TEMPO.CO, Jakarta - Untuk pertama kalinya, badan antariksa AS (NASA) dan India (ISRO) bekerja sama mengembangkan perangkat keras untuk misi pengamatan Bumi. Kedua badan Antariksa itu sedang melakukan sentuhan akhir pada satelit NASA-ISRO Synthetic Aperture Radar (NISAR).
Setelah diluncurkan pada tahun 2024, NISAR akan terus memindai permukaan bumi dengan radar. Salah satu tujuan utamanya adalah melacak bagaimana lanskap planet kita berubah seiring waktu, menurut pernyataan NASA.
Setiap 12 hari, NISAR akan memindai seluruh daratan dan permukaan es sebanyak dua kali. Satelit tersebut berisi dua sistem radar aperture sintetis (SAR) yang berbeda, masing-masing mengamati Bumi dengan panjang gelombang berbeda.
NASA sedang mengembangkan SAR L-band, sedangkan ISRO sedang mengembangkan SAR S-band, yang memindai dengan gelombang radio dengan panjang gelombang lebih pendek.
“Teknologi radar pada NISAR akan memungkinkan kita mendapatkan perspektif menyeluruh tentang planet ini dalam ruang dan waktu,” kata Paul Rosen, ilmuwan proyek NISAR di Jet Propulsion Laboratory NASA di California Selatan, dalam pernyataannya sebagaimana dikutip Livescience, 1 Desember 2023.
“Ini bisa memberi kita pandangan yang benar-benar dapat diandalkan tentang bagaimana daratan dan es di bumi berubah,” tambahnya.
Secara khusus, NISAR akan fokus pada hutan dan lahan basah di bumi. Para ilmuwan iklim sangat tertarik pada kedua jenis ekosistem tersebut, karena hutan dan lahan basah berfungsi sebagai penyerap karbon yang penting, menyimpan karbon yang mungkin melayang di atmosfer sebagai karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya.
Namun ketika para petani membakar hutan untuk membuka lahan pertanian baru atau ketika kota-kota berkembang menjadi lahan basah, dan ketika kedua jenis lahan tersebut menyusut, kita mengurangi jumlah karbon dioksida yang dapat disimpan oleh hutan. Perubahan penggunaan lahan seperti ini menyumbang sekitar 11 persen emisi karbon kita, kata para ilmuwan.
“Secara global, kita tidak memahami dengan baik sumber dan serapan karbon dari ekosistem darat, khususnya dari hutan,” kata Anup Das, ilmuwan ekosistem dan salah satu ketua tim sains NISAR ISRO. “Jadi kami berharap NISAR akan sangat membantu mengatasi hal tersebut.”
NISAR akan diluncurkan mulai awal tahun 2024 dari Satish Dhawan Space Center ISRO di India selatan.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.