Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Marak Kekerasan di Sekolah, Psikolog Anak Sebut Ada Pengaruh dari Pandemi Covid-19

image-gnews
Ilustrasi kekerasan seksual. Freepik.com
Ilustrasi kekerasan seksual. Freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kasus kekerasan di lingkungan sekolah ramai menarik perhatian dan menjadi perbincangan belakangan. Mulai dari siswi SMP yang dirundung karena memiliki penyakit autoimun hingga guru yang mengalami kebutaan permanen akibat diserang orang tua murid. Psikolog anak Astrid Wen mengatakan bahwa sebenarnya tingkat kekerasan di Indonesia sudah tinggi sejak dulu lantaran budaya kekerasan masih belum teratasi. Peningkatan kasus baru terasa karena setelah pandemi.

“Kondisi setelah pandemi ini kan memang berbeda sekali saat belum ada interaksi sosial yang nyata, lalu anak-anak kembali lagi ke sekolah dengan interaksi sosial yang nyata. Jadi, masalah-masalah emosi dan kecemasan yang tadinya tertahan di dalam rumah berpindah, dituangkan ke ruang kelas,” kata Astrid kepada Tempo, Jumat, 11 Agustus 2023.

Astrid mengungkap bahwa sejumlah pasien yang datang ke kliniknya setelah pandemi adalah mereka yang memiliki masalah perundungan dan konflik pertemanan. Menurut datanya, kasus konflik pertemanan meningkat. Oleh karena itu, orang tua dinilai perlu kembali mengajarkan anak cara mengatasi konflik.

“Kita kan pandemi tiga tahun ya, anak-anak kita tidak belajar cara menangani konflik di situasi nyata. Kan, ketegangannya berbeda,” kata Astrid. “Kalau misalnya budaya di rumah sudah penuh kekerasan, kecemasan, masalah emosi, mereka bawa ini ke sekolah. Jadi sangat mungkin anak-anak membawa norma berbeda dengan yang seharusnya terjadi di lingkungan sekolah.”

Selain orang tua, tenaga kependidikan di lingkungan sekolah disebut memiliki peran besar dalam menangani kekerasan. Dari pengamatan terhadap kasus-kasus yang pernah ia tangani, penting bagi tenaga kependidikan melihat kasus kekerasan sesuai fakta, tanpa dikurangi atau dilebih-lebihkan.

Astrid menilai sering kali penanganan kekerasan di sekolah belum memadai. “Sangat mungkin orang yang baik melakukan tindakan kekerasan dan perlu sekali mengedukasi bahwa hukuman itu sebenarnya untuk menghilangkan atau mengurangi tingkah laku buruknya, bukan untuk memberi label pada pelaku atau korban,” kata dia.

Pentingnya rehabilitasi

Menurut Astrid, pandemi Covid-19 yang mulai memasuki Indonesia pada awal 2020 sangat berpengaruh kepada tingkah laku anak. “Kita kan baru keluar pandemi sekitar setahun, masih adaptasi. Kan pattern tingkah laku kita hidup selama tiga tahun sudah terbentuk. Cara kita mengelola marah, kecemasan, berempati dengan orang lain—itu sudah terbentuk. Dan banyak juga murid bingung bagaimana harus berhadapan dengan suatu masalah," ujarnya.

Menghadapi hal tersebut, Astrid menegaskan orang tua dan tendik tidak boleh menganggap ini sebagai hal yang remeh. Selain hukuman, program rehabilitasi bagi korban, pelaku anak hingga guru perlu dipikirkan. Hal ini supaya cara pergantian tingkah laku dari kekerasan kepada nonkekerasan bisa terjadi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Sering kali kita hanya berhenti di saling membalas. Tetapi kita tidak mencoba membangun pemulihan sang anak,” kata Astrid. “Anak yang jadi korban terus menjadi korban. Atau anak sebagai pelaku dihukum tidak ada rehabilitasinya, jadi kemungkinan untuk dia terus jadi pelaku tetap tinggi.”

