TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini istilah atau pepatah musang berbulu domba mencuat. Hal itu setelah beredarnya pernyataan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam unggahan di YouTube dan banyak media.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jumat pekan lalu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut langkah Partai NasDem dan Anies Baswedan kepada Koalisi Perubahan untuk Persatuan adalah sangat kasar dan tidak patut, terutama dalam kaidah moral dan etika politik.
Oleh karena itu, dia memahami ekspresi kekecewaan para kader Partai Demokrat yang ditunjukkan dengan berbagai cara, termasuk melalui pesan-pesan yang dikirimkan ke SBY. Dia menyebut ada pesan yang mengatakan bahwa Partai Demokrat terkena lelucon praktik alias prank dari "musang berbulu domba”.
"Musang berbulu domba itu di depan bersikap manis, baik, lembut, penuh persahabatan; tetapi di balik itu kalau kita lemah, lengah, nah ini lengah, kita akan dicaplok dan dimakan sampai habis," ujarnya seperti dikutip Antara.
Dilansir dari disnakkan.grobogan.go.id, musang merupakan satwa soliter dan tidak hidup dalam koloni. Satwa ini memiliki kebiasaan menandai daerah teritorial dengan mengeluarkan bau-bau dan respons penciuman terhadap sekresi kelenjar perineum, urine, atau kotoran berbeda antara musang jantan dan betina.
Aktivitas menandai daerah teritorial dilakukan oleh musang dengan cara menggosokkan kelenjar perineum di suatu objek dan meninggalkan sekresi berupa aroma khas pada objek tersebut.
Dahulu musang merupakan hama yang merugikan pertanian karena hewan ini sering masuk ke ladang dan memakan buah serta sayuran yang sedang ditanam. Namun, saat ini satwa tersebut lebih sering dipelihara di rumah. Perawatan musang terbilang mudah, bahkan lebih mudah dari anjing dan kucing.
Sebelum merawat musang, Anda harus paham dengan karakteristik musang yang sudah dijelaskan tadi. Kemudian pilihlah jenis musang yang tepat, seperti musang bulan, musang rase, atau musang akar. Pilihlah musang yang masih muda berumur 2—3 bulan agar satwa lebih mudah dijinakkan.
Fakta Unik Musang
Dilansir dari Foresteract.com, Musang adalah hewan pengumpul dan pemburu.
Mereka mirip dengan kucing yang sering mengintai mangsa dari tempat persembunyian, kemudian jika sudah siap maka mereka akan menerkamnya.
Musang juga pergi dari pohon ke pohon untuk mencari buah atau menggali tanah untuk mencari cacing.
Mereka adalah pemanjat yang ahli dengan dibantu oleh cakar dan kaki belakang yang menggenggam dengan kuat.
Namun, karena ekornya yang tidak dapat memegang atau melingkar pada dahan pohon menjadikan mereka kurang gesit.
Oleh karena itu, hewan ini bergerak lebih lambat dan perlu memegang dahan untuk berpindah dari pohon ke pohon dibandingkan dengan cara melompat.
Aktif di Malam Hari
Musang termasuk dalam golongan hewan noktural atau lebih banyak aktif di malam dari dan beristirahat ketika siang hari.
Saat malam hari mereka akan pergi berkeliling untuk mencari makan dan kembali ke tempat tinggalnya atau mencari tempat yang nyaman ketika fajar sudah mulai terbit.
Namun, pola hidup mereka akan berubah jika telah didomestikasi atau dijinakkan. Mereka akan aktif di siang hari da tidur ketika makam hari.
Dapat Dilatih
Sejak ribuan tahun yang lalu, musang dijinakkan untuk bisa membantu pekerjaan manusia, misalnya berburu.
Bahkan karena musang bertubuh kecil dan bisa berjalan di tempat yang sempit menjadikannya dipercaya untuk membantu menarik kabel bawah tanah.
Selain itu, kecerdikannya juga digunakan untuk membantu berbagai pekerjaan di sektor kilang minyak, kru kamera, militer, hingga perusahaan telepon.
Bisa Membaca Pikiran
Dilansir dari Foresteract.com, terdapat beberapa jenis hewan yang mempunyai kemampuan bisa membaca pikiran seseorang.
Mereka bisa mengetahui bagaimana perasaan orang di sekelilingnya hanya melalui tatapan mata secara sekilas.
Jika seseorang merasa takut ketika bertemu, maka mereka akan menunjukkan dominasinya melalui desisan.
Bisa dipelihara
Walaupun tergolong hewan liar, ternyata musang juga bisa dijadikan sebagai hewan peliharaan dan dijinakkan.
Jika sudah jinak, maka mereka tidaklah berbahaya lagi.
Namun, kemungkinan terburuknya adalah mereka akan kembali menjadi ganas dan menggigit seseorang.
Inilah hal yang berbahaya karena bisa menjadi indikasi bahwa musang mengalami sakit rabies atau penyakit anjing gila. Oleh karena itu, perlakukanlah mereka dengan benar agar hal tersebut tidak terjadi.
Pilihan editor: Uniknya Kompetisi Balap Musang di Inggris