TEMPO.CO, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Udaya (BEM Unud) menyatakan sangat malu atas kasus korupsi yang diduga dilakukan oleh rektornya. Rektor Unud bersama tiga tersangka lain saat ini ditahan di lapas kelas IIA Kerobokan, Bali dalam proses penyidikan.
"Kami sangat malu. Benar-benar malu, karena pimpinan tertinggi kampus kami malah terseret kasus korupsi," kata I Putu Bagus Padmanegara dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Udayana kepada Tempo pada Kamis, 12 Oktober 2023.
Padmanegara menyatakan bahwa BEM Unud telah meminta ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi atau Kemendikbudristek agar menunjuk pelaksana tugas. Permintaan ini telah diajukan ketika Rektor Unud I Nyoman Gde Antara ditetapkan sebagai tersangka, namun belum ditahan.
Namun, Kementerian Pendidikan belum mengabulkan permintaan tersebut. "Sebenarnya ini merupakan hal yang sangat menyedihkan. Setelah ditahan, baru ditunjuk Plt. Dari awal pun kami (BEM) sudah menyatakan kepada kampus untuk bersiap apabila rektor ditahan," tambah Padmanegara.
Selain itu, BEM juga berkali-kali menyampaikan pada para wakil rektor untuk melakukan upaya preventif. Hingga akhirnya, Kementerian Pendidikan pun menunjuk Ngakan Putu Gede Suardana sebagai Plt rektor.
"Saya rasa, mahasiswa pun senang dengan penahanan ini karena akhirnya ada kejelasan dari kasus ini, meskipun hanya penahanan untuk penyidikan. Namun, saya rasa lembaga sekaliber Kejati tidak akan main-main dengan kasus ini," ujar Padmanegara.
Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali mengambil kebijakan penahanan terhadap rektor guna mempermudah proses penyidikan. Rektor ditahan bersama tiga tersangka lain yakni IKB, IMY dan NPS. Kini, mereka mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kerobokan, Bali. Ketiganya menjadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi dana sumbangan pengembangan institusi atau SPI seleksi mahasiswa baru jalur mandiri.
Dalam hal ini, kata Padmanegara, yang harus dikedepankan adalah asas praduga tak bersalah. Namun di luar itu, ia mengatakan bahwa keempat tersangka layak untuk ditahan. Ia juga berharap agar rektor dan lainnya berani buka suara mengungkapkan nama-nama lain yang terlibat dalam kasus ini, jika ada.
BEM menginginkan adanya reformasi atas semua sistem di lingkungan Unud. Selain itu, juga menanti putusan vonis para tersangka serta sidang senat untuk menentukan siapa sosok rektor berikutnya. "Kami berharap mendapatkan rektor baru yang bersih, berintegritas, tidak arogan dan siap mengayomi mahasiswa," tutur Padmanegara.
Pilihan Editor: Sosok Mahasiswi Udinus yang Diduga Bunuh Diri di Kamar Indekos, Tingkat Akhir sedang Garap Skripsi