10. Guru adalah Kunci
Karya: Meghana Taylor
Guru adalah kunci
Yang membuka wawasan
Kau yang menjadi petunjuk untuk membentuk cara pikir
Kau adalah satu-satunya
Kau bak pengembala
Yang menjaga domba-domba tetap di jalurnya
Kau, guru yang membalik halaman
Dari sebuah buku besar
Kau mendidik kami
Terima kasih guruku
Telah mendidik kami
Dari sekumpulan manusia, engkau istimewa
11. Wahai Negeriku
Karya: Muhammad Ramlhy Dwi Syaputra
Wahai negeriku tercinta
Mengapa engkau sulit dipercaya, seolah olah engkau yang berkuasa
Wahai negeriku tercinta lihatlah pendidikan disekitar kita
Engkau bagaikan tak punya rasa kasih dan cinta
Wanita negeriku cinta pahammi anak-anak bangsa kita,
yang seolah berteriak meminta cinta dan kasih
Wahai negeriku tercinta, dengarkanlah rintihan para remaja
yang seolah olah engkau tak beri dia nyawa,
Wahai negeriku tercinta berpihaklah pada anak bangsa kita,
Wahai negeriku tercinta engkaulah harapan segala bangsa
12. Pejuang Pendidikan
Karya: Ica Marisa
Di sebuah rumah pendidikan
Kita belajar dengan tulisan
Mengerti dengan bacaan
Bergelut dengan hitungan
Siapa yang ikhlas memberi
Ilmu dan sebuah perjuangan
Tentang hidup dan masa depan
Mengejar ribuan impian
Figur yang tak terkalahkan
Ditiru dan dibanggakan
Bukan digugat untuk disalahkan
Bahkan sampai dijatuhkan
Jika tak bisa membalaskan
Hormat adalah pembuktian
Bahwa jasa telah diamalkan
Agar cerdas dan beriman
13. Membesuk Pendidikan
Karya: Nidaanisahf
Apa kabar, Pak Dewantara ?
2 Mei kali ini seperti biasa euforianya
Poster-poster selamat memenuhi lini masa
Sketsa berpeci dan berkacamata
Guratan ' ing ngarsa sung tuladha,
Ing madya mangun karsa
Hilang rasa, hilang makna
Pak, 100 hari lebih kami libur sekolah
Batal wisuda, jadwal KKN menggundah
Riang pada awal hari di rumah
Lalu jelak akan forum-forum maya yang tak pernah sudah
Internet dan kuota jadi nutrisi
Buku-buku bacaan jarang terjamah lagi
Sedang mobilisasi orkestra kian menyantau lini
Sedang peduli mereka hanya sebatas periuk nasi
Pak, otak kami lapar
Sampai tidak terdengar lagi bunyi keroncongan
Yang membikin kelakar
Mungkin busung pendidikan lebih tiada arti
Daripada perut yang melilit
Mungkin lumpuhnya akal lebih tiada bahaya
Daripada sembelit dan covid
Apa kabar, Pak Dewantara
Hari lahirmu tiada pernah dilupa
Walaupun perayaan tanpa substansi sudah jadi budaya
Walaupun pendidikan sekarat dan dikarantina
14. Puisi Pendidikan
Karya: Gellis Anya
Susah payah memikul buku
Tiap hari bertemu dengan guru
Demi mendapatkan yang namanya ilmu
Lalu ada ujian negara
Orang bilang lebih susah
Daripada ujian biasa
Kita belajar susah payah
Kalau buntu, menyontek pun menjadi pilihan
Jikalau gagal
Nilai sempurna pun tak ada artinya
Tapi apalah daya
Pendidikan memang kita butuhkan
Kita harus melewatinya dengan baik
15. Sekolah Kehidupan
Karya: Shelyn M H
Disini
Dimana saja
Sekarang dan kapan pula
Aku belajar di sekolah kehidupan
Dari alam semesta dan peristiwa
Guru sejati membimbingku
Kulihat wacana membuka pengetahuanku
