Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cegah Wabah Antraks Berulang, Periset BRIN Akan Kembangkan Vaksin Oral

image-gnews
Petugas Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo menyiapkan dosis vitamin dan vaksin antraks untuk sapi ternak warga pada kegiatan Vaksinasi Antraks di desa Karanganyar, Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa, 11 Juli 2023. ANTARA/Mohammad Ayudha
Petugas Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo menyiapkan dosis vitamin dan vaksin antraks untuk sapi ternak warga pada kegiatan Vaksinasi Antraks di desa Karanganyar, Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa, 11 Juli 2023. ANTARA/Mohammad Ayudha
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Veteriner Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Rahmat Setya Adji mengatakan BRIN akan mengembangkan vaksin oral untuk mencegah penyebaran wabah antraks pada hewan ternak. Vaksinasi hewan dinilai menjadi langkah yang perlu segera dilakukan dalam mengendalikan wabah antraks di wilayah-wilayah endemi.

“Saya baru melakukan identifikasi isolat bakteri antraksnya, kami akan mulai kembangkan tahun depan,” jelas Rahmat saat menjadi narasumber dalam acara Media Lounge Discussion (MeLoDi) di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Kamis, 20 Juli 2023.

Menurutnya, vaksin antraks sudah dikembangkan dan diproduksi di Surabaya dan Bogor, hanya saja perlu jenis vaksin oral yang lebih aman, mudah digunakan, murah dan protektif. Jika mudah penggunaannya, diharapkan warga dapat melakukan sendiri, sehingga vaksinasi akan lebih masif. "Vaksinasi terhadap hewan tidak gampang dan tidak mudah seperti vaksinasi manusia," jelasnya.

Ia mengakui untuk mengembangkan vaksin oral juga tidak mudah, meski tahapannya tidak sesulit pengembangan vaksin untuk manusia. Tahapannya, jika identifikasi isolat bakteri hasilnya prospektif, maka selanjutnya dapat melakukan uji laboratorium, uji lapangan terbatas, registrasi, dan bisa langsung diaplikasikan. 

Rahmat menyebutkan sejauh ini BRIN turut melakukan penelitian diagnosis dan deteksi wabah antraks, salah satunya yang terjadi akhir-akhir ini di Gunung Kidul, Yogyakarta. Pihaknya melakukan diagnosis dan deteksi dengan uji serologi sebagai upaya mendeteksi penyebaran antraks.

Sebelumnya, wabah antraks melanda Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tiga warga dilaporkan meninggal akibat memakan daging hewan yang terkena antraks. Rahmat, yang sebelumnya bertugas di Kementerian Pertanian, mengatakan kejadian di wilayah tersebut berulang dari tahun 2019 hingga 2023.

Sekilas Antraks

Antraks adalah penyakit bakterial bersifat menular akut pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. "Bakteri penyebab antraks, apabila terpapar udara, akan membentuk spora yang sangat resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia termasuk desinfektan tertentu dan dapat bertahan selama 150-200 tahun di dalam tanah," jelasnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Antraks umumnya menyerang secara cepat pada hewan herbivora, seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya serta dapat menular ke manusia. Antraks yang menyerang hewan kambing, domba, sapi, kerbau, bisa mati secara tiba-tiba tanpa gejala selama 48 jam. 

Akibat ketidaktahuan warga tentang kondisi ternak yang mati mendadak, malah langsung menyembelih. Menurut Rahmat, hal ini sangat berbahaya karena begitu disembelih 1 tetes darah hewan mengandung 1 miliar bakteri.

Untuk itu, Rahmat menyarankan jika ada hewan yang mati mendadak harus diwaspadai antraks. Hewan tersebut tidak boleh disentuh atau disembelih. Tempat matinya perlu dilakukan dekontaminasi dengan cara menyiramkan formalin pada area tanah sekira 50 liter per meter persegi, karena bakteri bisa masuk hingga 20 cm. "Penanganan lingkungan ini penting agar antraks tidak muncul kembali," katanya.

Idealnya, lanjut Rahmat, hewan yang mati dibakar sampai habis atau menggunakan mobile incinerator, akan tetapi hal itu butuh biaya besar. Oleh karena itu, hewan tersebut dapat dikubur dengan kedalaman 2 meter, dan lokasi kuburannya disiram pakai formalin, lalu disemen dan ditandai.

