saat menyerang aparat militer di Distrik Homeyo, Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah.


TPNPB-OPM Minta Pemerintah Indonesia Buka Akses Lembaga HAM ke Papua

17 jam lalu

Pasukan TPNPB OPM di Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah. Dokumentasi TPNPB.
TPNPB-OPM Minta Pemerintah Indonesia Buka Akses Lembaga HAM ke Papua

TPNPB-OPM meminta pemerintah Indonesia membuka akses bagi lembaga-lembaga HAM nasional maupun internasional ke Papua.


TPNPB-OPM Bantah Bunuh Warga Sipil Alexsander Parapak di Intan Jaya: Dia Mata-mata Tentara

21 jam lalu

Pasukan TNI-Polri mengevakuasi jenazah Alexsander Parapak pada Sabtu, 4 Mei 2024, di Kampung Pogapa, Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah. Dia dibunuh kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan markas Polsek Homeyo. Dokumen: Humas Polda Papua
TPNPB-OPM Bantah Bunuh Warga Sipil Alexsander Parapak di Intan Jaya: Dia Mata-mata Tentara

TPNPB-OPM menyatakan sudah meminta warga sipil untuk meninggalkan 8 daerah yang mereka sebut sebagai wilayah perang.


TPNPB Nyatakan 8 Daerah di Papua Ini Wilayah Perang, Minta Masyarakat Pergi

1 hari lalu

Panglima TPNPB Kodap VIII Intan Jaya Brigadir General Undius Kogeya bersama pasukannya. Sumber: TPNPB OPM
TPNPB Nyatakan 8 Daerah di Papua Ini Wilayah Perang, Minta Masyarakat Pergi

Terbaru, TPNPB menyerang Polsek Homeyo dan pos Komando Rayon Militer 1705-05/Homeyo dan membakar sekolah di Distrik Homeyo, Intan Jaya


Polda Papua Usut Pembakaran 2 Ekskavator dan 2 Truk oleh Orang Tak Dikenal di Yapen

1 hari lalu

Kabid Humas Polda Papua, Kombes. Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo. Dok Polda Papua
Polda Papua Usut Pembakaran 2 Ekskavator dan 2 Truk oleh Orang Tak Dikenal di Yapen

Polisi telah melakukan olah TKP di lokasi pembakaran 2 truk dan 2 ekskavator milik PT Simon di Kepulauan Yapen Papua.