TEMPO.CO, Jakarta - Dyana Arum Nugraini adalah salah satu mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta atau UNY yang mengikuti proses wisuda pada awal September lalu. Bahkan, lulusan D4 Teknik Otomotif itu meraih gelar sarjana terapannya pada usia 21 tahun 1 bulan yang merupakan sarjana termuda pada wisuda angkatan itu.
“Saya masuk di bangku SMK tahun 2016 pada usia 13 tahun” kata Dyana dikutip dari laman UNY, Senin, 18 September 2023.
Alumni SMKN 2 Yogyakarta Jurusan Sipil tersebut mengaku masuk TK pada usia 4 tahun yang terbilang cukup muda. Sekolah di TK ini hanya bertahan selama 8 bulan karena ia langsung melanjutkan pendidikan di bangku SD.
“Awalnya orang tua ragu memasukkan ke SD karena umur yang belum mencukupi dan takut jika saya tidak bisa mengikuti proses pembelajaran di kelas. Namun dengan berjalannya pembelajaran, saya dapat menangkap materi yang dijelaskan dengan baik sehingga saya dapat naik kelas” kata Dyana.
Tertarik otomotif
Bidang otomotif adaah bidang yang umumnya diminati oleh kaum pria. Namun Dyana tertarik terhadap bidang ini karena melihat kakak laki-lakinya yang berkuliah di jurusan otomotif. Menurut dia, membongkar mesin motor, memasangnya dan seterusnya merupakan hal mengasyikkan.
Dari situ muncul rasa ketertarikan untuk berkecimpung dan mempelajari bidang otomotif. Dyana pun mendapat informasi bahwa di jurusan otomotif memiliki materi yang sangat kompleks dari proses teori, perancangan serta praktik langsung di lapangan.
Setelah lulus SMK, Dyana mulai mencari informasi terkait pendaftaran kuliah di UNY karena lebih tertarik pada proses pelajaran praktik. Ia pun memilih D4 Teknik Otomotif. “Selain meminta doa dari orang tua, saya juga terus belajar agar diterima di UNY” kata dia.
Pada 2019, Dyana pun mengikuti tes mandiri UNY hingga akhirnya diterima. “Hal yang saya tanamkan pada diri saya sebelum mengikuti tes, yang penting coba dulu dan usaha yang maksimal” ujarnya.
Dalam proses orientasi jurusan Otomotif D4 2019 yang mayoritas mahasiswanya laki-laki, Dyana mengaku tidak menjadi sebuah permasalahan. Sebab, dengan latar belakang dari SMK, ia dapat beradaptasi dengan cepat dengan lingkungan baru.
“Semakin berjalannya proses kuliah, saya merasa terbantu oleh teman-teman, mereka memberikan support, membantu, dan mengajari saya materi-materi yang belum saya pahami," kata Dyana.
Anak pasangan Tumidi dan Woro Supeni yang berprofesi sebagai petani pun mengikuti magang MSIB di PT INKA (Persero) Madiun. Saat magang itu, Dyana mendapat banyak ilmu, pengetahuan, dan relasi baru.
“Selama proses pelaksanaan magang saya juga mulai mengerjakan skripsi. Dapat diterima magang di PT INKA adalah suatu pengalaman luar biasa yang tidak terlupakan bagi saya” kata Dyana.
Dyana juga memanfaatkan waktunya dengan magang MSIB di PT Astra International Tbk, Sunter, Jakarta Utara selama lima bulan yang banyak memberikan wadah bagi mahasiswa untuk menuangkan ide kreativitas dan berinovasi. Di perusahaan ini, ia belajar tentang pengembangan pelatihan skill melalui training, project-project yang diberikan, materi yang disampaikan serta ilmu sosial.
Dyana pun menyelesaikan studinya dengan predikat Cum Laude dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3,66 dan tercatat sebagai wisudawan termuda jenjang D4. Setelah lulus, ia berharap mampu mengimplementasikan ilmu, pelajaran dan pengetahuan tersebut di dunia kerja sehingga dapat berbakti dan membanggakan orang tuanya dan berguna bagi orang lain. “Prinsip yang saya tanamkan yaitu optimis, berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa. Tidak peduli seberapa mustahil hal-hal yang terjadi, akan selalu ada kemungkinan di setiap ketidakmungkinan yang kita duga," ujarnya.
Pilihan Editor: Yabes Roni, Pemain Bali United Lulus Program Magister Kepelatihan Olahraga UNY