TEMPO.CO, Jakarta - Empat pelajar tingkat SMA dari Kabupaten Manokwari, Papua Barat menorehkan prestasi di kancah internasional. Mereka meraih medali emas dan grand price pada ajang World Invention Creativity Olimpic (WICO) 2023 yang diselenggarakan di Korea Selatan pada 27-29 Juli lalu.
Keempat pelajar itu adalah Sarah Glory Athalya Simanjuntak (SMA Negeri 1), Uliezra Claudia Krey (SMA Negeri 1), Kezia Busthan (SMA Negeri 1) dan Giovanni Tiatira Sipora Bajari (SMA Katolik Villanova). Atas prestasinya, Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw pun memberikan bonus Rp 100 juta bagi mereka.
Baca juga:
"Provinsi dan kabupaten akan berkolaborasi dalam rangka meningkatkan kreativitas dan inovasi dari pelajar," ujar Paulus, Jumat, 4 Agustus 2023.
Menurut Paulus, pemerintah daerah siap memfasilitasi sekolah dan Yayasan Terang Papua dalam rangka pengembangan kompetensi penelitian bagi empat pelajar itu. Kolaborasi itu juga akan ditujukan untuk kegiatan pembinaan rutin terhadap pelajar berprestasi dalam berbagai ajang baik nasional maupun internasional.
Upaya tersebut untuk mengidentifikasi kebutuhan sarana prasarana seperti laboratorium untuk mengoptimalkan penelitian yang difokuskan pada kekayaan alam Papua. "Dukungan anggarannya kami akomodasi melalui APBD Perubahan tahun ini. Ada banyak gedung-gedung yang bisa dipakai jadi laboratorium," kata Waterpauw.
Pada ajang di Korea itu, tim Papua Barat melakukan penelitian terhadap manfaat tanaman endemik sarang semut guna dijadikan sebagai pengobatan gula darah. Paulus mengatakan pihaknya pun berencana menyelenggarakan kegiatan lokal dengan tujuan meningkatkan kemampuan seluruh pelajar di Papua Barat.
Pelajar SMA Negeri 1 Manokwari Sarah Glory Athalya Simanjuntak mengatakan senang dapat mengikuti WICO 2023 yang mempertemukan 1.531 peserta dari 27 negara. Tim Papua Bisa yang terdiri dari lima pelajar, termasuk Melani Tebuot Bame dari SMA Negeri 1 Kota Sorong, Papua Barat Daya merupakan salah satu perwakilan Indonesia.
Sarah mengatakan timnya memilih penelitian sarang semut sebagai salah satu upaya melestarikan kekayaan alam yang diekstraksi menjadi produk obat-obatan. Sebab, selama ini tes gula darah dilakukan dengan metode injeksi yang dapat melukai tubuh.
"Tetapi inovasi yang kami tampilkan berbeda, yaitu membuat smart watch untuk deteksi kandungan gula darah dan saturasi oksigen tanpa melukai tubuh," ujar Sarah.
Menurut Sarah, inovasi itu mendapat apresiasi dari dewan juri sehingga Tim Papua Bisa berhasil memperoleh grand price dari seluruh peserta yang mengikuti ajang WICO 2023 di Soul, Korea Selatan. "Perolehan grand price merupakan kebanggaan luar biasa bagi peserta dari Indonesia, terutama Papua Barat dan Papua Barat Daya.
"Kami targetkan medali emas, ternyata melebihi target dengan perolehan grand price. Grand price hanya didapatkan satu tim dari 27 negara yang ikut," kata Sarah.
Pilihan Editor: Sempat Terpuruk, Abraham Siswa SMAK 1 Penabur Sabet Medali di Olimpiade Kimia 2023 di Swiss