Kudengar kisah petualangan dalam perjuangan
Kulalui lorong pengalaman bersama dengan teman-temanku
Kutandai setiap kejadian
Kucatat semua hikmah dari peristiwa
Sebagai bekalku merajut masa depan
Melancarkan jalanku mencapai tujuan
Menjadi manusia utama
Berlaku jujur, berani dan benar
Kukembangkan akalku untuk maju
Semangat kupacu untuk tau
Menguak misteri tentang kehidupan
Berjalanlah
Bergeraklah
Diam tak bergeming akan bergilas
Bangkitkan nyaliku
Belajar bijak dan menghargai
16. Tangan-Tangan Mungil
Karya: Aina Praba
Siang itu mengumbar terik
Saat tangan-tangan mungil
Mengilapkan alas kakimu tuan
Peluh melelehkan kepala
Seiring punggung mengusung
Sekotak mimpi tanpa nyata
Lekatkan pandangannya tuan
Akan kau temukan kawan berseragam
Serta tutur ibu guru yang tak lebih
Dari hiasan etalase semata
Dan kau masih memasang pant*t
Diantara koran sibukmu berkutat
Abaikan tangan-tangan mungil
Merindukan segenggam penuh harap
17. Mirisnya Pendidikan
Karya: Laili Rahma Hidayati
Kertas usang tak lagi dipedulikan
Tercerai bagai sampah
Kini, semua menatap layar
Tak peduli sebuah ilmu tertuang
Semua tak dihiraukan
Berangkat, lalu pulang
Tanpa membawa ilmu
Tanpa ada harapan untuk maju
Miris, Sakit
Pendidikan yang dulu diperjuangkan
Yang dulu ditanam
Hingga dipupuk
Kini layu karena beberapa orang
18. Meraih Mimpi
Karya: Ester Ika Kristianti
Bilamana mentari bangun pagi
Ku siap mengawali hari
Dengan sejuta harapan dan mimpi
Kan kuwujudkan demi bangsa ini
Meski adanya pandemi seperti ini
Namun tak menyerah diri ini
Tak kan ada kata putus asa dan malas diri
Kini saatnya berusaha dan meraih mimpi
Janganlah terlena dengan dunia ini
Kita harus mengerti dan tahu diri
Betapa kerasnya hidup ini
Untuk mewujudkan sebuah mimpi
Doa menjadi pedoman yang tinggi
Jangan ragu dan bimbang hati
Jadikan pelecut untuk meraih mimpi
Demi masa depan yang indah nanti
19. Suatu Tempat Untuk Kita
Karya:Yutanti Dyah E
Di sini
Kita bersama
Belajar segala sesuatu
Tentang hidup
Tentang kehidupan
Di sini
Kita bersama
Belajar segala sesuatu
Tentang agama dan matematika
Untuk kelak
Masa depan kita
Di sini
Kita bersama
Belajar segala sesuatu
Memperbaiki diri
Dan akhlak pribadi
Di sini
Kita bersama
Belajar segala sesuatu
Dan lalu menyamai mimpi
Untuk meraih sebuah kesuksesan
20. Putus Sekolah
Karya: Nadia Fitria Sari
Kami bagai anak terbuang
Berserakan di jalanan
Tak dapat dengarkan
Nasihat guru
Pemerintah rampas hak kami
Uang bagai di atas segalanya
Kami korban keserakahannya
Kini sekolah hanya angan belaka
Cita-cita hancur lebur
Tiada harapan tuk wujudkan
Entah bagaimana
Nasib negeriku
Saat logika dan hati tak satu
Saat ego jadi utama
Saat kecerdasan tak lagi penting
Saat kebodohan melanda
Hati menjerit
Teriakkan keadilan
Namun mulut ini
Tak mampu ucapkan
Buta huruf bertebaran
Tawuran tak dapat dihindari
Kehancuran menghampiri
Bumiku Indonesia
RADEN PUTRI
Pilihan Editor: Cerita Yekti dan Rahadyan, Ibu dan Anak yang Ambil S2 Hingga Wisuda Bareng di Unesa