TEMPO.CO, Jakarta - Kabar gembira bagi startup yang tergerak untuk berkecimpung mengatasi krisis iklim. Pusat Penelitian Internasional tentang Kecerdasan Buatan (International Research Center on Artificial Intelligence/IRCAI), organisasi di bawah naungan UNESCO, dan Amazon Web Services, Inc. (AWS) mengumumkan peluncuran Compute for Climate Fellowship pada 25 Juli 2023.
John Shawe-Taylor, Direktur di IRCAI, menyatakan ini merupakan program global pertama yang mendukung para pengusaha dan startup yang menerapkan komputasi awan canggih dan kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan solusi-solusi baru yang mengatasi krisis iklim.
Melalui Compute for Climate Fellowship, akan terpilih startup dengan ide-ide paling inovatif yang kemudian mendapatkan pendanaan dalam merealisasikan bukti konsepnya atau proof of concepts (POC) mereka. “Pendaftaran dibuka hingga tanggal 31 Agustus 2023 dan akan melalui proses seleksi,” kata dia, Senin, 31 Juli 2023. Konsep aplikasi yang terpilih akan dikembangkan pada tahun ini.
Menurut John Shawe-Taylor, kecerdasan buatan berkembang pesat sebagai disiplin akademis dan praktis. “Di IRCAI, tujuan kami bukan hanya menjadi acuan dalam perkembangan teknologi baru ini, tetapi juga memastikan bahwa teknologi tersebut menjadi penggerak yang bermanfaat baik bagi masyarakat," kata John.
Ia berharap, melalui kerjasama dengan AWS, pihaknya ingin mencari beberapa startup paling inovatif dan membantu mereka memanfaatkan AI dan komputasi canggih secara etis untuk membangun terobosan-terobosan yang dapat mengatasi beberapa tantangan utama yang dihadirkan krisis iklim.
IRCAI dan AWS akan memilih proposal-proposal yang ambisius dengan menggunakan cloud paling inovatif, dan menjanjikan dampak global. Ada enam area masalah utama dalam perjuangan melawan perubahan iklim yaitu risiko dan ketahanan iklim, keamanan pangan, keanekaragaman hayati dan konservasi, kesehatan terkait iklim, ekonomi sirkular dan analisis Environmental, Social, and Governance (ESG).
Melalui program beasiswa fellowship ini, startup teknologi iklim global akan memiliki akses ke berbagai sumber daya teknis untuk mewujudkan proof of concepts (POC) yang mereka bayangkan. Baik IRCAI maupun AWS akan menyediakan tim ahli dalam bidang AI, keberlanjutan, dan etika kepada startup-startup yang terpilih. Juga ada akses ke layanan-layanan komputasi canggih, seperti komputasi berkinerja tinggi (high-performance computing/HPC) dan teknologi-teknologi termasuk AI, AI generatif, dan machine learning (ML).
Baca juga: Kementerian ESDM akan Rilis Aplikasi Single Gateaway pada Januari 2024
Solusi dibangun dengan teknologi yang aman
AWS juga akan menyediakan kredit bagi para peserta untuk mencakup biaya pembuatan POC. Selain itu, semua proof of concepts akan dirancang sesuai dengan kaidah Pengkajian Etis Terhadap Kecerdasan Artifisial yang disusun oleh UNESCO untuk memastikan bahwa setiap solusi dibangun dengan teknologi yang aman dan tepercaya.
Saat ini, perubahan iklim telah memunculkan beberapa masalah yang paling kompleks dan berdampak terhadap orang banyak. Di Amerika Serikat, US National Centers on Environmental Prediction mencatat bahwa awal Juli merupakan hari terpanas yang pernah ada dengan suhu rata-rata tertinggi di seluruh dunia. Adanya kebakaran hutan, banjir, kekeringan, dan naiknya permukaan laut secara konsisten merusak berbagai bagian planet bumi ini selama bertahun-tahun, mengancam ketahanan pangan, kesehatan, dan keanekaragaman hayati.
Seiring dengan terus meningkatnya dampak krisis iklim, ribuan startup teknologi menciptakan pendekatan-pendekatan baru dan inovatif untuk membantu menunda dan membalikkan dampak dari krisis iklim. Melalui Compute for Climate Fellowship, startup-startup terpilih akan dibantu untuk mempercepat proses penelitian dan pengembangan, lengkap dengan panduan teknis yang menyeluruh dan akses terhadap layanan komputasi termutakhir dari AWS, guna mewujudkan cita-cita mereka.
Menurut Howard Wright, VP dan Global Head of Startups di AWS, perubahan iklim adalah salah satu tantangan terbesar generasi ini. “Pesan kami kepada para inovator melalui program ini adalah: hadirkan ide-ide paling berani dan visioner Anda, dan kami akan membantu Anda membangunnya secara gratis," kata Howard.
Ia berharap, dengan menawarkan kemampuan komputasi dan akses ke teknologi baru, seperti generative AI, kepada startup-startup yang menangani tantangan-tantangan terkait iklim, Compute for Climate Fellowship akan melanjutkan misi untuk mendorong keberlanjutan melalui komputasi awan dan semoga membantu mengubah arah krisis iklim.
Komputasi yang canggih dan AI telah menunjukkan potensi besar dalam mendukung pengembangan solusi untuk melawan perubahan iklim. IRCAI sedang memetakan solusi-solusi AI di seluruh dunia yang berkontribusi pada kemajuan sustainable development goals/SDGs yang dicanangkan PBB.
AWS saat ini mendukung pelanggan dalam mengembangkan sistem peringatan dini untuk ketidakamanan pangan, analisis untuk kesetaraan kesehatan dalam konteks perubahan iklim, dan kecerdasan untuk mendukung ekonomi sirkular. AWS juga memiliki kemampuan pemodelan dan simulasi menggunakan HPC untuk mengidentifikasi dan mengatasi kebakaran, banjir, dan gelombang panas perihal iklim.
Pilihan Editor: Apple Mengkonfirmasi Ada Bug pada Batas Waktu Pakai Anak
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.