TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan tidak ada paksaan bagi para wali murid membeli seragam sekolah untuk anak-anaknya melalui koperasi sekolah.
"Tidak semua anak itu bisa membeli seragam ke luar, lebih cepat dari koperasi. Ya tidak apa-apa, itu lebih mempermudah, Tapi tidak ada paksaan membeli semuanya di koperasi," kata Wali Kota Eri dalam keterangannya di Surabaya, Minggu, 30 Juli 2023.
Meski koperasi sekolah diperbolehkan menjual seragam, lanjut dia, namun harganya tidak boleh lebih tinggi dari harga pasaran. Selain itu, itu, seragam yang dijual di koperasi sekolah kualitasnya harus baik.
Jika masih ada sekolah negeri di Kota Surabaya yang memaksa wali murid untuk membeli seragam di koperasi, Wali Kota Eri meminta warga untuk segera melapor, dan menyebutkan nama kepala dan sekolah yang bersangkutan.,
"Kalau ada sampaikan ke saya, jangan hanya menyampaikan itu. Sebut SMP-nya di mana, kepala sekolahnya siapa. Karena di Dinas Pendidikan Surabaya juga ada 'hotline' untuk menyampaikan keluhan itu," kata Cak Eri panggilan akrabnya.
Cak Eri menegaskan, tidak ada biaya seragam yang mahal di Kota Surabaya, dan tidak ada harga seragam di koperasi sekolah yang melebihi harga di pasaran. Misalnya seragam batik, meskipun hanya tersedia di koperasi sekolah, harga jualnya juga tidak boleh melebihi harga seragam yang di jual di pasaran.
Ia juga menerangkan, tidak ada kewajiban bagi pelajar untuk mengganti seragam setiap setahun sekali. Siswa cukup hanya mengganti bed pada setiap kenaikan kelas.
Pada kesempatan ini, ia turut mengingatkan kepada seluruh sekolah SD-SMP di Surabaya, khususnya negeri untuk tidak menjual seragam di atas harga pasaran. Selain itu, ia juga meminta kepada seluruh sekolah untuk tidak mengganti seragam setiap setahun sekali.
Cak Eri juga meyakinkan bagi warga miskin di Surabaya untuk tidak perlu khawatir tak bisa membeli seragam sekolah, karena Pemkot Surabaya memberikan bantuan seragam, sepatu, dan tas.
Tak hanya itu, ia mengingatkan kepada warga Surabaya, jangan sampai ada yang berpura-pura menjadi keluarga miskin (gamis). Sebab, hal itu justru merugikan warga yang benar-benar kurang mampu dan membutuhkan bantuan dari pemerintah.
"Saya minta kepada warga Surabaya, yang tidak miskin jangan pura-pura miskin. Sekolah jangan pernah memberikan harga yang tidak masuk akal. Kalau ada yang diperlakukan seperti itu oleh sekolah, tolong orang tua sampaikan secara langsung ke saya atau masuk hotline dispendik. Kalau benar itu terjadi, saya pastikan kepala sekolahnya akan saya copot," ujarnya.
Baca juga: BCA Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Baru
Kota Surabaya bagikan seragam sekolah gratis
Dinas Pendidikan Kota Surabaya di Provinsi Jawa Timur secara bertahap membagikan seragam sekolah gratis untuk pelajar dari keluarga tidak mampu yang duduk di kelas satu sekolah dasar dan kelas tujuh sekolah menengah pertama pada tahun ajaran 2023/2024.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh mengatakan bahwa seragam yang dibagikan kepada pelajar dari keluarga miskin dan rentan miskin di antaranya seragam merah-putih untuk siswa kelas satu sekolah dasar (SD) dan seragam biru-putih untuk siswa sekolah menengah pertama (SMP).
"Kemudian juga mereka dapat seragam pramuka dan seragam olahraga beserta kelengkapannya. Termasuk juga mereka mendapatkan sepatu dan tas," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah kota di Surabaya, Minggu.
Menurut dia, ada sekitar 4.000 siswa SD dan sekolah sederajat serta 7.000 siswa SMP dan sekolah sederajat yang mendapat bantuan berupa seragam sekolah gratis dari pemerintah kota.
Dia menyampaikan bahwa seragam sekolah beserta kelengkapannya dibagikan kepada pelajar dari keluarga miskin dan rentan miskin yang menempuh pendidikan di sekolah negeri maupun swasta.
"Jadi bantuan seragam sekolah gratis ini, supaya tidak membebani orang tua mereka. Jadi, siswa tinggal masuk dan belajar ke sekolah," katanya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya menyampaikan bahwa koperasi sekolah diperbolehkan menjual seragam sekolah asalkan kualitasnya baik dan harganya tidak lebih mahal dari harga pasaran.
"Tidak semua anak itu bisa membeli seragam ke luar, lebih cepat dari koperasi. Ya tidak apa-apa, itu lebih mempermudah. Tapi, tidak ada paksaan membeli semuanya di koperasi," katanya.
Pilihan Editor: Ahli Keamanan Siber: Waspadai Penjualan Data myBCA di Breachforums
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.