TEMPO.CO, Doha -Segala cara dilakukan pihak otoritas Qatar demi mensukseskan perhelatan Piala Dunia 2022.
Forbes melaporkan, total biaya yang digelontorkan tuan rumah untuk pembangunan dan perawatan 8 stadion standar FIFA mencapai US $229 miliar. Tidak dipungkiri Qatar mendapat tantangan berat kala menjaga kualitas stadion, termasuk rumput lapangan selama Piala Dunia 2022 berlangsung.
Kesuburan Rumput di Cuaca Panas Ekstrim
Pasalnya, Piala Dunia edisi tahun 2022 ini pertama kali digelar di Timur Tengah yang memiliki kondisi cuaca panas yang ekstrim. Mengatasi kondisi ini, Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) bahkan memajukan jadwal kick off di bulan November untuk memastikan tidak ada hal yang tidak terduga. Salah satunya, memastikan kualitas rumput lapangan tumbuh subur di negara gurun itu.
8 stadion yang menjadi venue Piala Dunia 2022, antara lain Lusail Stadium, Al Bayt Stadium, Ahmad Bin Ali Stadium, Stadium 974, Education City Stadium, Al Janoub Stadium, dan Khalifa Stadium.
Baca juga : Masih Bingung Qatar di-Mana? Tuan Rumah-Piala Dunia 2022 Ini Produsen Minyak dan Gas Berpengaruh di Dunia
Dirangkum dari Reuters, berikut beberapa strategi Qatar dalam menjaga kualitas rumput delapan stadion tersebut untuk perhelatan Piala Dunia 2022 yang berlangsung mulai 20 November sampai 18 Desember 2022.
Impor Benih Rumput Super dari Amerika
Sejak ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Dunia pada tahun 2010 silam, Qatar melakukan penelitian terhadap 12 jenis rumput untuk ditanam di stadion sepak bolanya. Diputuskan, Qatar memilih rumput kualitas super yang diimpor dari Amerika Serikat. Sebanyak 140 ron benih rumput diterbangkan setiap tahun.
Memasang Sistem Pendingin Stadion
Mengingat suhu tinggi di Qatar, setiap stadion dilengkapi dengan teknologi sistem pendingin atau HVAC. Tidak hanya untuk pemain, sistem pendingin ini diproyeksikan untuk menjaga kesehatan rumput stadion. Para pekerja bakal menyemburkan udara dingin langsung melalui nosel yang terpasang di sisi bawah rumput lapangan secara otomatis.
Siap Atas Risiko Jamur dan Penyakit
Piala Dunia 2022 berlangsung selama 28 hari, setiap lapangan membutuhkan 10.000 liter air destilasi setiap hari di musim dingin dan 50.000 liter di musim panas. Karena transisi cuaca Qatar dari musim panas yang membakar ke musim dingin yang sejuk berisiko membuat rusak rumput stadion. Selain itu, ada ancaman jamur dan penyakit yang bakal menyerang. Mengatasi hal itu, Qatar melibatkan pemeliharaan dengan bahan kimia dan melengkapi sistem bawah tanah yang menyedot kelembaban berlebih.
Membuat Cadangan Rumput Seluas 425.000 meter persegi
Qatar menyatakan siap untuk keadaan darurat apa pun. Terkait dengan masalah rumput lapangan di 8 stadion, negara penghasil minyak itu telah membuat cadangan rumput seluas 425.000 meter persegi atau sekitar 40 lapangan sepak bola di sebuah lahan peternakan di Doha Utara. Itu bisa dipanen, diangkut dengan truk ke stadion dan siap dimainkan hanya dalam delapan jam.
HARIS SETYAWAN
Baca juga : Penonton Piala Dunia 2022 Salah Sangka Bendera Negara Bagian di Brasil Dikira Bendera LGBT
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.
