TEMPO.CO, Jakarta - Nurhasanah, merupakan srikandi di tim Tawang Alun dari Universitas Jember (Unej) yang mengikuti Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) kategori prototipe kelas MPD Diesel sebagai pengemudi. Alumni SMAN 3 Batam ini memberikan warna dalam ajang talenta KMHE 2023.
Lahir di Batam 2 Maret 2023, saat ini ia merupakan mahasiswi semester lima jurusan Teknik Mesin Universitas Jember. Nur sapaan akrabnya bercerita, sejak duduk di semester tiga, dirinya sudah tertarik dengan komunitas mobil hemat energi Tawang Alun.
Ia kagum dengan prestasi-prestasi yang telah ditorehkan tim Tawang Alun. Tim itu di antaranya masuk lima besar nasional dan meraih waktu terbaik pada Indonesia Energy Marathon Challenge (IEMC) 2013, juara 2 IEMC 2014, juara 2 prototipe bensin KMHE 2015, juara 3 KMHE 2016, juara 1 prototipe diesel KMHE 2018, dan juara 3 prototipe KMHE 2019.
“Waktu itu ada open recruitment di jurusan Teknik Mesin salah satunya Club Mobil Irit Tawang Alun. Nah, saya tertarik dengan Tawang Alun karena telah terekam prestasi-prestasinya dari tahun ke tahun. Itu yang membuat hati saya tergerak dan yakin untuk bergabung dengan tim Tawang Alun,” ungkap Nur dilansir dari Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi pada Ahad, 12 November 2023.
Nur mengatakan selama hampir setahun ia belajar mengemudikan mobil hemat energinya. Hingga saat ini, ia sudah mengikuti tiga perlombaan yaitu KMHE 2022; Shell Eco-Marathon 2023 di Sirkuit Internasional Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB); dan KMHE 2023.
Oleh karena itu, ia merasa bangga dengan capaiannya apalagi mengikuti KMHE tahun ini yang diselenggarakan di Sirkuit Carnaval Ancol. “Perasaan saya pastinya bangga karena saya mampu mengikuti perlombaan ini. Saya dapat membuktikan bahwa semua orang memiliki kesempatan yang setara untuk berpartisipasi dalam perlombaan sesuai kemampuan dan minat masing-masing,” katanya.
Tahun ini tim Tawang Alun kembali membawa mobil kategori prototipe mereka setelah pada berhasil meraih juara 2 pada KMHE 2022 di Surabaya. Nur mengaku bahwa pengalaman mengemudikan mobil hasil rakitan sendiri ini sangat berkesan, meskipun ada keterbatasan pada jarak pandang dan radius putar saat mengemudi.
Menurut dia, berat pengemudi turut berpengaruh terhadap mobil yang dikendarai. “Berat pengemudi berpengaruh terhadap efektivitas laju kendaraan karena semakin berat pengemudi maka akan semakin berat pula beban yang diberikan terhadap kendaraan tersebut. Akibatnya, kendaraan akan melaju lebih lambat dibandingkan dengan pengemudi yang lebih ringan,” jelasnya.
Untuk berat pengemudi, kata Nur, sudah ada ketentuan yang berlaku di perlombaan KMHE. Untuk kategori prototipe konsep dengan berat pengemudi minimal 50 kilogram dan untuk kategori urban konsep dengan berat pengemudi minimal 70 kilogram.
KMHE merupakan kompetisi merancang kendaraan yang berfokus pada penghematan bahan bakar di skala nasional yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas). Tahun ini KMHE diselenggarakan secara luring pada 27 Oktober hingga 3 November di Area Carnaval Ancol. Peserta terdiri dari 60 tim, dengan total 600 peserta yang berasal dari 42 perguruan tinggi di Indonesia.
Dukungan orang tuanya yaitu Abdul Aziz dan Patimah Dalimunte sangat membantu Nur. Teman-teman dan kakak tingkatnya juga membantu dalam meningkatkan kepercayaan dirinya mengikuti perlombaan. “Saya jadi percaya diri berkat orang-orang terdekat saya. Saya senang menjadi bagi dari tim ini,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nurhasanah yang mempunyai cita-cita menjadi software engineer profesional ini mempunyai harapan besar bersama Tim Tawang Alun untuk beberapa tahun mendatang. “Harapan saya ke depan bersama Tim Tawang Alun dapat menciptakan mobil dengan konsumsi bahan bakar seminimal mungkin dan mendapatkan juara di kompetisi nasional maupun internasional di tahun berikutnya,” ujar Nur.
Dia berpesan agar para mahasiswa bisa fokus dalam menggapai cita-cita. "Tetap fokus dan semangat dalam mengejar impianmu karena siapa yang bersungguh-sungguh dia akan berhasil,” katanya.
Pilihan Editor: 10 Tahun Direhabilitasi, Cici Orangutan Berusia 19 Tahun Kembali ke Hutan Kalimantan