Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi Cisco Soroti Kesenjangan dalam Kesiapan Perusahaan terhadap AI

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Ilustrasi kecerdasan buatna. towardscience.com
Ilustrasi kecerdasan buatna. towardscience.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil penelitian AI Readiness Index Cisco yang dirilis Kamis, 16 November 2023, mengungkap hanya 20 persen dari organisasi di Indonesia yang sepenuhnya siap untuk menerapkan dan memanfaatkan teknologi yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI). 

Penelitian yang mensurvei lebih dari 8.000 perusahaan dunia ini dikembangkan sebagai respons terhadap percepatan pengadopsian AI yang berdampak kepada hampir semua bidang bisnis dan kehidupan sehari-hari. Laporan ini menyoroti kesiapan perusahaan untuk menggunakan dan menerapkan AI, menunjukkan kesenjangan kritis di semua pilar bisnis utama dan infrastruktur yang memberikan risiko serius dalam waktu dekat. 

“Ketika perusahaan bergegas menerapkan solusi-solusi AI, mereka harus menilai di mana investasi dibutuhkan untuk memastikan infrastruktur mereka bisa mendukung permintaan dari beban kerja AI,” kata Liz Centoni, Executive Vice President dan General Manager, Applications and Chief Strategy Officer, Cisco, dalam keterangannya, Kamis. “Organisasi juga harus bisa mengobservasi dengan konteks bagaimana AI digunakan untuk memastikan ROI, keamanan dan terutama tanggung jawab.” 

Penelitian baru ini menemukan bahwa pengadopsian AI berkembang secara lambat selama puluhan tahun, namun kemajuan Generative AI, yang tersedia untuk umum pada tahun lalu, mendorong perhatian lebih besar terhadap tantangan, perubahan dan peluang baru yang dimunculkan oleh teknologi ini. 

Meskipun 89 persen responden yakin bahwa AI akan memiliki dampak signifikan terhadap operasional bisnis mereka, AI juga akan menimbulkan masalah baru dalam hal privasi dan keamanan data. Hasil temuan dari Index ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan menghadapi tantangan paling besar dalam pemanfaatan AI bersama dengan data mereka. Bahkan, 76 persen responden mengakui bahwa hal ini terjadi karena data terkotak-kotak di dalam organisasi mereka. 

Namun, ada juga berita positif. Penemuan dari Index ini mengungkap bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia mengambil banyak langkah proaktif untuk bersiap menghadapi masa depan yang terpusat pada AI.  

Ketika berbicara tentang pengembangan strategi AI, 99 persen dari organisasi sudah memiliki strategi AI yang kuat atau dalam proses untuk mengembangkan strategi tersebut. Lebih dari dua pertiga (86 persen) organisasi diklasifikasikan sebagai Pacesetter atau Chasser (sepenuhnya siap/cukup siap), dan tidak ada yang masuk dalam kategori Laggards (tidak siap). Ini mengindikasikan level fokus yang signifikan dari eksekutif di tingkat direksi (C-Suite) dan pemimpin IT. 

Hal ini mungkin didorong oleh fakta bahwa semua responden menyatakan bahwa urgensi untuk menerapkan teknologi AI di dalam organisasi mereka telah meningkat dalam enam bulan terakhir, dengan infrastruktur IT dan keamanan siber dilaporkan sebagai bidang yang menjadi prioritas utama untuk penerapan AI. 

Temuan Utama

Di samping hasil temuan nyata bahwa secara keseluruhan, hanya 20 persen  perusahaan yang merupakan Pacesetters (sepenuhnya siap), penelitian ini juga mengungkapkan bahwa 29 persen  perusahaan di Indonesia dianggap Laggards (tidak siap) dengan tingkat kesiapan hanya 1 persen , atau Followers (kesiapan terbatas) di 28 persen. Beberapa dari penemuan yang paling signifikan termasuk:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

•Urgensi
68 persen  dari responden di Indonesia yakin bahwa mereka memiliki maksimal satu tahun untuk mengimplementasikan strategi AI sebelum organisasi mereka mulai merasakan dampak negatif bisnis yang signifikan 

•Strategi
Lebih dari tiga perempat (86 persen) organisasi dikategorikan sebagai Pacesetters atau Chasers, dan tidak ada yang berada di kategori Laggards. Selain itu, 99 persen organisasi sudah memiliki strategi AI yang sangat jelas, atau sedang dalam proses untuk mengembangkan strategi tersebut, yang merupakan sinyal positif, namun menunjukkan ada lebih banyak hal yang harus dilakukan.

•Infrastruktur
Jaringan tidak siap untuk memenuhi beban kerja AI. 95 persen bisnis di dunia sadar bahwa AI akan meningkatkan beban kerja infrastruktur, namun di Indonesia 47 persen organisasi menganggap infrastruktur mereka sangat skalabel. Sementara (35 persen ) mengindikasikan bahwa mereka memiliki skalabilitas terbatas atau tidak skalabel sama sekali dalam menjawab tantangan AI baru dalam infrastruktur IT mereka. Untuk mengakomodasi permintaan meningkat akan daya dan komputasi AI, lebih dari enam dari 10 (65 persen) perusahaan akan membutuhkan data center graphics processing units (GPU) lebih besar untuk mendukung beban kerja AI saat ini dan di masa datang. 

