Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

UGM Kukuhkan Diah Rachmawati Jadi Profesor, Bahas Perubahan Iklim Bikin Stres Tumbuhan

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
UNIVERSITAS GADJAH MADA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Gadjah Mada atau UGM Yogyakarta mengukuhkan Dosen Fakultas Biologi UGM Dr. Diah Rachmawati, S.Si., M.Si sebagai guru besar atau profesor. Dalam orasi ilmiahnya, Diah menyatakan perubahan iklim menjadi ancaman bagi kelangsungan kehidupan makhluk di bumi, termasuk tumbuhan. "Perubahan iklim bisa memengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman pangan," kata dia seperti dikutip Tempo dari ugm.ac.id Jumat, 21 Juli 2023.

Diah menyampaikan perubahan lingkungan yang dipicu perubahan iklim global berdampak pada kondisi lingkungan yang tidak ideal bagi tumbuhan. Kondisi lingkungan yang tidak ideal akan membatasi fungsi tumbuhan sehingga mengalami stres atau cekaman.

“Kondisi lingkungan yang ekstrem bisa berdampak buruk pada pertumbuhan, reproduksi, dan kelangsungan hidup tumbuhan,” terangnya saat menyampaikan pidato pengukuhan berjudul Aplikasi Fisiologi Tumbuhan Dalam Upaya Mitigasi Dampak Perubahan Iklim Global, Selasa lalu di Balai Senat UGM.

Menyitir hasil penelitian Fang dan Xiong, 2005, Diah menjelaskan bahwa perubahan iklim yang terjadi saat ini, diprediksi akan memengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman pangan lebih dari 50% pada tahun 2050. Perubahan iklim global berupa peningkatan CO2, kekeringan, salinitas, dan temperatur tinggi atau rendah dapat menyebabkan berbagai cekaman yang akan memengaruhi proses fisiologi tumbuhan.

Lebih lanjut Diah menyampaikan bahwa penelitian tentang respons tumbuhan terhadap perubahan iklim, menunjukkan bahwa sebagian besar tumbuhan diperkirakan akan lebih tercekam dan kurang produktif di masa depan.

Pemahaman fisiologis tanaman pangan memberikan landasan ilmiah mendasar tentang berbagai aspek metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan. Hal ini sangat penting untuk perbaikan tanaman atau pengembangan teknologi di bidang pertanian dalam mengatasi perubahan iklim.

Kajian fisiologi tumbuhan mengintegrasikan informasi tingkat respons cekaman abiotik dan mengidentifikasi mekanisme toleransi cekaman yang diperlukan untuk merekayasa tumbuhan yang stabil di lingkungan. "Selain itu, juga menghasilkan produk lebih banyak, dengan lebih sedikit air dan sumber daya yang semakin berkurang, untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat seiring dengan peningkatan populasi dunia,” paparnya.

Diah mengatakan aplikasi fisiologi tumbuhan dapat membantu mengembangkan teknologi dan strategi mitigasi cekaman lingkungan yang lebih efektif dan efisien dalam mengatasi dampak perubahan iklim. Strategi mitigasi dampak cekaman abiotik dapat dilakukan dengan pendekatan omics dan pemuliaan tanaman secara molekuler dan rekayasa genetika.

Baca juga: BEM Unhas Sebut Mekanisme Kampus Tetapkan UKT hingga KIP Kuliah Tak Jelas

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jabon dan pule bagus untuk menyerap karbon

Pengembangan tanaman yang toleran terhadap cekaman menjadi salah satu upaya mitigasi cekaman lingkungan. Dia menyebutkan penelitian fisiologi tumbuhan telah berhasil mengidentifikasi mekanisme toleransi tanaman terhadap suhu tinggi, kekeringan, banjir, dan cekaman lingkungan lainnya.

Salah satu cara untuk meningkatkan toleransi tanaman terhadap cekaman salah satunya melalui skrining fenotif dan seleksi genetik dengan pemuliaan baik konvensional maupun rekayasa genetik.

Aplikasi fisiologi tumbuhan pada ekosistem dan lingkungan, lanjut Diah, dapat memberikan manfaat yang signifikan untuk pemahaman dan pengelolaan lingkungan hidup. Ia mencontohkan dalam upaya untuk mengurangi emisi CO2 dan mengatasi perubahan iklim.

Penelitian fisiologi tumbuhan dapat dimanfaatkan untuk identifikasi spesies tumbuhan yang lebih efektif menyerap karbon berdasarkan analisis fotosintesis bersih yang dapat dilihat dari simpanan karbon.

“Dari sejumlah penelitian terdahulu diketahui beberapa tumbuhan yang terindentifikasi memiliki penyerapan karbon yang tinggi antara lain Jabon (Anthocephalus cadamba), Tanjung (Mimusops elengi), dan Pule (Alstonia scholaris),” ungkapnya.

Pilihan Editor: Indah Aprilia Nasution, Anak Buruh yang Meraih Mimpi Kuliah di UGM dengan KIP Kuliah

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

1 jam lalu

Mahasiswa UGM menggelar aksi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Balairung UGM Kamis, 2 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

Mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).


Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

1 jam lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

Rektor UGM Ova Emilia mengatakan, UGM telah membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, inovatif, strategis, berdaya saing, dan sinergis.


Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

2 jam lalu

Mahasiswa UGM menggelar aksi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Balairung UGM Kamis, 2 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.


Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

7 jam lalu

Aulia Ayub, lulusan termuda dan tercepat Program Spesialis UGM. ugm.ac.id
Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

Aulia Ayub mengungkapkan kiatnya sebagai lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis UGM dengan IPK 4,00.


Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

8 jam lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.


Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

21 jam lalu

Logo Partai Golkar
Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota


Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

1 hari lalu

Aulia Ayub, lulusan termuda dan tercepat Program Spesialis UGM. ugm.ac.id
Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

Cerita Aulia Ayub, peraih lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 4,00.


3 Prodi FMIPA UGM Masuk Peringkat Dunia Versi QS WUR by Subject 2024

1 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
3 Prodi FMIPA UGM Masuk Peringkat Dunia Versi QS WUR by Subject 2024

Ketiga prodi UGM tersebut adalah prodi Matematika, Kimia, dan Fisika.


Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang dilihat dari desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.


Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

1 hari lalu

Umar Kayam. TEMPO/Rully Kesuma
Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

Mengenang Umar Kayam, pemeran Sukarno dalam film Pengkhianatan G30S/PKI. Kakek Nino RAN ini seorang sastrawan dan Guru Besar Fakultas Sastra UGM.