TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pendidikan Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Ahmad Zainul Hamdi mengatakan pihaknya menghadirkan Universitas Islam Siber (Cyber Islamic University) untuk membantu para guru madrasah di berbagai daerah yang terkendala akses perkuliahan. Program itu memberi kesempatan bagi guru madrasah untuk melanjutkan ke perguruan tinggi karena perkuliahan sepenuhnya dilakukan berbasis digital.
"Kampus ini menyediakan perkuliahan berbasis digital yang bisa diakses sivitas akademikanya di mana saja mereka berada. Bahkan, seluruh pelayanan di kampus ini diprogram khusus sejak pendaftaran hingga tuntas lulus dilakukan secara digital," ujar Ahmad dalam keterangannya, Kamis, 16 November 2023.
Saat ini, program itu telah hadir di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, Jawa Barat. Kampus siber ini dibangun salah satunya berdasarkan hasil benchmark kepada Universitas Hankuk di Seoul Korea Selatan yang menjadi salah satu kampus bergengsi dalam perkuliahan sibernya.
Alasan hadirnya program
Menurut Ahmad, program ini hadir untuk memberikan afirmasi pendidikan bagi guru madrasah untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuannya. Ia menyebut guru-guru madrasah di pelosok daerah membutuhkannya, diantaranya mereka yang berada di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar.
Kebanyakan, kata Ahmad, mereka kesulitan berkuliah lantaran terkendala jarak geografis, akses hingga biaya. Padahal mereka umumnya telah mengabdi di madrasah atau pesantren selama bertahun-tahun.
Ahmad menargetkan program ini bisa menjangkau guru-guru di pelosok negeri dan memberikan akses kepada pekerja migran Indonesia (PMI) yang berkeinginan untuk berkuliah dalam bidang agama. "Ini kita siapkan. Melalui perkuliahan jarak jauh, kampus ini bisa memberikan kuliah bagi ribuan mahasiswa dari berbagai wilayah namun kualitas tetap terkontrol," ujarnya.
Di IAIN Syekh Nurjati ada 9 studio dengan perangkat teknologi yang sangat mendukung pembelajaran jarak jauh. Untuk memastikan program ini berjalan baik, beberapa profesor dari Universitas Hankuk juga sudah melihat langsung di kampus itu.
Kampus yang akan bernama Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC) ini telah berjalan sejak 2 tahun lalu dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan ditargetkan pada pertengahan 2024 seluruh layanannya serba digital.
Pilihan Editor: SK Inpassing Terbit, Guru Madrasah Non-ASN Kini Bisa Miliki Tunjangan Layaknya ASN