Kepekaan terhadap kekerasan

Melihat kondisi darurat kekerasan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pun mengeluarkan Permendikbud Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Aturan ini merupakan penyempurnaan dari Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 sebelumnya yang tidak memuat definisi, pembagian tugas dan mekanisme yang rinci.

Menurut Astrid, hal yang penting dilakukan bersamaan dengan implementasi Permendikbud terbaru ini adalah peningkatan kesadaran terhadap tingkah laku kekerasan itu sendiri. Perlu ada pemahaman dan kesesuaian tentang cara pemberian sanksi yang diatur oleh Permendikbud, seperti teguran dan permohonan maaf dari pelaku.

Astrid menyebut bahwa di luar lingkungan sekolah, kekerasan sudah seperti budaya. Maka dari itu, penting bagi sekolah untuk memiliki kepekaan terhadap hal itu.

“Bapaknya mukul, ibunya mukul, gurunya sampai rumah mukul anaknya. Kita belum benar-benar sadar bahwa kekerasan yang kita lakukan pada generasi ini sudah bukan zamannya lagi. Dulu mungkin biasa, tetapi zaman sekarang sudah ganti metode. Harus disamakan awareness itu,” kata Astrid.

Pilihan Editor: Permendikbud Baru PPKSP, Berikut Langkah yang Harus Dilakukan Jika Terjadi Kekerasan di Sekolah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kementerian Pendidikan Ukraina Dukung RUU Larang Penggunaan Bahasa Rusia di Sekolah Negeri

13 jam lalu

Alisa Ustinova dari Kharkiv, berjalan selama pengenalan sekolah oleh seorang guru selama pertemuan sekolah di Sekolah Tadeusz Gajcy No. 58 di Warsawa, Polandia, 1 September 2022. REUTERS/Kacper Pempel
Kementerian Pendidikan Ukraina Dukung RUU Larang Penggunaan Bahasa Rusia di Sekolah Negeri

Sebagian besar warga negara Ukraina bisa berbahasa Rusia atau mengerti bahasa Ukraina dan bahasa Rusia.


Jokowi Berkunjung ke Solo, Nostalgia di Sekolahnya dari SD hingga SMA

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana turun dari Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 jenis Boeing 737-800 usai mendarat di Bandara Nusantara, Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Jumat, IKN, Jumat, 11 Oktober 2024. Untuk pertama kalinya Presiden Jokowi dengan pesawat Kepresidenan Indonesia-1 jenis Boeing 737-800 mendarat di Bandara Nusantara, IKN. Foto: Sekretariat Presiden
Jokowi Berkunjung ke Solo, Nostalgia di Sekolahnya dari SD hingga SMA

Presiden Jokowi akhir pekan ini pulang ke Kota Solo. Ia mengunjungi sekolah-sekolah yang menjadi almamaternya.


Saran Psikolog Jika Pelajar Alami Kekerasan di Sekolah

5 hari lalu

Ilustrasi kekerasan pada anak. Pexels/Mikhail Nilov
Saran Psikolog Jika Pelajar Alami Kekerasan di Sekolah

Pelajar diminta segera mencari bantuan apabila mengalami kekerasan di sekolah. Salah satunya dengan melapor ke TPPK.


Polisi Dalami Peran Aktor Intelektual dan Dugaan Imbalan Pembubaran Diskusi di Kemang

5 hari lalu

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi saat ditemui di Polda Metro Jaya, Kamis, 12 September 2024. TEMPO/Dani Aswara
Polisi Dalami Peran Aktor Intelektual dan Dugaan Imbalan Pembubaran Diskusi di Kemang

Salah satu tersangka pembubaran diskusi di Kemang, FEK, mengaku menerima perintah untuk membubarkan acara diskusi sehari sebelum acara berlangsung.


