TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta berencana menerapkan kebijakan bekerja dari rumah atai work from home (WFH) bagi ASN untuk mendukung kelancaran pelaksanaan KTT ASEAN 2023. Bagi pelajar, rencananya juga diterapkan kebijakan pembelajaran jarak jauh atau PJJ seperti saat pandemi Covid-19.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengatakan kebijakan itu berlaku bagi kantor-kantor pemerintahan yang dekat dari lokasi KTT ASEAN seperti Kantor Dinas Pariwisata di Kuningan, Jakarta Selatan. Persentasenya pegawai yang melaksanakan WFH dan kehadiran di kantor akan disesuaikan selama KTT ASEAN ke-43 pada 4-7 September 2023, yaitu 75 persen WFH dan bekerja dari kantor sebanyak 25 persen.
Hal yang sama juga berlaku bagi PJJ di sekolah yang berada di sekitar lokasi KTT ASEAN. Namun, untuk guru dan tenaga pendidik di sekolah tetap hadir dan beraktivitas 100 persen.
"Sekolah yang menerapkan PJJ juga hanya yang berlokasi di sekitar venue KTT ASEAN, seperti di daerah Thamrin, Sudirman, Tanah Abang, Kuningan dan Menteng," kata Sigit.
Untuk sekolah yang jauh dari lokasi KTT ASEAN, seperti di daerah Jakarta Barat dan Jakarta Timur, tetap beraktivitas normal dengan masuk 100 persen. Setelah KTT ASEAN berlangsung sekolah di sekitar lokasi dapat melaksanakan pembelajaran seperti biasa dengan 100 persen kehadiran siswa.
Adapun kebijakan itu akan mulai diuji coba pada 21 Agustus 2023. "Kemarin saya minta Pak Sekda, ya mungkin tanggal 21 Agustus, khusus pegawai yang tidak bersentuhan langsung kita coba, pertama untuk bisa memberikan kenyamanan KTT ASEAN," kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Uji coba pertama untuk WFH itu dilakukan selama tiga bulan mulai 21 Agustus sampai 21 Oktober 2023. Skema yang diterapkan adalah 50 persen bekerja dari rumah dan 50 persen bekerja secara fisik di kantor.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Joko Agus Setyono berharap uji coba ini mampu mengurangi tingkat polusi udara di Jakarta dan kemacetan yang belum teratasi. Namun, Joko belum dapat memastikan apakah akan dilanjutkan atau tidak setelah uji coba tersebut berjalan selama tiga bulan.
"Nanti kita lihat perkembangannya, kita lihat kinerja beberapa juga," ujar Joko.
Pilihan Editor: Marak Kekerasan di Sekolah, Psikolog Anak Sebut Ada Pengaruh dari Pandemi Covid-19