Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kota Bandung Bersiap Uji Coba Bakteri Wolbachia untuk Cegah Penyakit DBD

image-gnews
Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bandung Ira Dewi Jani mengatakan akan menguji coba penggunaan bakteri wolbachia pada nyamuk Aedes aegypti untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD di Kecamatan Ujungberung pada Oktober 2023. “

"Kita sudah uji coba resistensi juga dengan menangkap nyamuk dan telur di Ujungberung. Tahapannya dijalankan,” kata Ira dalam dari keterangannya, Selasa, 29 Agustus 2023.

Ira mengatakan Kecamatan Ujungberung dipilih menjadi lokasi pengujian penggunaan bakteri wolbachia karena daerah tersebut masuk dalam 10 kecamatan dengan kasus DBD tertinggi di Kota Bandung. Untuk pengujian tersebut, Kepala UPT Puskesmas Ujungberung sudah mendapat pelatihan mengenai inovasi wolbachia di Yogyakarta.

“Dukungan lintas sektor kewilayahannya juga bagus. Apalagi ini pilot project, jadi harus ada dukungan juga dari masyarakat. Maka dari itu, Ujungberung dipilih sebagai pilot project wolbachia,” kata Ira.

Yogyakarta menjadi rujukan karena menjadi daerah pertama di Indonesia yang menerapkan pemanfaatan bakteri wolbachia untuk pencegahan penyakit DBD. Uji coba wolbachia di Yogyakarta menunjukkan penurunan kasus DBD hingga 70 persen.

Selanjutnya Kementerian Kesehatan memilih Kota Bandung menjadi satu dari lima kota yang menjadi pilot project penerapan bakteri wolbachia untuk penanggulangan DBD karena Kota Bandung termasuk daerah endemis penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.

Bakteri wolbachia merupakan bakteri yang bisa ditemukan dalam keseharian. Bakteri tersebut misalnya berada dalam tubuh lalat buah.

Penerapan wobhacia tersebut dengan cara menyuntikkan bakteri wolbachi pada telur nyamuk Aedes aegypti yang menjadi vektor penyebaran virus dengeu yang menjadi penyebab penyakit DBD. Telur nyamuk Aedes aegypti  tersebut kemudian menetas menjadi nyamuk dewasa.

Jika nyamuk tersebut menggigit pengidap virus dengue, maka virus tersebut akan mati dibutuh nyamuk yang memiliki bakteri wolbachia di tubuhnya. Dengan cara tersebut penyebaran virus dengue lewat nyamuk akan dihentikan.

"Jangan takut kalau bakteri wolbachia akan masuk ke tubuh manusia. Ukuran bakteri tersebut lebih besar daripada moncong nyamuk. Sehingga saat nyamuk menggigit manusia, bakteri wolbachia tidak akan masuk ke dalam tubuh,” kata Ira.

Pada implementasinya, Dinas Kesehatan Kota Bandung akan menitipkan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti yang telah disuntikkan bakteri wolbachia. Harapannya, saat nyamuk dengan bakteri wolbachia tersebut menetas perlahan akan menggantikan nyamuk Aedes aegypti  yang telah memiliki virus dengue.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nyamuk dengan bakteri wolbachia juga bisa kawin dengan nyamuk lokal yang otomatis telur-telurnya juga akan memiliki bakteri wolbachia sehingga tidak akan bisa menjadi perantara virus dengue juga.

“Telur-telur yang sudah disuntikkan wolbachia ini diproduksinya di lab entomologi atau lab serangga. Kota Bandung itu dapatnya dari Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) Salatiga,” kata Ira.

Ira mengatakan tantangan implementasi inovasi ini pada pilihan lokasi penempatan ember berisi telur nyamuk yang mengandung bakteri wolbachia. Dipastikan lokasi tersebut nantinya malah akan jadi banyak nyamuk.

Jika masyarakat terganggu, boleh membunuh nyamuk tersebut asalkan ember berisi telur nyamuk tersebut dibiarkan hingga nyamuknya menetas. "Kita cuma minta tolong titip telur di ember ini saja. Telur-telurnya jangan diganggu dulu sampai menetas semuanya dan jadi nyamuk dewasa," kata Ira.

Ira mengatakan rencananya ada 33 ribu ember berisi telur nyamuk yang mengandung bakteri wolbachia yang akan disebar di seluruh wilayah Kota Bandung. Penyebarannya sendiri akan menimbang sebaran jumlah hunian dan luas wilayahnya.

“Di skema ini, nyamuk Aedes aegypti akan tetap ada untuk keseimbangan ekologis. Tapi dia sekarang sudah mengandung bakteri wolbachia supaya bisa menghentikan penyebaran virus dengue,” kata Ira.

Menurut Ira, inovasi bakteri wolbachia tersebut sekaligus untuk penggunaan paparan kimia yang selama ini dikhawatirkan penggunaannya tidak sesuai dengan indikasi. Inovasi bakteri wolbachia diklaimnya lebih aman bagi lingkungan dan biayanya lebih murah dengan membandingkan pencegahan DBD yang selama ini menggunakan sistem fogging.

“Kalau memang ini bisa diterapkan secara merata, harapannya angka kasus bisa turun karena virus dengue sudah tidak ada. Lalu, fogging juga bisa berkurang, sehingga dananya bisa dialihkan ke hal lain yang lebih penting,” kata Ira.

Meski begitu, penerapan wolbachia ini bukan berarti akan menggantikan seluruh upaya pencegahan DBD yang hingga kini sudah dilakukan yakni gerakan 3M (menguras, menutup, dan mengubur), foging serta gerakan satu rumah satu  juru jumantik. "Ini sebagai komplementer karena dengan upaya yang selama ini kita lakukan saja kasus DBD masih belum tuntas hilang. Sedangkan inovasi wolbachia ini sudah terbukti di Yogyakarta,” kata dia.

Pilihan Editor: Mengenal Robot Pengusir Nyamuk buatan Mahasiswa UGM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.


5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

2 hari lalu

Pelaksanaan International Arbovirus Summit 2024/Takeda
5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD


Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

6 hari lalu

Sheila on 7 saat tampil di Swara Prambanan di kawasan Candi Prambanan, 31 Desember 2023. Foto: Istimewa.
Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.


Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

7 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.


Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

9 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda


Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

9 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.


Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

11 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

Waspada DBD di beberapa daerah. Di Sulawesi Selatan kasus demam berdarah naik drastis, 1.620 warga terjangkit dan 9 orang meninggal.


Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

16 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya


Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

19 hari lalu

Buah naga (Pixabay.com)
Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

Penyakit demam berdarah mengalami peningkatan pada libur lebaran 2024. Berikut buah-buahan yang bisa membantu pemulihan pasien DBD.


Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

19 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak turut libur. Kemenkes ingatkan bahayanya termasuk demam berdarah atau DBD.