TEMPO.CO, Jakarta - Tiga tahun, Nindy Fachuli Jannah berjuang untuk mendapatkan beasiswa Global Korea Scholarship (GKS) untuk studi Magister. Meskipun mengalami dua kali kegagalan dalam seleksi GKS, berkat kedisiplinan dan tekadnya, kini Nindy telah sampai di negeri ginseng Korea Selatan. Ia berkuliah di Kongju National University untuk program Master of English Education.
Ketika masih duduk di kelas 12 Sekolah Menengah Atas (SMA), Nindy memang punya keinginan untuk melanjutkan studi di luar negeri. Namun, ia belum tahu pasti negara mana yang akan dituju.
Cerita Nindy bermula dari ajakan menonton drama Korea Sky Castle oleh seorang kawan. Drama ini mengisahkan tentang ambisi sekelompok orang tua untuk memasukan anak mereka ke kampus-kampus terbaik di Korea. Anak-anak mereka pun mengalami hari-hari yang padat. Mereka harus belajar, bimbingan, kelas tambahan sampai malam agar lolos ke universitas dambaan.
Keinginan Nindy untuk merasakan sendiri perkuliahan di Korea pun muncul. Ambisi itu kian membesar setelah menonton drama School 2017 yang juga bertemakan pendidikan di Korea. Drama ini menyuguhkan kondisi siswa di sebuah SMA, yang berjuang melawan tekanan akademis dan sosial.
"Ingin merasakan sistem pendidikan di Korea, di mana harus belajar sampai jam tidur kurang," kata Nindy pada Selasa, 3 Oktober 2023.
Nindy mengatakan ia melihat bahwa sistem pendidikan di Korea sangat kompetitif sehingga membuat para siswa saling bersaing. "Ingin merasakan, tapi waktu itu masih kelas 3, SMA, jadi hanya sekadar mimpi," kata dia.
Nindy pun menyimpan mimpinya itu, dengan harapan bisa terwujud suatu saat. Ia pun memulai kuliah Sarjana di Universitas Islam Indonesia (UII) pada 2017. Ia menjalani kuliah dengan sebaik mungkin, bahkan mendapatkan predikat Mahasiswa Berprestasi.
Suatu hari di semester akhir masa perkuliahannya, Nindy menonton tayangan di YouTube. Tiba-tiba muncul sebuah video tentang Beasiswa GKS. "Aku klik, aku nonton. Eh, kok tertarik. Jadi punya motivasi lagi untuk melanjutkan mimpi itu," ujarnya.
Nindy pun menonton beberapa video dan mengakses situs GKS untuk memperkaya informasi. Keputusan akhirnya, ia bertekad untuk melanjutkan studi Magister ke Korea, meskipun saat itu ia belum wisuda Sarjana.
Beasiswa GKS merupakan program beasiswa penuh yang dikelola oleh National Institute for International Education (NIIED), yakni lembaga eksekutif di bawah kementerian pendidikan Korea Selatan. Beasiswa ini diperuntukkan bagi mahasiswa internasional yang ingin kuliah di korea pada jenjang D2, S1, S2, dan S3.
NIIED menawarkan sejumlah benefit bagi para awardee. Tiket pesawat kelas ekonomi, tunjangan kedatangan, tunjangan bulanan, asuransi kesehatan, biaya pendukung riset, biaya pelatihan bahasa, makan dan biaya kuliah.
Gadis asal Sragen ini mulai menabung, mempersiapkan diri dan mengurus dokumen setelah mendapatkan restu dari orang tuanya. Namun, ia mengatakan bahwa persiapannya saat itu kurang maksimal. Lebih kurang hanya sekitar satu bulan.
Tahun 2021, Nindy mendaftar Beasiswa GKS dengan Surat Keterangan Lulus (SKL) yang ia punya. "Unfortunately, gagal," kata dia.
Tak mau menyerah begitu saja, Nindy makin tekun untuk mempersiapkan dirinya. Ia membulatkan tekad untuk mengikuti seleksi tahun depannya. Ia mulai belajar bahasa Korea dan semakin terpacu untuk mengenyam studi di sana.
Nindy juga mengikuti berbagai program dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi diri. Sembari menunggu pembukaan Beasiswa GKS yang hanya satu tahun sekali, Nindy juga melamar untuk beasiswa serupa. Sayangnya, pintu untuknya ke Korea masih belum terbuka.
Beasiswa GKS 2022 akhirnya dibuka dan Nindy memasukkan lamarannya. Lagi-lagi Nindy gagal studi ke Korea. Ia tak lolos sampai tahap akhir seleksi. "Di situ benar-benar down. Kayak gak mau coba lagi. Apa yang kurang? Apa yang salah?" ujar Nindy menyesali kegagalannya kala itu.
Meskipun demikian, Nindy tak benar-benar mau menyerah. Ia juga disemangati oleh keluarga dan teman-teman. Ia mempersiapkan diri dengan lebih matang, semaksimal yang dia bisa.
"Aku sudah setengah jalan. Masa mau berhenti begitu saja. Aku enggak mau menyerah, aku lanjutkan daftar," ujarnya.
Nindy putuskan untuk mendaftar kembali pada Beasiswa GKS 2023. Perjuangan Nindy pun berbuah hasil. Awal Juni, kabar baik datang padanya, ia lolos. Namun, ia harus menjalani kelas bahasa selama 4 sampai 5 jam sehari, dalam kurun waktu setahun. Nindy mengikuti kelas bahasa sejak awal September 2023. Artinya, ia akan mulai kuliah pada program studi English Education di Kongju National University, Korea pada 2024.
Nindy bercita-cita menjadi dosen. Ia berencana akan kembali ke Indonesia setelah bekerja di Korea selama beberapa tahun. "Aku bakal kembali ke Indonesia untuk menerapkan pengalaman dan ilmu yang aku dapatkan tadi," kata dia.
Pilihan Editor: Segera Daftar, Beasiswa INPEX untuk Kuliah S2 di Jepang Akan Tutup Bulan ini