Proyek Geothermal, Koalisi Masyarakat Poco Leok Tuntut Polisi dan PLN Setop Kekerasan

6 hari lalu

Suasana aksi yang dilakukan Koalisi Masyarakat Peduli Poco Loak di Mabes Polri, Senin 7 Oktober 2024. Aksi ini merupakan protes terhadap kekerasan yang diterima oleh Masyarakat Poco Loak dalam menolak proyek geothermal pada 1 dan 2 Oktober lalu. TEMPO/Muhammad Rizki Yusrial
Proyek Geothermal, Koalisi Masyarakat Poco Leok Tuntut Polisi dan PLN Setop Kekerasan

Masyarakat Poco Leok mendapatkan kekerasan fisik saat melakukan aksi protes penolakan proyek perluasan Geothermal pada 2 Oktober 2024 lalu.


Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Covid-19 Agenda Terselubung Asing

6 hari lalu

Pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Dharma Pongrekun (kiri) dan Kun Wardana Abyoto (kanan), menyampaikan visi-misi dalam debat pertama pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu, 6 Oktober 2024. Debat perdana tersebut mengangkat tema penguatan SDM dan transformasi Jakarta menjadi Kota Global. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Covid-19 Agenda Terselubung Asing

Ridwan Kamil bertanya apa yang akan dilakukan Dharma Pongrekun apabila wabah Covid-19 terjadi kembali.


Peran 2 Tersangka Baru Pembubaran Diskusi Kemang, Pukul Satpam hingga Rusak Barang

7 hari lalu

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, saat menghadiri konferensi pers ikhwal identifikasi temuan 7 jenazah di Kali Bekasi, di RS Polri Kramat Jati, Kamis, 26 September 2024. TEMPO/Dian Rahma Fika A.
Peran 2 Tersangka Baru Pembubaran Diskusi Kemang, Pukul Satpam hingga Rusak Barang

Dalam pembubaran diskusi di Kemang, YS bertindak dalam perusakan barang. Sedangkan pelaku lain terindikasi melakukan kekerasan fisik.


KPAI Kritik Istri Pimpinan Ponpes di Aceh yang Siram Santri Pakai Air Cabai sebagai Hukuman

8 hari lalu

Ilustrasi kekerasan terhadap anak. Shutterstock
KPAI Kritik Istri Pimpinan Ponpes di Aceh yang Siram Santri Pakai Air Cabai sebagai Hukuman

KPAI mengkritik keras tindakan istri pimpinan salah satu pesantren di Aceh Barat, NN (40), yang menyiram seorang santri karena dianggap salah.


KontraS Catat Ada 64 Kasus Kekerasan TNI terhadap Warga Sipil dalam Setahun Terakhir

8 hari lalu

Koordinator Badan Pekerja KontraS, Dimas Bagus Arya, saat ditemui usai peluncuran Laporan Hari Bhayangkara pada Senin, 1 Juli 2024 di Jakarta Pusat. TEMPO/Amelia Rahima Sari
KontraS Catat Ada 64 Kasus Kekerasan TNI terhadap Warga Sipil dalam Setahun Terakhir

KontraS: sebanyak 64 peristiwa tersebut menyebabkan 75 orang luka-luka dan 18 orang tewas.


Siapa Penggagas Pembentukan 5 Yonif Baru di Papua?

8 hari lalu

Prajurit TNI Batalyon Infanteri (Yonif) Penyangga Daerah Rawan (PDR) saat diresmikan oleh Panglima TNI Jenderal TNI Agus di Silang Monas, Jakarta, Selasa 2 Oktober 2024. Selain itu, Yonif PDR juga dapat membantu masyarakat dalam hal pertanian, peternakan, dan perikanan. TEMPO/Subekti
Siapa Penggagas Pembentukan 5 Yonif Baru di Papua?

KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyebut ide pembentukan lima Yonif Penyangga Daerah Rawan di Papua berasal dari Menhan Prabowo Subianto.