•Data
Organisasi tidak bisa mengabaikan pentingnya memiliki data yang ‘siap AI.’  Meskipun data berfungsi sebagai tulang punggung yang dibutuhkan untuk operasional AI, data juga merupakan area dengan kesiapan paling lemah, yakni memiliki jumlah Laggards terbesar (5 persen) dibandingkan dengan pilar-pilar lain. Sebanyak 78 persen  dari semua responden mengklaim sampai batas tertentu data mereka terkotak-kotak (siloed) atau terfragmentasi dalam organisasi mereka. 

•Tenaga Kerja
Kebutuhan akan keterampilan AI menunjukkan adanya kesenjangan digital era baru. Dewan Direksi dan Tim Kepemimpinan adalah yang paling mungkin merangkul perubahan yang dibawa oleh AI, dengan masing-masing 80 persen  menunjukkan penerimaan yang tinggi atau sedang. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk melibatkan manajemen tingkat menengah di mana 16 persen  memiliki penerimaan yang terbatas atau tidak sama sekali terhadap AI, dan di antara karyawan karena hampir sepertiga (31 persen ) organisasi melaporkan bahwa kesediaan karyawan untuk mengadopsi AI terbatas atau bahkan menolaknya.

•Tata Kelola
Awal yang lambat dalam pengadopsian kebijakan AI. Sebanyak 67 persen  dari organisasi melaporkan bahwa mereka tidak memiliki kebijakan AI menyeluruh, area yang harus ditangani saat perusahaan mempertimbangkan dan menentukan semua faktor yang memberikan risiko yang menggerus keyakinan dan kepercayaan.

•Budaya
Sedikit persiapan, namun bermotivasi tinggi untuk menjadikannya prioritas. Pilar ini memiliki jumlah Pacesetter terendah (7 persen) dibandingkan dengan kategori lainnya yang sebagian besar didorong oleh fakta bahwa 7 persen  perusahaan belum membuat rencana manajemen perubahan dan dari mereka yang telah melakukannya, 69 persen masih dalam proses.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

21 jam lalu

Ilustrasi pria bertubuh tinggi dan pendek. shutterstock.com
Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.


Apple Kebut Pengembangan AI Model Bahasa Besar untuk Iphone

23 jam lalu

Gambaran artistik iPhone 16 dan tombol Capture. Gsmarena.com
Apple Kebut Pengembangan AI Model Bahasa Besar untuk Iphone

Apple dikabarkan sedang mengembangkan sistem AI dengan model bahasa besar (LLM) untuk mengaktifkan fitur Device Generative AI di perangkatnya.


Qualcomm Meluncurkan Snapdragon X Plus

1 hari lalu

Ilustrasi Qualcomm Snapdragon X Elite. (Qualcomm)
Qualcomm Meluncurkan Snapdragon X Plus

Qualcomm merilis chip terbaru mereka bernama Snapdragon X Plus untuk performa di laptop dengan dukungan kecanggihan AI


Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

1 hari lalu

Kelinci yang menjadi alat uji ilmiah. shutterstock.com
Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:


Bahas Pengembangan AI, Microsoft Diagendakan Bertemu Empat Perusahaan Raksasa Teknologi

1 hari lalu

Ilustrasi Logo Microsoft. REUTERS/Dado Ruvic
Bahas Pengembangan AI, Microsoft Diagendakan Bertemu Empat Perusahaan Raksasa Teknologi

Microsoft menyusun agenda pertemuan untuk membicarakan artificial intelligence atau AI bersama para eksekutif raksasa teknologi di Korea Selatan.


Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

2 hari lalu

Ilustrasi Logo Meta. REUTERS/Dado Ruvic
Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.


Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model AI Kecil dengan Kemampuan Besar

2 hari lalu

Logo Microsoft terlihat di Los Angeles, California A.S. pada Selasa, 7 November 2017. (ANTARA/REUTERS/Lucy Nicholson/am.)
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model AI Kecil dengan Kemampuan Besar

Microsoft luncurkan model bahasa AI kecil, Phi-3 Kemampuannya setara dengan teknologi pintar yang dilatih penuh.


Deepfake Ancam Bisnis di Indonesia, Tren Penggunaannya Meningkat Berkat AI

3 hari lalu

Founder and Group CEO VIDA, Niki Luhur, saat diwawancarai perihal bahaya teknologi deepfake terhadap keamanan bisnis di Indonesia, Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Deepfake Ancam Bisnis di Indonesia, Tren Penggunaannya Meningkat Berkat AI

Teknologi deepfake meningkat pesat. Salah satunya dipicu oleh hadirnya kecerdasan buatan alias AI.


DANA Gandeng Microsoft untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja Berbasis AI dengan GitHub Copilot

3 hari lalu

Developer DANA mempercepat proses coding dengan Github Copilot dan Copilot Chat (DANA-Microsoft)
DANA Gandeng Microsoft untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja Berbasis AI dengan GitHub Copilot

Sejak Februari 2024, hampir 300 developer DANA telah menggunakan GitHub Copilot dalam pekerjaan sehari-hari


Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

4 hari lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.