Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Turki Jamin Pengiriman Kembali Gandum: Kenali Perbandingan Gandum dan Beras

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Gambar citra satelit milik Maxar yang menyebutkan kapal Rusia mengangkut gandum Ukraina di Sevastopol, Mei 2022. Twitter@ukraine_world
Gambar citra satelit milik Maxar yang menyebutkan kapal Rusia mengangkut gandum Ukraina di Sevastopol, Mei 2022. Twitter@ukraine_world
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan menteri infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov menandatangani kesepakatan pada Jumat 22 Juli 2022 sore di Istanbul, Turki tentang ekspor gandum.

Penandatanganan ekspor gandum antara Ukraina, Rusia, Turki dan PBB dilakukan demi meringankan krisis pangan global.

Dalam catatan Tempo, Turki memang mendukung kerja sama untuk menengahi perang Rusia Ukraina. Pasalnya, banyak negara yang terdampak dengan naiknya harga bahan pangan seperti biji-bijian, minyak goreng, bahan bakar dan pupuk di pasar global.

Banyak negara yang terdampak krisis pangan akibat invasi Rusia ke Ukraina. Salah satu negara yang terdampak adalah Indonesia dengan impor bahan baku seperti gandum dan biji-bijian. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia setiap tahun selalu mengimpor gandum dari Ukraina dan Rusia. Tercatat sebanyak 2,8 juta ton gandum telah dikirimkan pada tahun 2021 dari Ukraina ke Indonesia.

Saat ini memang bahan pokok makanan masyarakat Indonesia adalah beras, namun dengan masuknya gandum mungkin juga dapat menggantikan posisi beras. Lantas, apa keunggulan gandum dibandingkan beras?

Beras dan Gandum Secara Umum

Beras dan gandum merupakan bahan pokok biji-bijian yang sama-sama tumbuh pada spesies rumput. Kedua biji-bijian ini adalah bagian dari keluarga Poaceae, atau contoh tanaman lainnya seperti jagung, barley, dan millet.

Dari penampilannya gandum memiliki bentuk lebih lonjong bewarna kuning muda atau krem, sedangkan nasi akan lebih encer. Sementara untuk rasanya kadang memiliki rasa lebih pahit dan beras lebih ringan agak kemanisan. Biasanya beras lebih sering dimasak di negara Asia, sementara gandum digunakan untuk menghasilkan tepung dalam makanannya seperti pizza dan pasta.

Bagaimana Nutrisinya?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua makanan ini terbilang cukup tinggi kalori. Tapi tidak sepenuhnya menganggu diet yang sedang dilakukan. Melansir foodstruct.com, nasi adalah pilihan yang lebih baik untuk melakukan diet rendah kalori, rendah karbohidrat, dan rendah lemak. Sedangkan gandum dipilih untuk diet indeks glikemik rendah.

Namun dalam jurnal berjudul Does wheat make us fat?, menjelaskan bahwa hubungan konsumsi gandum utuh dengan peningkatan prevalensi obesitas pada populasi umum tidak ada kaitannya. Berbeda pada studi yang terbit pada tahun 2018, menyatakan bahwa nasi putih memiliki korelasi untuk menyebabkan penambahan berat badan.

Lebih Sehat Mana

Dari riset yang didapat, gandum memiliki kunggulan dalam kesehatan di beberapa bagian. Misalnya pada kesehatan jantung, studi 2015 menunjukan bahwa nasi putih berpotensi meningkatkan penyakit kardiovaskular. Namun di beberapa penelitian, asupan olahan beras terhadap serangan jantung juga belum konsisten.

Sementara studi yang terbit pada 2018 menjelaskan bahwa gandum terbukti dapat mengurangi gejala jantung coroner dan penyakit kardiovaskular. Selain itu, gandum juga mampu menurunkan kolestrol darah dan tekanan darah. Mengganti nasi putih dengan gandum juga dapat mengurangi risiko diabetes berlebih.

Gandum memang memiliki indeks glikemik yang cukup rendah. Namun disarankan untuk mengonsumsi jenis biji-bijian ini secara teratur agar mendapatkan kesehatan yang lebih terjaga.

FATHUR RACHMAN
Baca juga : Odesa Diserang, Amerika Menuduh Rusia Langgar Komitmen Ekspor Gandum

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

40 menit lalu

Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 1 Maret 2024. Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Selatan-Bangka Belitung mendapatkan pasokan beras impor sebanyak 42.000 ton beras dari Thailand, Vietnam, Myanmar yang akan didistribusikan ke dua provinsi yaitu Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung sebagai cadangan beras pemerintah untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga.  ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.


Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

3 jam lalu

Jenderal Sudan Abdel Fattah al-Burhan. REUTERS
Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.


Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

12 jam lalu

Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan PM Israel, Benjamin Netanyahu. Iakovos FOTO/Murat Cetinmuhurdar dan Hatzistavrou/Pool via REUTERS
Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.


Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

1 hari lalu

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi. ANTARA/Sulthony Hasanuddin
Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.


Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

1 hari lalu

Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan PM Israel, Benjamin Netanyahu. Iakovos FOTO/Murat Cetinmuhurdar dan Hatzistavrou/Pool via REUTERS
Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.


Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat wawancara dengan Tempo di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat, 21 Oktober 2022. TEMPO/Tony Hartawan
Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI


Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

1 hari lalu

Petugas bekerja memindahkan jenazah warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.


Dagang Sapi Kabinet Prabowo

9 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.


Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

9 hari lalu

Pria Palestina duduk di reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza utara, 22 April 2024. PkkREUTERS/Mahmoud Issa
Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.


Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

10 hari lalu

Suasana Gang 8, Jalan Nusa Indah IV, RT8/RW4 Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin, 22 April 2024. Tersedia 32 item pencegah krisis planet di lokasi ini, mulai dari kolam gizi warga, tanaman produktif hingga akuaponik. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

Inisiatif lokal untuk mitigasi krisis pangan lahir di jalan gang di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Berbekal dana operasional RT.