TEMPO.CO, Jakarta - Bagus Hendrawan, mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) berhasil meraih beasiswa International Student Mobility Awards (IISMA) 2023. Bagus menjadi salah satu dari 590 mahasiswa vokasi yang akan diberangkatkan ke luar negeri untuk mengikuti kuliah di kampus terbaik dunia.
Mahasiswa program studi Teknologi Permainan ini akan belajar selama satu semester di University of Missouri-Kansas City khususnya pada bidang artificial intelligence (AI). “Saya masih enggak menyangka menjadi awardee IISMA, apalagi jika dibandingkan dengan calon lain yang memiliki banyak prestasi,” kata Bagus dilansir dari laman Direktorat Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan pada Selasa, 25 April 2023.
Lulusan SMK 51 Jakarta ini mengaku bahwa dirinya tidak berharap banyak untuk bisa lolos program tersebut. Sebab, menurut dia, persaingan cukup ketat menuju kampus yang berada di Amerika Serikat tersebut. Namun, berkat usaha dan dukungan dari keluarga dan rekan-rekannya, Bagus terpilih sebagai satu-satunya mahasiswa Polimedia yang berangkat ke Amerika.
Bagus bertekad untuk mengembangkan permainan yang bagus untuk anak Indonesia sepulangnya belajar dari Amerika nanti. Apalagi di prodi Teknologi Permainan Polimedia Bagus juga sudah mempelajari bagaimana membangun dan mengembangkan sebuah teknologi permainan.
Kombinasi antara kompetensi yang didapat selama ini di kampus dan ilmu AI yang akan dipelajari nanti diharapkan bisa melahirkan karya yang membawa manfaat.“Saya harap semoga ilmu yang saya dapatkan nanti bisa berkontribusi kembali kepada keluarga, Polimedia, dan juga Indonesia,” ujar Bagus.
Pada 2019, Bagus menjadi mahasiswa di Polimedia. Selama berkuliah, dia mendapat beasiswa Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul. Memiliki orang tua yang berprofesi sebagai cleaning service dan asisten rumah tangga, tidak menyurutkan semangat Bagus untuk meraih cita-cita. Di tengah keterbatasan yang sudah dilalui semenjak bangku SMK, Bagus memetik hasil manisnya saat ini.
Ayah Bagus, Sutisna begitu bangga anaknya bisa menjajal kuliah di Amerika. Baginya, pendidikan anak merupakan kebahagiaan bagi orang tuanya. Apalagi Bagus selalu berjuang untuk tetap mengenyam pendidikan sampai saat ini.
“Campur aduk rasanya, senang, haru, khawatir, karena harus jauh dari Indonesia. Tapi saya bangga kepada Bagus karena telah memberikan terbaik untuk kami,” kata Sutisna.
Meski serba terbatas, Sutisna selalu memprioritaskan agar anaknya mendapatkan pendidikan yang layak. Ayah dua anak ini berprinsip tak ada anaknya yang putus sekolah karena terhalang biaya. Oleh karena itu, motivasi selalu diberikan kepada Bagus agar tetap semangat menjalani perkuliahannya.
“Saya tidak ingin anak ini seperti saya yang tidak lanjut kuliah karena biaya. Alhamdulillah Bagus mendapatkan rezekinya di situ, dari biaya kuliah, sampai nanti akan berangkat ke luar negeri,” ucap Sutisna.
Sebagai orang tua, Sutisna mengaku selalu memberikan dukungan kepada sang putra untuk mendalami passion Bagus di bidang permainan. Sutisna bahkan mengajarkan beberapa permainan sampai akhirnya Bagus dapat memecahkan berbagai permainan yang sulit bagi anak seumurnya.
“Saya senang bermain playstation, dan Bagus pun menyukainya. Bersyukurnya permainan ini juga yang memberikan Bagus banyak beasiswa” kata Sutisna.
Sutisna mengatakan sejak kecil Bagus sudah bercita-cita menjadi tentara. Alasannya untuk mengabdi kepada negara ini. "Ya mungkin semangat Bagus mengabdi kepada negara bisa dilakukan dengan cara yang berbeda. Tidak mesti harus jadi tentara,” kata Sutisna.
Pilihan Editor: Profil Ponpes Al-Zaytun yang Gelar Salat Id Jemaah Campur, Tertutup hingga Tuduhan NII