TEMPO.CO, Jakarta - Kecintaan Lidya Herina Avisa terhadap menulis membawanya melaju ke Belanda, lewat program Beasiswa Indonesia Maju atau BIM. Perempuan 18 tahun kelahiran Tangerang itu kini tengah menjalani studi di Wageningen University and Research Program Studi International Land and Water Management, Belanda.
Lidya kerap mengikuti dan memenangkan berbagai lomba pidato bahasa Inggris serta cipta puisi. Kepercayaan dirinya makin besar setiap mendapatkan pujian dari gurunya ketika masih sekolah. Ia lantas kian termotivasi untuk berkarya menulis puisi.
Lidya mengatakan ia selalu menyusun rangkaian kata dalam puisi dengan penuh perasaan dan menggunakan pilihan kata yang tepat. Meski begitu, ia kerap mengalami kesulitan kala mengikuti kompetisi. Namun, Lidya selalu menanamkan pada dirinya bahwa dukungan dan doa orang tua akan selalu melampaui kesulitannya.
“Setiap kali aku mengalami kegagalan, akan aku jadikan sebagai api semangat untuk berjuang lebih keras lagi,” ujar Lidya dikutip dari laman Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Senin, 23 Oktober 2023.
Buah karya Lidya dalam ajang kompetisi cipta puisi Insight Youth Education Festival 2021 terpilih untuk diterbitkan bersama karya penulis lain. Selain itu, ia menjadi salah satu penulis buku antologi puisi Menuju Puncak Hari Baru. Lidya juga pernah meraih medali perunggu Insight History Competition Tingkat Nasional 2021, medali perak Students Smart Competition 2022, hingga medali perak Indonesia School Competition Bidang Bahasa Inggris Tingkat Nasional 2022 dan masih banyak lagi.
Bertekad kuliah di luar negeri
Baca Juga:
Ayah Lidya, Heru Setiyawan sehari-hari bekerja sebagai satuan pengamanan di showroom mobil. Sementara ibunya, Inawati Limantara bekerja di bagian pusat panggilan atau call center toko obat herbal. Kedua orang tua Lidya berharap anaknya bisa mengukir prestasi dan meraih mimpi setinggi-tingginya. Mereka selalu mendukung dan memotivasi Lidya untuk terus meningkatkan prestasinya.
Harapan orang tua dan kerja keras Lidya untuk bisa meningkatkan prestasi saling melengkapi. Beragam prestasi lewat rangkaian kalimat dalam puisinya mengantarkan Lidya hingga akhirnya dapat kuliah di Negeri Kincir Angin.
Siaran langsung kanal YouTube Puspresnas mengenai sosialisasi BIM Program Persiapan Sarjana Luar Negeri Angkatan 2 menguatkan tekad Lidya untuk ikut. BIM Program Persiapan Sarjana Luar Negeri merupakan beasiswa yang diberikan oleh Kemendikbubristek melalui Puspresnas. Adapun tujuannya adalah mempersiapkan peserta didik berprestasi pada jenjang pendidikan menengah untuk memperoleh kesempatan pendidikan S1 di luar negeri.
Lidya pun mulai melengkapi seluruh persyaratan. Ia juga menjalani prosedur kurasi agar prestasinya bisa membukakan jalan untuk lolos BIM. Perjuangannya pun membuahkan hasil, Lidya diumumkan sebagai salah satu peserta. Ia mengikuti berbagai persiapan dan pembekalan.
Kini, Lidya berstatus sebagai mahasiswa aktif di Wageningen University Research di Program Studi Earth and Marine Sciences. Ia memilih program studi tersebut untuk mendalami riset sejarah dan budaya.
“Kombinasi aspek sosial dan teknis. Jurusanku belajar sejarah juga dan mengedepankan riset di mana kita harus terbiasa dengan literasi," kata Lidya.
Menurut Lidya, keputusasaan dan kegagalan adalah hal yang niscaya terjadi. Namun, doa dan harapan tidak akan pernah menghilangkan semangat untuk terus mencoba. ”Jika kamu merasa gagal sepuluh kali, maka bangkitlah sebelas kali. One day or day one,” ujarnya.
Pilihan Editor: Siap-Siap untuk Daftar Beasiswa Penuh S2 di Swedia, Ada Tunjangan Bulanan Rp 17 Juta