"Jika di satu kandang ada hewan yang masih hidup, hewan itu dapat diberi antibiotik yang mengcover 3-4 minggu diisolasi, jika hewan itu tidak mati maka baru divaksinasi," katanya. 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

6 jam lalu

Pemetaan secara geologis Sesar gempa Baribis dari Serang di Banten sampai Purwakarta di Jawa Barat melintasi wilayah selatan Jakarta. (ANTARA/HO-BNPB)
Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

Ekspedisi Sesar Baribis akan tersebar ke beberapa titik untuk sosialisasi dan upaya mitigasi bahaya gempa.


Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

12 jam lalu

BNPB memasang rambu peringatan  keberadaan sesar atau patahan di lokasi  Sesar Lembang, utara Bandung, Jumat, 26 April 2019. (Tempo/Anwar Siswadi)
Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

Sampai kedalaman 4,5 meter tanah ditemukan empat kejadian gempa yang berkaitan dengan Sesar Lembang


Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

21 jam lalu

Komplek Situs Candi Muarojambi. TEMPO/Zulkarnain
Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

Pemugaran situs Candi Parit Duku di Jambi mengungkap lima lapisan tanah purba atau lapisan budaya dalam istilah arkeologi.


4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

2 hari lalu

Seorang calon jamaah haji mendapatkan suntikan vaksin Meningitis pada pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangsel, Pamulang, Tangsel, Selasa (4/9). ANTARA/Muhammad Iqbal
4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.


Harga Jual Maksimal Rp 1 Juta, Meteran Air Sistem Token Ala Telkom University Siap Menyaingi Produk Swasta

2 hari lalu

Tim peneliti di Telkom University Bandung mengembangkan meteran air dengan sistem token. Gambar atas menunjukkan komponen di bagian dalam alat (Dok. Tim)
Harga Jual Maksimal Rp 1 Juta, Meteran Air Sistem Token Ala Telkom University Siap Menyaingi Produk Swasta

Alat dan perangkat lunak meteran air bersistem token yang dikembangkan Telkom University direncanakan masuk ke pasaran.


Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Teliti Sebaran Sesar Pemicu Gempa

2 hari lalu

BNPB memasang rambu peringatan  keberadaan sesar atau patahan di lokasi  Sesar Lembang, utara Bandung, Jumat, 26 April 2019. (Tempo/Anwar Siswadi)
Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Teliti Sebaran Sesar Pemicu Gempa

Tim BRIN meneliti sejumlah kondisi geologi yang bisa memicu gempa bumi di Indonesia. Salah satunya soal Sesar Lembang dan sesar lain di sekitarnya.


Terdapat 24.000 Sampah Antariksa, Ini Studi BRIN soal Potensi Jatuhnya ke Wilayah Indonesia

2 hari lalu

Orbit sampah antariksa (debris). (Wikipedia Commons)
Terdapat 24.000 Sampah Antariksa, Ini Studi BRIN soal Potensi Jatuhnya ke Wilayah Indonesia

Sampah antariksa saat ini sekitar 24.000. Peneliti BRIN melakukan studi soal potensi jatuhnya ke wilayah Indonesia.


Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

2 hari lalu

Eks Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Seniman Butet Kartaredjasa saat melihat karya yang dipajang dalam Pameran bertajuk  Seni Rupa Butet Kartaredjasa Melik Nggending Lalu di Galeri Nasional, Jakarta, Rabu, 8 Mei 2024. Usai melihat pameran, Ganjar menegaskan pada media secure pribadi bahwa dirinya akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

Deklarasi Ganjar menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo bisa jadi merupakan penegasan arah politik PDIP.


Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

3 hari lalu

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.


Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

3 hari lalu

Tim peneliti di Telkom University Bandung mengembangkan meteran air dengan sistem token. Gambar atas menunjukkan komponen di bagian dalam alat (Dok. Tim)
Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

Tim peneliti di Telkom University mengembangkan sistem perangkat lunak dan alat pencatat meteran air bagi kalangan pelanggan perusahaan air minum.